Sebuah situasi mungkin sudah lewat, sebuah kejadian dapat saja sudah terlampui, atau suatu peristiwa belum terjadi tetapi bagi orang-orang dengan type ciri past-future oriented ini bisa terus menerus mengalami depresi dan cenderung berpikiran negatif
Kita adalah yang dipikirkan. Kita semua bangkit dengan pikiran. Kita sedini mungkin harus menyeleksi pikiran-pikiran yang masuk dan keluar. Banyak waktu terbuang percuma karena memikirkan hal-hal yang membuat kita tidak bisa bergerak bebas.
Memikirkan kejadian-kejadian di masa lampau, memikirkan keadaan-keadaan masa datang yang tidak pasti. Kita terlalu fokus pada masa lampau dan terbebani dengan masa yang akan datang, namun lupa hari ini.
Mengapa hal in terjadi ?
Jawabnya sederhana , “pikiran”. Ya pikiran kita sendiri yang harus diperbaiki. “Tidak diragukan lagi . kita akan menjadi seperti apa yang kita banyangkan, “ (Claudie M Brsitol.
“Pikiranlah yang membuat baik jadi jelek, bahagia jadi sengsara, kaya jadi miskin.” (EdmunSpencer)
1. Apa yang anda pikirkan, anda akan percaya ;
2. apa yang anda percaya , anda akan mencipta;
3. dan apa yang anda cipta ; anda akan hidup dengannya.
Jika sedih bersifat ekternal, duka bukanlah jadi penyebab, tetapi penafsiran. Maka anda dapat membatalkan penafsiran setiap saat. (Marcus Aurelius).
Kita adalah manusia yang hidup di dunia yang penuh peristiwa. Tetapi peristiwa tidak penting. Yang penting bagaimana mengintreprestasikan peristiwa (Anthony Robbins)
Hidup adalah sebuah skenario yang kita ciptakan sendiri. Kitalah yang mengintreprestasikan hidup itu. Mungkin kita akan membantahnya. Itu jikalau anda (You), tetapi bukan begitu untukku. Andalah yang selalu membuat hikmah, tetapi sayalah yang mengalaminya sendiri. Keyakinan dan intrepestasi anda akan menjadi kenyataan, kalau nada meyakini suatu peristiwa adalah akhir dari segalanya.
Bila anda meyakini sebaliknya bahwa suatu peristiwa hanyalah sebuah peristiwa, dan tidak ada kaitannya dengan diri anda, maka pandangan seperti ini akan mennentramkan diri anda. Sebuah intrepestasi biasanya berawal dari sebuah keyakinan.
Ada yang menyatakan bahwa cinta itu nikmat, namun ada yang menyatakan bahwa itu sebuah penderitaan.
Jagalah pikiran anda dan keyakinan-keyakinan anda karena disitulah awal mula intreprestasi dan tindakan anda. Fokuslah kepada hal-hal yang menyenangkan dan baik bagi anda.
Sumber : Gagal itu indah, Yusran pora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar