Kita andaikan seperti halnya landasan pesawat, semakin besar dan semakin panjang landasan yang dibuat, akan semakin besar pula pesawat yang bisa mendarat. Begitu pula dengan pertolongan Allah, semakin meningkat keimanan dan ketaatan kita, maka semakin memudahkan mendaratnya pertolongan Allah kepada kita.
Sebenarnya mudah untuk mendapatkan pertolongan Allah. Dalam logika manusia telah kita ketahui ada hukum sebab akibat. Cara paling jitu adalah selalu taat dan ingat kepada-Nya. Jadi kita berusaha untuk menyiapkan diri dan melakukan perubahan diri agar pertolongan allah semakin cepat datang dan semakin besar besar bentuknya.
Siapakah yang dapat menjadi sandaran orang yang sadang mengalami kesedihan ? Kepada siapakah orang yang mengalami kesulitan, meminta pertolongan ? Siapakah tempat bergantung dan tempat meminta bagi seluruh manusia? Hanya Allah jawabannya. Allah tiada Tuhan selain Dia.
Kita boleh berdoa kepada Allah, kita mempunyai hak untuk meminta kepada-Nya baik saat sulit maupun saat mudah, kala senang atau saat sedih. Kita bisa memohon kepada-Nya kapan saja. Saat itu akan datang pertolongan-Nya dan segera sampai bantuan-Nya.
Allah akan senang kalau kita sebagai hamba ingat kepada-Nya dalam semua kondisi baik senang maupun susah.
Allah akan membantu dan memberikan lebih banyak rahmat dan rejeki.
Hanya Allah yang mampu menyelamatkan orang yang akan tenggelam, menolahk sesuatu yang tidak seharusnya terjadi, membantu orang yang terkena cobaan, menolong orang yang ternniaya, memberi petunjuk orang yang tersesat, menyembuhkan orang sakit, dan melepaskan seseorang dari kesulitan yang dihadapinya.
Anda dapat bermunajat, menyebut nama-Nya, berdoa dan mengahrap kepada-Nya. Orang yang tiada henti berdoa, maka kesedihannya akan luntur, duka cita akan terhapus. Setiap tali akan putus, kecuali tali-Nya. Setiap pintu akan tertutup, kecuali pintu-Nya. Allah akan memberikan apa yang diminta oleh orang yang meminta.
Dalam lingkungan manusia, pembantu yang taat menjalankan perintah majikan, tentu berharap bahwa ketaatannya itu akan mendapatkan imbalan memadai dari majikannya. Majikan yang baik tnetu akan senang hati memberikan imbalan kepada pembantu yang patuh itu.
Itu hanya logika manusia, dan Allah terbebas dari logika manusia. Allah Yang Maha Pemurah tentu akan memberikan yang jauh lebih banyak. Mudah bagi Allah, memberikan apa yang diminta manusia, tanpa mengurangi sedikitpun KeMahakuasaan Allah. Kalau kita lebih patuh dengan perintah-Nya, maka kita akan jauh lebih mudah mendapatkan pertolongan-Nya.
Rasulullah SAW, bersabda “ Segala sesuatu yang menimpa seorang mukmin, hingga itu hanya berupa duri yang mengenainya, Allah akan menuliskan dengan musibah itu berupa satu kebaikan baginya atau Allah akan hapuskan dengan musibah itu satu kesalahannya”. (Muttafaq Alaih).
Musibah bagi seorang muslim merupakan penyuci dosa dan kesalahan-kesalahannya. Berawal dari hal tersebut tentunya wajib bersyukur kepada Allah.
Sungguh dalam gulitanya waktu malam, dekat sekali dengan terbitnya fajar. Musibah selalu membawa rahmat yang banyak. Rahmat ini terkadang tidak diketahui oelh sebagian orang, hanya orang-orang pandai daja yang dapat mengetahuinya.
Sabda Rasulullah SAW, “ Ketahuilah bajwa kemenangan itu bersama dengan kesabaran, keleluasaan itu bersama dengan adanya kegelisahan dan sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan.” (HR at-Tirmidzi).
Jika saja balasan bagi orang yang mendapat musibah itu hanya berupa pahala di akhirat, niscaya hal it sudah cukup. Akan tetapi, setiap musibah terjadi, selalu disertai rahmat Allah, dan kita menerimanya dengan sabar dan ridha.
Sumber : dari beberapa sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar