*****Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yg sabar.(Qs.Al-Baqarah 2 : 155).*****Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga , padahal (cobaan) belum datang kepadamu seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yg beriman bersamanya , berkata, 'kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah , sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.(Qs.Al-Baqarah 2 : 214). *****Dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan , agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati.(Qs.Al-An'am 6 : 42). *****Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yg baik-baik dan (bencana) yg buruk-buruk, agar mereka kembali (kepda kebenaran). (Qs. Al-A'raf 7 : 168). *****Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yg apabila disebut nama Allah gemetar hatinya , dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yg melaksanakan shalat dan yg menginfakkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yg benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yg mulia. (Qs.An-anfal 8 : 2-4). *****Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yg berjihad diantara kamu dan tidak mengambil teman yg setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yg kamu kerjakan. (Qs. At-Taubah 9 : 16) *****Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yg sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Qs. Al-Anbiya 21 : 35). *****Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh , Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yg dusta. (Qs. Al-'Ankabut 29 : 2-3)

Selasa, 24 Februari 2009

Kebahagiaan menahan marah

Saudaraku , kemarahan dan juga permusuhan adalah salah satu ancaman paling besar yang merusak kebahagiaan manusia. Selagi api amarah berkobar, maka seseorang akan menjadi buta dan tuli untuk mendengarkan kebaikan. Jika amarah dipendam karena ketidakmampuan untuk melampiaskan, maka amarah akan berbalik ke batinnya, mendekam didalamnya dan menjadi penyakit baru yaitu dengki. Dengki adalah buah dari amarah, sedangkan iri merupakan buah dari dengki.

Rasulullah pernah bersabda, yang artinya ,”Barang siapa menahan amarah padahal dia sanggup untuk melampiaskannya, maka Allah memanggilnya diatas kepala para makhluk (pada hari kaiamat), hingga Dia menyuruhnya untuk memilih bidadari dari manapun yang dia kehendaki “, (Hr Tirmidzi, Ibn Majah dan Ahmad).

Pada dasarnya, tabiat manusia yang beragam: keras dan tenang, cepat dan lambat, bersih dst, berhubungan erat dengan keteguhan dan kesabarannya saat berinteraksi dengan orang lain. Orang yang memiliki keteguhan iman akan menyelurusi lorong-lorong hati orang lain dengan respon pemaaf, tenang, dan lapang dada.

Saudaraku , setiap kita pasti pernah merasakan kesulitan , setiap persoalan datang silih berganti. Dari sinilah bibit-bibit kemarahan kadang muncul. Oleh karena itu, kita diperintahkan al-Qur’an untuk mencari tempat berlindung dari marah, iri hati, dengki dan kedengkian orang lain kepada diri kita. Karena akibat kemarahan, kedengkian akan menjalar kepada perilaku kita keseharian. Kemarahan adalah penghalang utama jalan menuju kebahagiaan, sesungguhnya kemarahan, sakit hati bertentangan dengan kebahagiaan, laksana virus yang melumpuhkan daya tahan tubuh kita.

Kemarahan adalah salah satu bentuk emosi negatif. Energi negative ini akan menurunkan frekuensi getaran kita, dan membuat kita akan semakin terjerumus kedalam rasa gelisah, sesak. Semua in akan menyebabkan rasa sakit dalam tubuh.Emosi-emosi ini dengan mudah akan menghambat aliran energi positif kedalam kehidupan kita dan hanya akan menarik energi negatif lebih banyak lagi.

Menurut riwayat, ada seorang Badwi datang menghadap Rasulullah S.A.W. dengan maksud ingin meminta sesuatu pada beliau.
Beliau memberinya, lalu bersabda, "Aku berbuat baik padamu."
Badwi itu berkata, "Pemberianmu tidak bagus."
Para sahabat merasa tersinggung, lalu mengerumuninya dengan kemarahan. Namun, Nabi memberi isyarat agar mereka bersabar.
Kemudian, Nabi S.A.W. pulang ke rumah. Nabi kembali dengan membawa barang tambahan untuk diberikan ke Badwi. Nabi bersabda pada Badwi itu, "Aku berbuat baik padamu?"
Badwi itu berkata, "Ya, semoga Allah membalas kebaikan Tuan, keluarga dan kerabat."

Keesokan harinya, Rasulullah S.A.W. bersabda kepada para sahabat, "Nah, kalau pada waktu Badwi itu berkata yang sekasar engkau dengar, kemudian engkau tidak bersabar lalu membunuhnya. Maka, ia pasti masuk neraka. Namun, karena saya bina dengan baik, maka ia selamat."

Rasulullah S.A.W. memberikan contoh kepada kita tentang berlapang dada. Pada saat itulah, beliau S.A.W. ingin menunjukkan pada kita bahwa kesabaran dan lapang dada lebih tinggi nilainya daripada harta benda apa pun.

Adakalanya, Rasulullah S.A.W. juga marah. Namun, marahnya tidak melampaui batas kemuliaan. Itu pun ia lakukan bukan karena masalah pribadi. Melainkan, karena menjaga kehormatan agama Allah.

Rasulullah S.A.W. bersabda, "Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa), dan memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam)." (HR. Bukhari)

Sabdanya pula, "Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, pengutuk, kata-katanya keji dan kotor." (HR. Turmudzi).

Bagi orang yang imannya telah tumbuh dengan suburnya dalam dadanya. Maka, tumbuh pula sifat-sifat jiwa besarnya. Subur pula rasa kesadarannya dan kemurahan hatinya. Kesabarannya pun bertambah besar dalam menghadapi sesuatu masalah. Tidak mudah memarahi seseorang yang bersalah dengan begitu saja, sekalipun telah menjadi haknya.

Dari Abdullah bin Shamit, Rasulullah S.A.W. bersabda, "Apakah tiada lebih baik saya beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah meninggikan gedung-gedung dan mengangkat derajat seseorang?"
Para sahabat menjawab, "Baik, ya Rasulullah."
Rasulullah saw bersabda, "Berlapang dadalah kamu terhadap orang yang membodohi kamu. Engkau suka memberi maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu. Engkau suka memberi kepada orang yang tidak pernah memberikan sesuatu kepadamu. Dan, engkau mau bersilaturahim kepada orang yang telah memutuskan hubungan dengan engkau." (HR. Thabrani).

Sabdanya pula, "Bahwasanya seorang hamba apabila mengutuk kepada sesuatu, naiklah kutukan itu ke langit. Lalu, dikunci pintu langit-langit itu buatnya. Kemudian, turunlah kutukan itu ke bumi, lalu dikunci pula pintu-pintu bumi itu baginya. Kemudian, berkeliaranlah ia kekanan dan kekiri. Maka, apabila tidak mendapat tempat baru, ia pergi kepada yang dilaknat. Bila layak dilaknat (artinya kalau benar ia berhak mendapat laknat), tetapi apabila tidak layak, maka kembali kepada orang yang mengutuk (kembali ke alamat si pengutuk)." (HR. Abu Dawud).

Allahu a'lam


sumber ; Edi S. Kurniawan, Muhammad Haryadi, e-mail : Riyadi_albatawy@ yahoo.co.id), La Tahzan - Ghalib ahmad Masri,



Senin, 23 Februari 2009

demi waktu Dhuha ,

Allah bersumpah dengan berfirman, ''Demi waktu dhuha.'' Imam Arrazi menerangkan bahwa Allah SWT setiap bersumpah dengan sesuatu, itu menunjukkan hal yang agung dan besar manfaatnya. Bila Allah bersumpah dengan waktu dhuha, berarti waktu dhuha adalah waktu yang sangat penting. Di antara doa Rasulullah SAW: Allahumma baarik ummatii fii bukuurihaa. Artinya, ''Ya Allah berilah keberkahan kepada umatku di waktu pagi.''

Dari hadits riwayat Ibn Majah dan tirmidzi dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, “ Barang siapa yang membiasakan diri melakukan shalat dhuha dua rekaat, maka diampunilah dosa-dosanya sekalipun dosa itu laksana buih diatas lautan “.

Abu Dzar al-Ghifari menyatakan , bahwa Rasulullah pernah berwasiat kepadanya , sehingga dia (Abu Dzar) berkata, “ Kekasihku Muhammad saw, telah berwasiat kepadaku tentang tiga hal, yang sejak itu aku tidak pernah meninggalkannya. Pertama, hendaklah mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur, kedua, hendaknya aku tidak meninggalkan dua rekaat shalat sunnah dhuha, karena sesungguhnya shalat dhuha adalah shalatnya ’awwabin’ (shalatnya orang-orang yang bertaubat kepada Allah serta meninggalkan maksiat), ketiga, hendaklah aku berpuasa tiga hari tiap bulan (Hr. Tirmidzi dan Nasa’i dari Abi Hurairah).

Abu Dzar meriwayatkan sebuah hadis. Rasulullah SAW bersabda, ''Bagi tiap-tiap ruas anggota tubuh kalian hendaklah dikeluarkan sedekah baginya setiap pagi. Satu kali membaca tasbih (subhanallah) adalah sedekah, satu kali membaca tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, satu kali membaca takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh berbuat baik adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan, semua itu bisa diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha.'' (HR Muslim).

Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah SAW selalu melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat. Dalam riwayat Ummu Hani', ''Kadang Rasulullah SAW melaksanakan shalat Dhuha sampai delapan rakaat.'' (HR Muslim). Imam Attirmidzi dan Imam Atthabrani meriwayatkan sebuah hadis yang menjelaskan bahwa bila seseorang melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu ia berdiam di tempat shalatnya sampai tiba waktu dhuha, kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha, ia akan mendapatkan pahala seperti naik haji dan umrah diterima. Para ulama hadis merekomendasikan hadis ini kedudukannya hasan.

Saudaraku, sungguh bahagia dan beruntung hamba beriman yang memulai waktunya dengan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu dilanjutkan dengan shalat Dhuha.

Bahkan Rasulullah pernah bersabda , yang artinya ,” Barang siapa mengerjakan shalat dhuha dua rekaat, maka Allah menghadiahkan kepadanya sebuah bangunan istana dari emas di surga “, (hr Ibn Majah dan tirmidzi dari Anas bin Malik).

Shalat tidak memberatkan manusia. Namun sebaliknya , shalat adalah sarana untuk mendekatkan diri seorang hamba kepada-Nya agar mendapat pertolongan-Nya, perlindungan-Nya dan ridha-Nya

Shalat itu sendiri membawa barakah yang tak ternilai harganya. Salah satu rahasia yang seharusnya kita ketahui. Prof Dr Andry dari Paris, menyatakan bahwa tidak ada kesangsian sama sekali terhadap gerakan-gerakan shalat yang dilakukan setiap hari untuk dapat menurunkan penyakit kegemukan, reumatik, diabetes, batu empedu, sembelit dst. Gerakan-gerakan shalat itu sendiri juga menguatkan dan membesarkan urat-urat otot.

Prof Dr Kohrasch dan Prof Dr Leube, menyatakan bahwa gerakan-gerakan shalat secara Islam mengurangi dan meringankan penyakit jantung, seperti dari klep-klep bilik jantung, otot jantung, pembuluh-pembulu darah angina pectoris, penyumbatan pembuluh darah, bengkak pada kaki (oedema) karena sakit jantung, bronkitis, kegemukan , diabetes dst.

Masih ada sejuta lebih rahasia shalat yang belum kita ketahui.
Sungguh disayangkan bila kita , melewatkan kesempatan yang membahagiakan ini.
Yakinlah, Allah tentu akan mencatat sekaligus memberikan anugerah-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang mendirikan shalat dhuha.

Dari hadits riwayat Tabrani dari Abi Ummah berkata bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya, “ Ketika matahari terbit dari tempatnya sebagaimana ketika shalat ashar dilakukan saat matahari tenggelam, kemudian ada seorang melakukan shalat sunnah dhuha dua rekaat dengan empat kali sujud, maka baginya tersedia pahala sama dengan pahala melakukan amal kebajikan seharian penuh, dan aku (Abi Ummah) menduga, bahwa Rasulullah saw, juga bersabda : ‘Apabila dia meninggal pada hari itu, maka berhak masuk surga’”. (Hr Thabrani dari Abi Ummah).

Sebagai seorang hamba, sudah seharusnya selalu berusaha dan berdoa agar Allah memberikan berkah-Nya sehingga kita bisa mendirikan shalat dhuha dengan istiqomah. Sungguh sayang, bila kita sampai melewatkan shalat ini.

Rasulullah bersabda , yang artinya ,” Didalam surga terdapat sebuah pintu yang bernama adh-dhuha. Apabila hari kiamat tiba, ada seseorang yang menyeru,’Manakah orang-orang yang melanggengkan shalat dhuha ? Inilah pintu kalian. Masuklah kedalam surga dengan iringan rahmat Allah ! “, (Hr Thabrani dari Abi Hurairah).

Saudaraku, tidak ada yang lebih baik kecuali selalu berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, dalam apapaun urusannya. Yakinlah , Allah pasti memberikan petunjuk, kemudahan , perlindungan dan keberkahan atas setiap usaha yang kita jalankan.
Disamping riyadhah khusus yang diamalkan melalui zikir, puasa, i’tikaf, muhasabah, muqarabah, maka hendaknya kita juga meng-istiqomahkan shalat dhuha. Riyadhah artinya melatih jiwa untukmenerima kebenaran dan keikhlasan.

Tidak akan kita dapati seseorang yang meng-istiqomah-kan shalat dhuha kemudian dia mengalami kekurangan. Banyak kita dapati seorangyang fakir dan selalu merasa kekurangan ketika mereka bekerja namun tidak disertai rasa syukur kepada Allah.

Firman Allah, yang artinya ,” Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan , lalu Dia memberikan kecukupan “, (Qs. Ad-dhuha : 8).
Dengan melakukan shalat dhuha , kita akan medatangkan pikiran yang jernih, benar, memperoleh jalan yang lapang, juga mendatangkan rizki yang halal dan barakah.

Firman Allah, yang artinya ,” Dan, orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orangyang bertaqwa “ . (Az-Zumar : 33).

Riyadhah , disini mengandung dua pengertian .


  • Pertama , melatihnya untuk menerima kebenaran, jika kebenaran itu disodorkan kepada nya. Apabila kebenaran ini ditawarkan kepadanya, maka dia langsung menerimanya.

  • Kedua, menerima kebenaran dari orang yang menawarkan kepadanya.


Saudaraku, mendirikan shalat dhuha, termasuk dalam katagori orang yang mensyukuri nikmat Allah. dan bisa dijadikan salah satu sarana untuk mengokohkan hati agar tidak terjebak dalam emosi negatif. Sebagaimana penyakit yaitu tidak mennsyukuri nikmat Allah.

Sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya ,” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohhon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran “, (Qs. Al- Baqarah : 186).

Saudaraku, semoga kita diberikan kemudahan untuk selalu istiqamah dan ikhlas menjalankan shalat dhuha.


Allahu a’lam

Sumber :Muhammad Makdhlori, menyingkap mukjizat shalat dhuha. Rahasia Shalat Dhuha Oleh : Amir Faishol Fath


Minggu, 22 Februari 2009

Mencintai Allah

Kecintaan (mahabbah) kepada Allah adalah tujuan akhir dan derajat tertinggi. Setelah menggapai mahabbah, sungguh, tidak ada lagi tingkatan selain buah dari mahabbah itu sendiri, seperti syauq (kerinduan) , uns (keyamanan) dan ridha. Dan tidak ada tingkatan sebelum mahabbah selain pendahuluan menuju kepadanya. Seperti taubat, sabar, zuhud dst.

Hadits Abu Hurairah riwayat Muslim , dalam Al-Musafirin wa Qasrhruha VI/36 , Rasulullah bersabda yang artinya ,” Rab kita (Tabaraka wa Ta’ala) pada akhir setiap malam turun ke langit dunia yaitu di pertiga malam terakhir. Dia berfirman ,” Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku beri. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku ampuni”.

Cinta yang paling bermanfat, yang paling tinggi, dan yang paling mulia adalah cinta kepada Dzat yang telah menjadikan hati cinta kepada-Nya dan yang menjadikan seluruh makhluk memiliki fitrah untuk meng-esakan-Nya. Illah adalah Dzat yang dicenderungi oleh hati dengan klecintaan, pengagungan, pemuliaan , penghinaan diri sendiri dihadapan-Nya, ketundukan dan peribadatan. Ibadah tidak benar kecuali hanya kepada-Nya saja. Ibadah adalah kesempurnaan cinta, ketundukan dan penghambaan diri.


Allah SWT dicintai bukan karena sesuatu yang lain. Allah SWT dicintai dari berbagai sisi. Segala sesuatu selain-Nya dicintai dalam rangka cinta kepada-Nya. Keharusan mencintai-Nya telah ditunjukkan oleh seluruh kitab yang diturunkan dan rasul yang diutus. Juga oleh fitrah, akal manusia dan nikmat yang Dia anugerahkan.

Seluruh hati diciptakan dengan tabiat cinta kepada siapa saja yang memberinya nikmat dan bersikap baik kepadanya. Maka bagaimana dengan Dzat , yang seluruh kebaikan berasal dari-Nya ? tidak ada satu nikmat pun yang dirasakan oleh makhluk kecuali berasal dari-Nya. Dia Yang Maha Tunggal. Tiada sekutu bagi-Nya.

Firman Allah SWT, yang artinya , “ Segala nikmat yang ada pada kalian berasal dari Allah. Kemudian jika kalian ditimpa kemudharatan kepada-Nya-lah kalian memohon pertolongan ,” (Qs. An-Nahl : 53).

Nama-nama-Nya yang indah, sifat-sifat-Nya yang tinggi mulia dan segala ciptaan-Nya. Semuanya menunjukkan kesempurnaan, kemuliaan dan keagungan.

Firman Allah SWT, yang artinya ,” Dan diantara manusia ada yang menjadikan makhluk sebagai saingan disamping Allah, yang mereka cintai seperti cinta mereka kepada Allah. Sedangkan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah ,” (Qs. Al-Baqarah : 165)

Firman Allah SWT yang artinya, “ Hai orang-orang yang beriman, barang siapa diantara kalian murtada dari agamanya, niscaya Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia cintai dan merekapun mencintai-Nya. Mereka lemah lembut kepada orang-orang yang beriman, keras tegas kepada orang-orang kafir, berjihad dijalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang mencela “. (Qs. Al-Ma’idah : 54).

Rasulullah SAW telah bersumpah bahwa seorang hamba tidak akan sempurna (dalam kesempurnaan yang wajib) keimanannya sampai mencintai beliau melebihi cintanya kepada anak, orangtua dan manusia seutuhnya. (Hr Bukhary , dalam Al-Iman I/58 dan Muslim II/15). Apabila Rasululllah SAW lebih utama kita cintai dan kita penuhi konsekuensi cinta itu daripada diri kita sendiri, tentunya Allah lebih utama lagi untuk kita cintai dan kita ibadahi.

Semua yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya menyeru sang hamba kepada kecintaan kepada-Nya. Anugerah, pencegahan, kesejahteraan, cobaan, keadilan, keutamaan, kebaikan, kasih sayang, maaf , kesabaran, pengabulan doa, penyingkapan kesulitan, pertolongan serta jalan keluar dari berbagai kesulitan yang Allah SWT berikan, semuanya menyeru hati untuk hanya mencintai dan beribadah kepada-Nya. Lalu bagaimana seorang hamba tidak mencintai Allah SWT, yang senantiasa berbuat baik kepadanya, meski hamba bermaksiat kepada-Nya?

Kebaikan Allah terus-menerus turun kepada hamba-Nya. Sementara hamba terus menerus melakukan kemaksiatan. Allah SWT senantiasa mengusahakan kecintaan hamba kepada-Nya, padahal Dia tidak membutuhkannya sedikitpun.
Sementara sang hamba terus-menerus mengusahakan kemurkaan Allah SWT , padahal ia sangat membutuhkan-Nya. Kebaikan Allah SWT dan limpahan rahmat-Nya tidak menghentikannya dari permbuatan maksiat. Walaupun demikian , allah SWT tidak menghentikan kebaikan-Nya kepada hamba yang bermaksiat.

Tidak ada satu makhlukpun yang saling mencintai kecuali karena salah satunya membutuhkan yang lain, atau kedua-duanya salingmembutuhkan. Sedangkan Allah SWT, Dia menuntut kecintaanmu kepada-Nya semata-mata untuk kebaikan hamba itu sendiri . Allah SWT mengajak hamba untuk bergaul dengan-Nya agar hamba itu selalu beruntung, bahkan untung yang tiada terhingga. Satu dirham dibals dengan sepuluh hingga tujuh ratus dirham atau bahkan lebih. Satu keburukan dibalas dengan satu keburukan juga, itupun merupakan sesuatu yang paling gampang untuk dihapus.

Seluruh kebutuhan hamba, bahkan seluruh kebutuhan makhluk dibumi dan di langit , ada pada-Nya.
• Dan Dialah yang paling derma, yang paling pemurah
• Dia memberi sebelum diminta, melebihi apa yang terbayangkan
• Dia mensyukuri amal yang sedikit dan menumbuhkannya
• Dia mengampuni dan menghapuskan banyak dosa,
• Semua yang ada dilangit dan dibumi memohon kepada-Nya.
• Setiap hari Dia dalam urusan. Meski begitu , mendengarkan milyaran bahkan tak terhingga permohonan tidaklah menyibukkan-Nya, juga tidak membuat-Nya keliru.
• Dia tidak risih dengan rintihan, bahkan Dia mencintai orang yang merintih dalam berdoa.
• Dia cinta jika diminta, dan murka jika tidak.
• Dia malu kepada hamba-Nya yang tidak malu kepada-Nya
• Dia menutupi dosa hamba-Nya ketika sang hamba tidak menutupinya dihadapan-Nya.
• Dia mengasihi hamba-Nya yang tidak mengasihani dirinya sendiri.
• Dia menyeru hamba-Nya dengan nikmat, kebaikan, da dukungan-Nya,kepada kemuliaan dan keridhaan-Nya.
• Ketika mereka enggan, Dia utus para rasul untukmengingatkan mereka

Dari hadits Abu Hurairah riwayat Muslim , dalam Al-Musafirin wa Qasrhruha VI/36 , Rasulullah bersabda yang artinya ,” Rab kita (Tabaraka wa Ta’ala) pada akhir setiap malam turun ke langit dunia yaitu di pertiga malam terakhir. Dia berfirman ,” Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku beri. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku ampuni”.

Lalu , siapa lagi yang lebih pantas dari-Nya untuk diusahakan kecintaan kepada-Nya dengan segala upaya, untuk digapai keridhaan-Nya dengan segala upaya. Bagaimana mungkin hati tidak cinta kepada yang hanya Dia yang membawa kebaikan, mengabulkan doa, memudahkan kesulitan, mengampuni kesalahan, menutupi aib, menghapuskan kesedihan, menyelamatkan yang teraniaya, dan menerima segala permintaan.

Mencintai Allah SWT adalah kehidupan bagi hati dan nutrisi bagi ruh. Tanpanya, hati tidak akan merasakan kelezatan, kenikmatan, kemenangan dan bahkan kehidupan. Bila hati kehilangan cinta ini, deritanya melebihi derita mata dikala kehilangan daya penglihatan.

Dialah yang paling berhak untuk diingat, disyukuri, diibadahi dan dipuji. Kasih sayang-Nya , melebihi kasih sayang ibu kepada anaknya. Ia lebih gembira dengan taubat seorang hamba, daripada kegembiraan seorang musafir di pada yang tandus yang kehilangan unta tunggangannya, padahal seluruh perbekalannya ada pada unta itu, sehingga ia merasakan segera binasa, namun tiba-tiba unta itu ia temukan kembali.

Dialah Raja tanpa sekutu dan Yang Esa tanpa saingan, tiada tuhan yang pantas disembah melainkan Dia.

Sumber kutipan: Ibn Rajab Al-Hambali, Ibn Qayyim Al-Jauziyyah, Imam Al-Ghazali dalam Taskiyatun Nafs, alih bahasa Imtihan As-Syafi’i




Tips : melatih kesabaran

Menurut Al-Iman Ahmad, Kata sabar didalam Al-Qur’an terhitung di tujuh puluh tempat. Menurut ijma’ ulama, sabar merupakan amalan wajib, dan dikatakan sebagai separoh iman. Karena iman itu ada dua paroh , separoh adalah sabar dan separoh yang lainnya adalah syukur.
Sabar menurut pengertian bahasa adalah menahan atau bertahan. Dalam kitab manazilus Sa’irin , dikatakan bahwa sabar artinya menahan diri dalam menghadapi hal-hal yang tidak disenangi dan membelenggu lisan agar tidak mengadu. Ini adalah amalan yang sangat sulit bagi kita dan jalan cinta yang paling terjal serta jalan tauhid yang paling diingkari.

Ketika sabar diperintahkan Allah kepada kita semua, maka Dia-pun adakan sebab-sebab yang membantu dan memudahkan seseorang untuk sabar. Demikian juga tidaklah Allah me-merintahkan sesuatu kecuali membantu dan mengadakan sebab-sebab yang memudahkan dan membantu pelaksanaannya sebagaimana Dia tidak mentaqdirkan adanya penyakit kecuali menetapkan obatnya.

Sabar walaupun sulit dan tidak disukai jiwa, apalagi bila disebabkan oleh tindakan atau akibat kelakuan orang lain.
Allah telah memerintahkan kesabaran yang baik, pengampunan yang baik dan penghindaran yang baik dalam kitab-Nya. Ibn Tamiyah, pernah menyatakan bahwa ,’ Kesabran yang baik adalah yang tidak disertai dengan pengaduan, pengampunan yang baik adalah yang tidak disertai celaan, dan penghindaran yang baik adalah yang tidak disertai dengan ucapan yang menyakitkan.

Namun pengaduan kepada Allah, tidak mengurangi arti derajad kesabaran. Karena Nabi Ya’qub as telah berjanji untuk bersabar dengan baik, dan seorang Nabi yang tidak mengingkari janjinya. Namun beliau tetap mengadu kepada Allah.


Sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an , yang artinya ,” Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan keseusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Aallah apa yang kalian tidak mengetahuinya “. (Qs. Yusuf : 86).

Imam Junaid al Baghdadi , berkata bahawa ,’ Bencana merupakan penerang bagi orang-orangyang bjiak, gerakan kebangkitan bagi orang-orang yang mencari ridho Allah, kebajikan buat orang mukmin, dan kebinasaan bagi orang-orang yang lupa (akan Dzat-Nya).
Bukankah tak ada seorang mukminpun yang mampu merasakan manisnya iman kecuali hamba itu memperoleh timpahan bencana, kemudian ia ridho dan bersabar’.

Saudaraku, kesabaran memang harus ada dan diwujudkan. Ada beberapa kiat yang dapat membantu kita dalam bersabar dengan ketiga jenisnya, diantaranya:





  1. mengetahui tabiat kehidupan dunia dan kesulitan dan kesusahan yang ada disana, sebab manusia memang diciptakan berada dalam susah payah, sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah” . (QS. 90:4)


  2. beriman bahwa dunia seluruhnya milik Allah dan Dia memberinya kepada orang yang Dia sukai dan menahannya dari orang yang disukai-Nya juga.


  3. mengetahui besarnya balasan dan pahala atas kesabaran tersebut. Diantaranya:


  4. a. Mendapatkan pertolongan Allah, sebagaimana firmanNya: “ Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. 2:249)


  5. b. Mendapatkan sholawat, rahmat dan petunjuk Allah, sebagaimana firmanNya: “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:”Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” . (QS. 2:155-157)


  6. c. Sabar adalah kunci kesuksesan seorang hamba, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung “. (QS. 3:200).


  7. yakin akan mendapatkan pemecahan dan kemudahan sebab Allah telah menjadikan dua kemudahan dalam satu kesulitan sebagai rahmat dariNya. Firman Allah, yang artinya: “ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan “ . (QS. 94:5-6)


  8. Memohon pertolongan kepada Allah dan berlindung kepadaNya, karena Allah satu-satunya yang dapat memberikan kesabaran dan kemudahan,


  9. Beriman atas ketetapan dan takdir Allah , dan meyakini semuanya yang terjadi sudah merupakan kehendak-Nya. Sehingga dapat bersabar menghadapi musibah yang ada.


  10. Ikhlas dan mengharapkan keridhoan Allah dalam bersabar. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya: “ Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabbnya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rejeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik) ” , (QS.Al Ra’d :22)


  11. Mengetahui kebaikan dan manfaat yang ada dalam perintah dan keburukan yang ada dalam larangan. Ibnul Qayyim menyatakan: ‘ Apabila seorang mengetahui kebaikan yang ada pada amalan yang diperintahkan dan akibat buruk dan kejelekan yang ada pada amalan yang dilarang sebagaimana mestinya. Kemudian ditambah dengan tekad kuat dan motivasi tinggi serta harga diri maka insya Allah akan dapat bersabar dan semua kesulitan dan kesusahan menjadi mudah baginya’ .


  12. Menguatkan faktor pendukung agama dalam setiap kali menghadapi perintah, larangan dan musibah yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan empat perkara:
    • a. Mengagungkan Allah yang maha mendengar dan maha meilhat. Seorang yang senantiasa ada di hatinya pengagungan terhadap Allah, tentunya dapat bersabar dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Bagaimana Dzat yang maha agung dimaksiati padahal Dia maha melihat dan mendengar?
    • b. Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, sehingga melaksanakan perintah dan meninggalkan kemaksiatana karena mencintai Allah. Demikian juga akan bersabar atas ujian kekasihnya. Hal ini disebabkan orang yang mencintai tentu akan menaati kekasihnya dan tidak ingin dimurkai serta dapat menahan diri atas semua ujian yang diberikan kepadanya.
    • c. Menampakkan dan mengingat nikmat dan kebaikan Allah, sebab orang yang mulia tidak akan membalas kebaikan dengan kejelekan. Oleh karena itu mengingat nikmat dan karunia Allah dapat mencegah seseorang dari bermaksiat karena malu denganNya dan memotivasi melaksanakan perintahNya serta merasa semua musibah yang menimpanya merupakan kebaikan yang Allah karuniakan kepadanya.
    • d. Mengingat kemarahan, kemurkaan dan balasan Allah, karena Allah akan marah bila hambaNya dan bila murka tidak ada seorangpun yang dapat menahan amarahNya.


Sehingga dengan melihat kiat-kiat bersabar ini, mudah-mudahan dapat menjadikan diri kita termasuk orang-orang sabar.



Sumber : http://ustadzkholid.wordpress.com, Rahasia ketajaman hati –Imam Ghazali, Madarijus Salikin-Ibn Qayyim al-jauziyah.


Rabu, 18 Februari 2009

Tawakal

Tawakal adalah bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rangka meraih apa yang diinginkan dan menolak hal-hal yang tidak disukai dengan dilandasi rasa percaya sepenuhnya kepada Allah, serta dengan menempuh cara-cara yang diperbolehkan oleh syariat dalam rangka mewujudkannya. Untuk bisa mewujudkannya diperlukan dua hal, yaitu:

1. Bersandar kepada Alloh dengan sungguh-sungguh.
2. Menempuh cara-cara yang diperbolehkan untuk melaksanakan keinginannya.

Firman Allah ,

وَعَلَى اللّهِ فَتَوَكَّلُواْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Dan bertawakallah hanya kepada Alloh jika engkau beriman.” (QS Al Maaidah: 23)

Barang siapa yang terlalu banyak bersandar kepada cara yang ditempuh maka tawakalnya kepada Allah semakin berkurang. Sehingga hal ini membuatnya secara tidak langsung mencela kekuasaan Allah untuk bisa mengatasi segala problema. Yaitu tatkala seorang hamba menjadikan seolah-olah hanya cara itulah yang menjadi inti keberhasilan, agar apa yang diinginkan tercapai dan apa yang tidak disukai hilang.

Dan barang siapa yang membuat tawakalnya kepada Allah menyebabkan dirinya melalaikan cara maka sesungguhnya ia telah mencela hikmah Allah. Karena Allah menciptakan segala sesuatu memiliki sebab musabab. Sehingga orang yang semata-mata bersandar kepada Allah tanpa mau menjalani sebab maka tindakan tersebut merupakan bentuk celaan terhadap hikmah yang Allah tetapkan.

Padahal Allah itu Maha Bijaksana (Hakiim) yang mempertautkan sebab-sebab dengan akibat-akibatnya. Seperti contohnya orang yang menyandarkan dirinya kepada Allah demi mendapatkan anak tapi tidak mau menikah.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling hebat tawakalnya.



  1. Meskipun demikian beliau juga tetap menjalani sebab.

  2. Beliau membawa perbekalan apabila hendak bepergian.

  3. Begitu pula tatkala berangkat ke peperangan Uhud beliau mengenakan dua lapis baju perang (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

  4. Demikian juga ketika berangkat untuk berhijrah beliau juga memilih orang sebagai penunjuk jalan (HR. Bukhari)

  5. dan beliau tidaklah mengucapkan, “Saya mau berangkat berhijrah dan akan bersandar kepada Alloh, tanpa mencari teman untuk menunjukkan jalan bersamaku”.

  6. Dan Rasulullah saw juga menjaga tubuhnya dari sengatan panas dan dinginnya cuaca.
    Dan tidaklah itu semua mengurangi tawakal yang ada pada diri Rasulullah saw.

Ada sebuah kisah yang menceritakan bahwa di masa Umar ra pernah ada sekelompok orang Yaman yang berangkat haji tanpa membawa perbekalan.
Maka mereka pun dipanggil untuk menghadap Umar. Kemudian Umar menanyai mereka. Mereka mengatakan, “Kami adalah orang-orang yang bertawakal kepada Alloh”.
Maka Umar menimpali, “Kalian bukan termasuk orang yang bertawakal. Tetapi kalian adalah orang yang pura-pura tawakal”.

Tawakal merupakan setengah dari agama Islam. Oleh sebab itulah kita senantiasa mengucapkan doa di dalam sholat kita, “Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin”. Hanya kepada Engkau kami beribadah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan. Kita meminta pertolongan kepada Allah karena kita bersandar kepada-Nya, karena kita yakin hanya Dia-lah yang mampu membantu kita dalam upaya beribadah kepada-Nya.

Allah berfirman ,

فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

“Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya.” (QS Huud: 123)

Allah berfirman,

عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

“Hanya kepada-Nya lah aku bertawakal dan kembali taat.” (QS Huud: 88)

Ibadah hanya terwujud dengan tawakal. Karena apabila seorang manusia dibiarkan untuk mengurusi dirinya sendiri dan ditelantarkan maka sesungguhnya dia telah disandarkan kepada sifat kelemahan dan ketidakmampuan. Sehingga dia tidak akan bisa tegar menjalani ibadah.

Apabila seorang hamba beribadah kepada Allah , disertai perasaan sedang bersandar dan bertawakal kepada Allah maka sesungguhnya dia akan mendapatkan pahala atas ibadahnya tersebut dan pahala atas tawakalnya.

Akan tetapi fenomena yang yang ada adalah terlalu lemahnya tawakal. Sehingga apabila beribadah atau menjalani kebiasaan kita tidak merasa sedang bersandar dan bergantung kepada Allah sehingga perbuatan kita itu bisa terlaksana.

Bahkan sebagian besar dari kita biasanya terlalu mengandalkan cara dan sebab lahiriah, dan lupa terhadap apa yang ada dibalik itu semua. Maka hilanglah pahala yang sangat besar dari kita, yaitu pahala bertawakal. Demikian pula halnya tatkala kita tidak mendapatkan taufik untuk bisa meraih keinginan dan menghindar dari sesuatu yang tidak kita inginkan. Baik hal itu terjadi karena adanya penghalang yang membuat keinginan kita itu tidak terwujud sama sekali atau berkurang nilainya. Maka kita pun lupa untuk kembali menyandarkannya kepada Alloh Ta’ala.

Tawakal itu ada tiga macam:

(1) Tawakal ibadah dan ketundukan.
(2) Bergantung kepada seseorang dalam masalah rezeki dan urusan dunia lainnya.
(3) Menyerahkan urusan kepada seseorang yang dia percayai.

Pertama: Bertawakal yang dinilai ibadah dan ketundukan.
Yaitu bergantung sepenuhnya kepada sesuatu yang disandari. Sehingga di dalam hatinya terdapat keyakinan bahwasanya di tangan sesuatu itulah kekuasaan untuk mendatangkan kemanfaatan dan menolak mudharat. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk bertawakal kepadanya dengan sepenuh hati.
Maka tawakal seperti ini hanya diperbolehkan ditujukan kepada Alloh ta’ala. Barang siapa yang memalingkannya kepada selain Alloh maka dia adalah musyrik dengan kategori syirik akbar.
Sebagaimana yang terjadi pada orang-orang yang bergantung kepada orang-orang shalih yang sudah mati atau yang tidak hadir (tidak bisa berkomunikasi dengannya). Hal semacam ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya keyakinan bahwa mereka itu memiliki kemampuan tersembunyi untuk turut campur dalam mengatur perjalanan kejadian di alam semesta, sehingga adanya keyakinan itu membuat mereka bergantung dan bersandar kepada mereka (orang-orang shalih atau wali) demi mencapai manfaat dan menolak bahaya. Kesimpulannya tawakal jenis pertama ini syirik akbar jika ditujukan kepada selain Allah.

Kedua: Bergantung kepada seseorang dlm masalah rezeki dan urusan dunia
Yang semacam ini tergolong perbuatan syirik ashghar (syirik kecil). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa ia termasuk jenis syirik khafi (syirik yang samar-samar). Seperti contohnya kebanyakan orang yang terlalu menyandarkan hatinya terhadap mata pencaharian yang digelutinya dalam rangka mendapatkan rezeki. Sehingga anda akan bisa menemukan keadaan orang semacam ini merasa bahwasanya dirinya sangat bersandar dan begitu membutuhkan bos, direktur, majikan atau juragan yang mempekerjakannya dan dia meyakini bahwasanya mereka itu bukan sekedar sebagai sebab datangnya rezeki saja, akan tetapi lebih dari itu. Kesimpulannya tawakal jenis kedua ini adalah syirik ashgar.
Dan dosa syirik ashghar itu lebih berat jenisnya daripada dosa maksiat.

Ketiga: Mewakilkan orang lain dalam melaksanakan sesuatu keperluan.
Seperti meminta orang lain untuk membelikan suatu barang, maka yang seperti ini tidak mengapa. Karena pada hakikatnya dia hanya sekedar menyerahkan urusan kepada orang lain dalam keadaan dia berada di posisi yang lebih tinggi dari orang yang dimintai tolong, sehingga ia pun menjadikan orang lain itu sebagai wakil darinya. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullahi saw tatkala menunjuk Ali bin Abi Thalib ra untuk menyembelih sisa hewan kurban beliau (HR. Muslim), begitu pula ketika beliau mewakilkan pengurusan sedekah/zakat kepada Abu Hurairah (HR. Bukhari secara mu’allaq) dan contoh yang lainnya.

Sehingga kesimpulannya tawakal semacam ini atau disebut juga tindakan mewakilkan adalah perbuatan yang boleh-boleh saja dilakukan.

Di dalam ayat di atas Alloh mewajibkan kita untuk bertawakal hanya kepada-Nya. Yaitu pada tawakal jenis yang pertama dan kedua. Ayat di atas juga menunjukkan bahwasanya tawakal merupakan salah satu konsekuensi atau syarat keimanan. Karena di dalam ayat tersebut Alloh berfirman yang artinya, “…bertawakallah kepada Alloh jika kalian benar-benar beriman.” Dengan demikian orang yang bertawakal kepada selain Alloh maka dia berada dalam salah satu di antara dua keadaan:



  • Pertama, kehilangan kesempurnaan iman yang hukumnya wajib ada, karena terjerumus dalam syirik ashghar.

  • Kedua, atau dia telah kehilangan seluruh keimanan, karena terjerumus dalam syirik akbar. Wallohul musta’aan. (disadur dari Al-Qaulul Mufid, 2/28-30)


Sumber : Penulis: Abu Muslih Ari Wahyudi (Pengajar Ma’had Ilmi)courtesy of www.muslim.or.id


Selasa, 17 Februari 2009

Orang kaya


Allah memuji orang yang zuhud, dalam firman-Nya “ Tetapi kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia. Padahal akhirat itu lebih baik dan lebih kekal “. (Qs. Al-A’la : 16 -17) .
Sahl bin Sa’d As-Sa’idiy berkata , ‘Seseorang mentangi Rasulullah , dan bertanya ‘ Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu amal, jika aku mengerjakannya aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai pula oleh sekalian manusia ‘.
Rasulullah saw , bersabda ,” Zuhudlah terhadap dunia niscaya kamu dicintai oleh Allah. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia niscaya kamu akan dicintai oleh mereka”, (hr Ibn Majah dalam Az-Zuhud II/1373 1).

Imam Ahmad pernah ditanya tentang seseorang yang memiliki harta yang banyak, apakah orang itu bisa berzuhud ? maka beliau menjawab ‘Apabila ia tidak bangga ketika harta itu bertambah dan tidak bersedih ketika berkurang, maka dia adalah seorang yang zuhud’.

Yunus bin Maisarah, menyatakan bahwa ,’Zuhud terhadap dunia ini bukan dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula membuang harta. Tetapi zuhud terhadap dunia adalah seorang hamba lebih yakin dan percaya kepada apa yang ada di tangan Allah SWT daripada apa yang ada di tangan makhluk. Juga keadaan dan sikapmu yang sama, baik ketika ditimpa dmusibah maupun tidak, serta dalam pandanganmu orang lain itu sama, baik yang memujimu atau yang mencelamu karena kebenaran’

Zuhud adalah berpalingnya keinginan terhadap sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik darinya. Ilmu yang akan menghantarkan manusia ke gerbang zuhud adalah ilmu tentang betapa hinanya sesuatu yang ditinggalkan jika dibandingkan dengan sesuatu yang diambil.

Salafush Shalih juga menempuh jalan ini, mereka menyuruh kebaikan, mencegah kemungkaran dan mengajarkan manusia kebaikan, menyampaikan sejelas-jelasnya melalui berbagai cara, seperti pengajaran, harta, nasehat, fatwa, hukum dan selainnya.

Al-Mustaurid bin Syaddad Al-Fihriy meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, yang artinya ,” Bila dibandingkan dengan akhirat, dunia ini hanyalah air yang menempel di jari ketika salah seorang dari kalian mencelupkannya dilaut “. (Hr Muslim, dalam Al-Jannah wa Na Imuha , XVII/191).

Jadi zuhud adalah berpaling dari sesuatu karena keremehannya , serta tidak kepantasannya untuk diperhatikan. Dikatakan barang itu zahid, maksudnya sedikit dan tak bernilai.

Dan sungguh Salafus Shalih telah menegakkan dakwah ini untuk mengharapkan wajah Allah, mereka tidak menginginkan dari manusia balasan dan tidak pula ucapan terima kasih, dan disaat itu juga mereka menetapi keselamatan manhaj dengan mengikuti dan meninggalkan perbuatan bid’ah.

Fudlail bin ‘Iyadl, berkata bahwa ‘Pondasi zuhud adalah ridha terhadap segala yang datang dari Allah’ . ‘Orang yang selalu qona’ah adalah orang yang zuhud dan dialah orang yang pada hakikatnya adalah kaya.

Saudaraku, barangsiapa yang memiliki sifat ‘yakin’ dan ‘percaya’ kepada Allah SWT, maka ia



  • 1. akan tenang menyerahkan segala urusannya kepada Allah dan ridha kepada segala keputusan Allah SWT.

  • 2. akan memutuskan raja’ dan khauf kepada makhluk

  • 3. serta meninggalkan usha-usaha mencari kekayaan dunia dengan cara-cara yang dibenci.

Maka sesungguhnya orang yang zuhud adalah orang kaya, walaupun tidak memiliki sedikitpun harta padanya.

Yunus bin Maisarah , menafsirkan zuhud dengan tiga perkara, dima ketiganya merupakan amalan hati, bukalah amalan anggota badan (jawarih). Sehingga janganlah kita bersaksi atau menyimpulkan bahwa seseorang itu telah zuhud.
Ketiga perkara itu adalah


1. Hendaknya seorang hamba lebih yakin dan percaya dengan apa yang ada ditangan Allah daripada apa yang ada ditangannya sendiri.

Abu Hazim, pernah ditanya ‘ Apa saja harta milik anda ?’
Beliau menjawab ,’ hartaku ada dua. Aku tidak pernah takut menjadi fakir selama memilikinya. Yaitu tsiqqah (yakin dan percaya) kepada Allah, dan berputus asa (tidak mengharapkan) apa yang dimiliki manusia ‘.

Abu Hzim, pernah ditanya ,’apakah anda tidak takut menjadi fakir?’
Beliau menjawab ,’bagaimana aku taku tmenjadi fakir sedangkan Tuhanku adalah pemilik segala yang ada di langir , di bumi, dan diantara keduanya, juga yang ada dibawah tana’.

Ibn Mas’ud menyatakan bahwa yang dimaksud yakin disini adalah bila
• seorang hamba tidak mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allah SWT.
• Tidak dengki kepada seseorang karena rizki Allah atasnya
• Tidak mencela seseorang karena kita tidak diberi sesuatu oleh Allah.

2. Hendaknya seorang hamba lebih mengharapkan pahala atas musibah yang sedang menimpa, daripada tetap utuhnya barang-barang itu ada ditangannya.
Ini juga merupakan buah dari kesempurnaan yakin. Imam Ali berkata, bahwa ‘ Barangsiapa zuhud terhdap dunia, maka akan terasa ringanlah segala musibah yang menimpa’.
Sebagian salafus Shalih bertutur ,’Kalaulah bukan karena musibah dunia yang menimpa, pastilah kita memasuki akhirat sebagai orang-orang yang pailit’.

3. Hendaknya memandang orang yang memuji dan mencelanya dengan sikap yang sama.
Seorang hamba yang mengagungkan dunia, akan lebih memilih pujian dan membenci celaan. Dan hal ini bisa menimbulkan kecenderungan untuk meninggalkan kebenaran karena takut dicela serta melakukan kebatilan karena ingin dipuji.
Jika sorang hamba menganggap sama terhadap orang lain yang memuji dan yang mencelanya karena kebenaran . berarti ketika itu ia telah mencintai kebenaran dan berusaha menggapai ridha Rabb-nya dan tidak menyediakan lagi dihatinya bagi makhluk.

Al-Hasan al Bashry berkata, bahwa’ seorang yang zuhud, adalah yang jika melihat seseorang. Ia mengatakan ,’dia lebih zuhud daripada diriku’.

Imam ahmad pernah ditanya tentang seseorang yang memiliki harta yang banyak, apakah orang itu bisa berzuhud ? maka beliau menjawab ‘Apabila ia tidak bangga ketika harta itu bertambah dan tidak bersedih ketika berkurang, maka dia adalah seorang yang zuhud’.

Ibrahim bin Adham berkata, bahawa,’Zuhud itu ada tiga
1. zuhud yang wajib, yaitu zuhud terhadap yang haram
2. zuhud yang utama, yaitu zuhud terhadap yang halal
3. zuhud yang selamat, yaitu zuhud terhadap yang subhat ‘


Habib Al-Ajami adalah salah seorang penduduk Basrah, Pedagang berharta, suatu ketika ia menghadiri majelis Al-Hasan Al-Basri (semoga Allah merahmati beliau) dan mendengarkan nasehatnya, maka nasehat itu merasuk dalam hati Habib Al-Ajami, semenjak itu Habib Al-Ajami menjadi seorang yang zuhud dan ahli ibadah.

Maka perkataan ini menancap dalah hatinya, lalu ia pun berkata : “Mari kita mendatangi majelis Al-Hasan Al-Basri!”, maka berkatalah orang-orang yang duduk dalam majelis kepada Al-Hasan Al-Basri : “Wahai Abu Said ini adalah Habih Al-Ajami menghadap kepadamu nasehatilah ia. Lalu Habib Al-Ajami menghadap Hasan Al-Basri dan Hasan Al-Basri menghadap kepadanya, lalu ia nasehati Habib Al-Ajami, ia ingatkan dengan syurga, ia takut-takuti dengan neraka, ia hasung untuk melakukan kebaikan, ia ingatkan untuk berlaku zuhud di dunia.


Maka Habib Al-Ajami pun terpengaruh dengan nasehat itu, lalu bersedekah 40 ribu dinar.
Dan iapun berlaku qona’ah (menerima) dengan hal sedikit, dan ia terus beribadah kepada Allah hingga meninggal dunia” [Hilyatul Aulia 6/149 dengan sedikit perubahan, dan lihat Siyar ‘Alamun Nubala 6/144]

Salah seorang ulama ditanya : “Mengapa perkataan Salafus Shalih lebih bermanfaat dari perkataan kita?” maka iapun menjawab : “Karena mereka berbicara untuk kemulian Islam, untuk keselamatan jiwa, untuk mencari ridho Allah Yang Maha Pemurah, sedangkan kita berbicara untuk kemuliaan diri, mencari dunia dan mencari keridhaan mahluk” [Sifatu Sofwah karya Ibnul Jauzi 4/122]

Karena sesungguhnya dari keistimewaan agama kita adalah berlaku lurus dan bersifat tengah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam, bersabda yang artinya : “ Demi Allah sesungguhnya aku adalah manusia yang paling takut dan taqwa kepada Allah, akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan aku tidur, dan aku menikahi wanita-wanita, maka barangsiapa benci kepada sunnahku maka bukanlah termasuk golonganku” [Muttafaq ‘alaihi]

sumber : , Tazkiyatun nafs (Ibn Rajab al Hambali). Syaikh Abdul Aziz Al Abdul Latif [Majalah Ad-Dakwah Edisi 1863, [Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi 09/Th.II/2004M/1424H. “Seorang Penyanyi Yang Bertaubat Ditangan Ibnu Mas’ud Penulis Syaikh Abdul Aziz Al-Abdul Latif. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad Surabaya, Jl. Sultan Iskandar Muda 46 Surabaya


1., dalam riyadlush salihin hadits no. 475 an-Nawawity berkata,’hadits hasan riwayat oleh Ibn Majahdan lain dengan sanad bagus. Dalam Subulus Salam IV / 177, As-Shan’aniy berkata,’telah dinyatakan hasan oleh An-Nawawiy. Dalam Bulughul Maram, Ibn Hajar berkata, isnadnya bagus’.)





Senin, 16 Februari 2009

Memberi maaf, pil pahit yg mujarab

Kita semua tentulah berkeinginan untuk menjadi hamba yang penuh rasa syukur,bahagia atau penuh keceriaan. Inilah keadaan alamiah kita, beginilah kita seharusnya. Emosi positif semacam ini sungguh terasa nyaman dan meningkatkan frekuensi getara kita ke alam semesta. Anda akan menjadi magnet kebaikan.

Namun, saudaraku, perjalanan hidup kita tidak selamanya mulus. Perjalanan kita laksana kapal laut. Suatu ketika badai kehidupan pasti datang menyerang. Setiap kita pernah atau barangkali sedang mengalami masa-masa yang sangat sulit. Tetap dibutuhkan usaha keras dalam untuk bisa melihat kebaikan dalam setiap kejadian, apapun kondisinya (menyenangkan maupun menyedihkan). Pemahaman akan kebaikan atau kebenaran tidak hanya mencapai keberkahan hidup, namun juga menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang tiada berakhir.
Badai kehidupan, bisa menjadi sumber munculnya emosi negatif . Seperti kebencian, kemarahan, cemburu, rasa takut dst. Dalam sudut pandag “The Law of Attraction”, emosi ini akan menurunkan frekuensi getaran kita. Akibatnya membuat kita gelisah, marah dan sumpek, suntuk, sesak.

Rasulullah pernah bersabda, yang artinya ,” Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam setiap urusannya. Jika ia mendapat kesenangan , ia bersyukur (kepada Allah) sehingga didalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan menjalankan dengan sabar) bahwa didalamnya ada kebaikan pula “, (Hr Muslim).

Emosi negatif menimbukan rasa sakit dalam tubuh, menciptakan efek pemisahan, menghambat aliran emosi positif dan hanya akan menarik energi negatif lainnya ke dalam hidup kita. Saudaraku tidak ada seorangpung yang kebal terhadap segala peristiwa yang buruk.

Walaupun berat, namun sudah saatnya kita melepaskan semua perasaan marah, dendam, khianat, ketakutan dalam hidup kita. Keluarkanlah semua pikiran kotor dan semua tingkah laku yang tak berguna, dan memulai menjalani hidup yang ada. Biasakanlah untuk melihat bahwa pada akhirnya ada suatu kebaikan dalam sebuah peristiwa yang pada awalnya terlihat merugikan. Kita tidak selalu bisa melihat sisi positif yang muncul.

Bila kita terlalu fokus pada kesakitan dan kemarahan, anda hanya akan menciptakan keaadaan yang makin buruk dan tidak sehat dalam kehidupan anda. Kita harus berjuang untuk membuat ruang untuk perasan positif.

Cherie Carter-Scott, menyatakan kemarahan akan membuat kita semakin kecil, sedangkan pemberian maaf memaksa anda untuk tumbuh diluar diri anda sebelumnya.

Ya benar saudaraku. Pemberian maaf adalah tindakan penting dan merupakan proses menuju perubahan. Kita harus berusaha berkeinginan untuk memaafkan siapapun pada situasi yang menyebabkan kesakitan dan lepaskanlah semuanya.

Janganlah anda membahayakan diri sendiri, dengan mempertahankan pikiran-pikiran negatif dan emosi negatif. Pada saat kita bersikeras untuk tidak memaafkan seseorang, laksana kita minum racun dan menunggu orang lain sakit. Maafkanlah semuanya, lepaskanlah, dan yang paling penting maafkanlah diri kita masing-masing.

Jika anda belum pernah memaafkan diri sendiri, bagaimana mungkin anda bisa memaafkan orang lain? Demikian kata Dolores Huerta.

Pemberian maaf yang sejati, adalah benar-benar obat mujarab, yang membersihkan diri kita dan membebaskan diri kita. Proses benar dalam diri, yang mengubah anda dari situasi penderitaan dan kemarahan menjadi situasi dengang frekueni getaran cinta yang lebih tinggi. Banyakpakar motivasi, bahwa tidak ada yang lebih penting dari merasa baik.

Kita harus membuat keputusan yang disadari untuk memilih kebahagiaan. Pilihlah untuk hidup dalam keadaan selalu bersyukur dan bahagia. Pilihlah kecermelangan hidup anda dan energi positif membentuk masa depan kita.

Ingatlah selalu, firman Allah, yang artinya ,” Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran , dan mereka tidak dianiaya “, (Qs. Al-Mu’minuun).

Rasulullah saw, pernah bersabda , yang artinya ,” Setiap hamba muslim yang ditimpa musibah atau sakit dan sebagainya maka Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya, sebagaimana daun yang gugur dari pohonnya ,” (Hr Bukhari Muslim).

Rasulullah saw, pernah bersabda , yang artinya ,”Sederhanalah dan jangan terlalu berlebihan serta berusahalah melakukan yang benar. Setiap musibah yang menimpa orang-orang muslim adalah suatu pelebur kesalahan biarpun hanya sekedar tertusuk duri “, (Hr BukhariMuslim).

Saudaraku , kita tidak tinggal dimasa lalu.Ketika anda mengganti pikiran negatif dengan pikiran positif, anda mulai mendapatkan hasil yang positif (Willie Nelson).

Dengan memberi maaf , akan menimbulkan rasa bersyukur . Dan syukur memberikan kesadaran kepada kita tentnag betapa besarnya nikmat yang telah Allah berikan keapda kita. Janganlah terlalu larut dengan hilangnya satu kenikmatan yang sebelumnya Allah berikan , karena masih banyak sekali kenikmatan lain yang menunggu kita.

Allahu a’lam

Sumber :Cara Nabi menghadapi kesulitan hidup , Hendra S, The secrets law of attraction, Jack Canfield DD Watkins.



Tips mudah shalat TAHAJUD

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil:1-4)
Firman Allah swt memerintahkan kepada Rasulullah saw yang tengah tidur untuk melakukan sholat malam atau sholat tahajud. Perintah kepada Rasulullah saw ini sesungguhnya juga merupakan perintah kepada seluruh umat .

Salat tahajud itu artinya salat malam setelah tidur . Tahajud dari bahasa Arab "tahajjud", dari kata dasar "hajada" yang berarti "tidur" dan juga berarti "salat di malam hari". Orang yang melakukan salat malam disebut "haajid". Jadi bertahajud artinya melakukan salat sunat di malam hari, setelah tidur. Semua salat sunat yang dikerjakan di malam hari setelah tidur, dengan demikian, disebut salat tahajud atau salat malam (shalatullail). Shalat tahjud hukumnya sunnah muakkadah.
Sholat tahajud merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan Allah swt yang sangat efektif. Kita bisa berkomunikasi, berkeluh kesah, dan menumpahkan segala permasalahan kita disaat-saat yang sunyi , manakala kebanyakan makhluk Allah swt sedang lelap tertidur.

Masa yang penuh dengan kesunyian dan ketenangan akan membantu kita untuk lebih khusyuk bermunajat kepada Allah. Seorang muslim yang senantiasa mendawamkan sholat tahajud, insya Allah akan selalu dicintai oleh Allah swt.
Semoga Allah swt akan senantiasa memberikan kemuliaan kepada umatnya yang sabar, ikhlas , khusyuk dan kontinyu dalam mengamalkan sholat sunnah tahajud

Banyak keterangan hadits yang mengungkapkan keutamaan ibadah shalat tahajud



  • a. Dari Jabir ra, ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberi-kannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)

  • b. Dari Abdullah bin Salam, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Tirmidzi)

  • c. Rasulullah saw bersabda yang artinya, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)

  • d. Dari Sahal bin Sa’ad ra., ia berkata, “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah saw lalu berkata, ‘Wahai Muhamad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.’”

  • e. Rasululah saw bersabda, “Seluruh manusia dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat. Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk surga tanpa hisab. Baru kemudiaan seluruh manusia diperintah untuk diperiksa.”

Saudaraku ,sungguh tinggi kedudukan dan keutamaan ibadah sholat tahajud , maka sudah sepantasnyalah kita senantiasa berupaya untuk tidak melewatkan semalampun kecuali untuk sholat tahajud.


Beberapa tips yang semoga bermanfaat , dan insya Allah akan membantu memudahkan kita agar bangun di penghujung malam dan melaksanakan sholat sunnah tahajud.



  1. Biasakan tidur di awal waktu, jangan membuang waktu untuk halyang tidak penting, yg hanya membuat kita tidur larut sehingga masih berat bangun di sepertiga malam.

  2. Bersungguh-sungguh mengamalkan adab sebelum tidur. Dg berwudhu, sholat sunnah, berdzikir dan berdoa sebelum tidur. Jangan tidur dalam keadaan berhadats (terutama hadats besar), karena hal ini akan menimbulkan rasa malas di waktu bangun malam.

  3. Janganlah menganggap bahwa bangun malam untuk melakukan sholat tahajud itu sebagai pekerjaan yang berat. Namun karena kit membutuhkan ibadah tsb.

  4. Yakin , bahwa bangun malam justru akan membuat jasmani dan rohani kita lebih sehat.

  5. Menjaga keikhlasan ketika berniat untuk bangun malam dan melakukan sholat tahjud. Dengan ikhlas, yakinlah Allah akan meringankan pekerjaan yang semula tampak berat.

  6. Membuat jadwal tidur , sehingga terbiasa untuk menentukan jam berpa kita tidur dan bangun, Kebiasaan ini akan meringankan kita bangun malam.

  7. Kita usahakan menyisihkan waktu untuk tidur siang. Insya Allah akan membuat kita lebih kuat untuk bangun di sepertiga malam dan melakukan sholat sunnah tahajud.

  8. Membuat program aktivitas siang hari anda dengan efisien. Hindari kegiatan-kegiatan yang tidak penting , yang jauh dari nilai ibadah.

  9. Membuat jadual khusus tilawah Al-Qur’an, baik dengan membaca dan juga mempelajari tafsirnya. Mislanya : sesudah shalat maghrib dan sebelum/ sesudah shalat subuh.

  10. Motivasi diri untuk bangun malam dengan cara mempelajari dan betapa besar keutamaan-keutamaan di dalam sholat tahajud.

  11. Tanamkan rasa rindu untuk senantiasa bernunajat dan berkhalwat dengan Allah swt.

  12. Hindari maksiat, karena menjadi sumber lemahnya kadar iman dan ibadah kita kepada Allah swt. Dalam hal ini Sufyan Ats-Tsauri telah menuturkan pengalamannya, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”.

  13. Jangan makan malam berlebihan.

  14. Ajak istri dan juga anak-anak untuk bisa shalat tahajud bersama.

  15. Senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah swt agar diberikan kemudahan untuk bangun malam dan melakukan sholat tahajud dengan ikhlas dan khusyuk.

Saudaraku, banyak jalan menuju Roma. Anda pasti juga punya kiat-kita jitu untuk selalu istiqomah melaksanakan ibadah shalat tahjud. Bila kita istiqomah, maka kita akan merasakan betapa bahagianya kita bisa melaksanakan ini.
Karena sesungguhnya, masih sangat banyak lagi keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalam sholat sunnah tahajud ini.
Saudaraku, mari kita kuatkan dan luruskan niat kita untuk senantiasa menegakkan dan mendawamkan sholat tahajud dengan ikhlas dan sabar, serta bersyukur bahwa kita termasuk orang-orang yang dimudahkan Allah dalam menjaga shalat tahajud ini.

Allahu a’lam

Sumber : http://www.syahadat.com




Minggu, 15 Februari 2009

Do’a kita , dialog dgn Allah

Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan. (*1)
Kebanyakan , doa-doa yang dikabulkan oleh Allah adalah karena kondisi yang terdesak dari orangyang berdoa. Mereka berdoa kepada Allah dengan kebajikan yang pernah dilakukan, sehingga Allah membalasnya.

Dilain pihak, dalam keseharian kita selalu dihadapkan pada kejadian-kejadian baru atau peristiwa-peristiwa yang belum pernah terjadi. Kadang kita menginginkan sesuatu , namun yang didapatkan justru lain.

Saudaraku, doa merupakan cerminan akhlak seorang hamba kepada Tuhan-nya. Ia hadir karena hati merindukan pertolongan-Nya, kasih sayang-Nya dan ampunan-Nya. Saat seorang hamba meratap , “ Ya Allah…”. Sesungguhnya hamba tersbut memanggil Allah . Dengan menyadari hali ini, sesungguhnya seorang hamba sedang berdialog langsung dengan Allah, Raja yang menguasi alam semesta beserta isinya.


Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah Mahahidup dan Mahamulia, Dia malu membiarkan orang berdoa sambil mengangkat kedua tangan dan menutup keduanya dengan tanpa hasil ,” (Hr Tirmidzi).

Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:





  1. Ibadah, seperti firman Allah: “ Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim”. (Qs. Yunus: 106).


  2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: “Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.” (Qs. al Anbiya: 15).


  3. Panggilan atau seruan. Allah berfiman: “ Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang.” (Qs. ar- Rum: 52)


  4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: “ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar “ . (Qs. al Baqarah: 23).


  5. Permohonan. Seperti firman Allah: “ Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (Qs. al Mukmin: 49).


Macam-Macam Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy menyatakan bahwa : ‘Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah permintaan) dan do'a ibadah.’ (*2)

Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:



1. Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:





  • a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala)


  • b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.


  • c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang biasa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta kepada orang lain, yang untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.


2. Do'a Ibadah maksudnya,semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.

Keutamaan Berdo’a





  1. Do'a merupakan ibadah dan sebuah ketaatan alas perintah Allah. Allah berfirman:” Dan Tuhanmu berfiman: “Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” (Qs. al Mukmin: 60). Di dalam sebuah hadits disebutkan: Dari an-Nu'man bin Basyir berkata, bahwa Rasulallah bersabda: “Do'a adalah ibadah.” (*3)


  2. Merupakan perbuatan yang paling mulia dan dicintai oleh Allah. Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: “Tidak ada sesaatu yang lebih mulia di sisi Allah dari do'a.”(* 4)


  3. Do'a menghalangi kemurkahan Allah. Karena orang yang tidak berdo'a kepada Allah, Allah akan marah kepadanya sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulallah, “ Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, Allah akan marah padanya” . (*5)


  4. Do'a menunjukkkan kecerdasan dan kekuatan batin seseorang. Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: "Selemah-lemahnya manusia adalah orang lemah (jarang) berdo'a dan sebakhil-bakhilnya manusia adalah orang yang bakhil dalam mengucapkan salam. (*6)


  5. Do'a bisa mencegah bencana yang belum terjadi dan menghilangkannya bila sudah terjadi. Rasulullah bersabda: “Tidak ada yang bisa menolak al Qadar (takdir) itu kecuali do'a.” (*7)


  6. Do'a menjadi perekat tali cinta dan kasih sayang sesama mukmin. Karena seseorang yang mendo'akan saudaranya yang lain yang jauh, maka akan dikabulkan. Allah berfirman: “ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, Allah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Qs. Maryam: 96). Dan sudah disepakati bahwa do'a termasuk dalam iman dan amal shalih.


  7. Berdo'a merupakan sifat orang-orang muttaqin. Allah berfirman: “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdo'a: Ya Tahan kami, beri ampuniah kami dan saudara saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau menjadikan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Qs. al Hasyr: 10). Saudaraku, doa juga merupakan sifat para Nabi-nabi terdahulu, kalau mendapatkan permasalahan mereka segera berdo'a kepada Allah, sebagaiamana yang diceritakan oleh Allah dalam firman-Nya: "Maka Kami perkenankan do'anya, dan Kami enganugerahkan Yahya kepadanya. Dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan - perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas, dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami." (Qs. al Anbiya: 90).


  8. Do'a menjadikan seseorang tsabat (teguh/kokoh) dalam menghadapi musuh dan sarana untuk mendapatkan pertolongan. Sebagaimana kisah Thalut dengan pasukan seadanya mampu mengalahkan Jalut dengan bala tentaranya. Allah berfirman: “ Tatkala Jalut da n tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdo'a. "Ya Tuhan kami, berilah kesabaran pada diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (Qs .al-Baqarah: 250).


  9. Do'a sebagai pelarian dan tumpuan harapan orang-prang yang teraniaya. Seperti yang di contohkan oleh Nabi-nabi terdahulu ketika dimusuhi oleh kaumnya, bahkan akan dibunuh dan dianiaya. Mereka berdo'a kepada Allah. Seperti yang diceritakan oleh Allah tentang Nabi Nuh. Sebelum mereka (kaum musyrikin Quraisy), kaum Nuh telah mendustakan (Nuh). Maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan) "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman." Maka dia mengadu kepada Tuhannya "bahwasannya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah aku. (Qs. al Qamar: 9-10).


Begitu juga yang dilakukan oleh Nabi Adam sebelumnya, jaga oleh Nabi Ibrahim,
Nabi Yunus, Nabi Musa dan Nabi Muhammad.

Syarat-Syarat Terkabulnya Do’a
Supaya do'a dikabulkan oleh Allah, maka ada beberapa syarat yang harus diper-hatikan sebelum berdo'a. Di antara syarat-syarat tersebut itu adalah:





  1. Harus ikhlas dan yakin bahwa hanya Allah yang bisa mengabulkan permahonan, dan meyakini bahwa tidak ada yang bisa memberi manfaat dan mencegah kemudharatan kecuali Allah semata. Allah berfirman: “ Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi, Apakah disamping Allah ada Tuhan-Tuhan (yang lain yang berbuat seperti itu?). Amat sedikitlah kamu mengingat-Nya.” (Qs. an Naml: 62).


  2. Ditujukan hanya kepada Allah semata. Allah berfirman: “ Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah/berdo'a kepada seorangpun di dalamnya di samping Allah” . (Qs. al Jin: 18). Dan sebagaimana pesan Rasulullah kepada lbnu Abbas dalam hadits panjangnya ,“ Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah dan jika engkau minta tolong, minta tolonglah kepada Allah.” (* 8)


  3. Bertawassul kepada Allah dengan salah satu tawassul yang di benarkan, yaitu:
    a) Bertawassul dengan Asmaa al-Husna (nama-nama Allah yang mulia) dan sifat-sifat-Nya. Sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam firman-Nya: “ Hanva milik Allah Asmaa al-Husna, maka bermohonlah kepada- Nya dengan menyebut Asmaa al-Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut) namaNya, nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” . (Qs. al A'raf: 180). Contoh bertawassul dengan Asmaa al-Husna: Ya AI-Hayyu (Yang Maha Hidup), Ya Al-Qayyum (Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya), dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan, perbaikilah semua urusanku, janganlah Engkau memasrahkanku kepada diriku sendiri sekejap matapun. (*9)
    b) Bertawassul Dengan Amal Shalih. Sebagaimana firman Allah Orang-orang yang berdo'a: "Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Kami telah heriman, maka ampunilah segala dosa Kand dan peliharalah Kami dari siksa neraka” . (Ali Imran: 16). Seperti yang dilakukan oleh "Penghuni Gua" yang diceritakan oleh Rasulullah Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khattab berkata: "Saya mendengar Rasulullah bercerita: “ (Di masa) sebelum kalian ada tiga orang sedang berjalan-jaian, kemudian mereka menemukan sebuah gua yang dapat digunakan untuk berteduh dan neereka pun masuk, tiba-tiba ada batu yang besar dari atas bukit menggelinding dan menutupi pinto gua. Sehingga mereka tidak bisa keluar, salah seorang di antara mereka berkata: "Sungguh tidak ada yang bisa menyelamat-kan kaiian dari bahaya ini kecuali kalian berdo'a kepada Allah dengan menyebut amal shalih yang pernah diperbuat" Akhirnya setiap orang menyebut amal shalihnya. Yang pertama (menyebutkan) perbuatan baiknya kepada orang tuanya. Yang kedua (menyebutkan keadaannya yang) meninggalkan maksiat (zina) karena tnkut kepada Allah, padahal sudah berada di antara dua kaki perempuan. Yang ketiga (menyebutkan) amanahnya, yaitu dia menyerahkan gaji pembantunya yang sudah lama pergi meninggalkannya.” (*10)
    c) Tawassul dengan do'a orang shalih yang hadir dan masih hidup. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas yang artinya: Bahwa seorang Arab Badui mendatangi Nabi dan beliau sedang khotbah jum'at. Ia mengadukan kekeringan yang terjadi, dan minta untuk dido'akan supaya turun hujan. Rasulullahpun mendo'akannya. Beliau belum turun dari mimbar kecuali air hujan mengalir di jenggotnya. (*11)
    d) Begitu juga yang dilakukan oleh para sahabat, mereka bertawassul dengan do'anya al Abbas. Juga tawassulnya Muawiyah dengan do'anya al Aswad bin Yazid at Jurasy.


  4. Berdo'a dalam kebaikan bukan untuk dosa dan memutuskan silaturrahim. Rasulullah bersabda: “Do'a seorang hamba akan dikabulkan selama tidak berdo'a untuk dosa dan memutuskan kerabat.” (*12)


  5. Husnuzhan (berbaik sangka) kepada Allah bahwa Dia akan mengabulkan do'a kita, kalaupun tak dikabulkan itu karena hikmah yang Allah lebih mengetahuinya. Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: "Berdo'alah kepada Allah sambil kamu meyakini bahwa Allah akan nengabulkannya.” (*13)


  6. Menghadirkan hati dalam berdo'a Berta berusaha memahami makna dari do'anya. Karena Rasulullah bersabda: “ Ketahuilah sesungguhnya Allah tidak akan menerima do'a dari hati yang lalai.” (*14)


  7. Memperbaiki makanan dengan berusaha memakan yang halal. Allah berfirman: “ Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.” (Qs. al-Maidah: 27). Dan diriwayatkan oleh Abi Hurairah, Rasulullah bersabda: “ Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan Allah memerinintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana Dia memerintahkan kepada para Rasul”. Allah berfirman: “ "Hai para Rasul makanlah segala sesuatu yang baik, dan lakukanlah pekerjaan yang baik", Dia juga berfirman: “"Hai orang.orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik dari yang telah Kami rizkikan kepadamu." Kemudian Rasalullah menceritakan seseorang yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut masai dan penuh debu, dia menengadahkan tangannya ke langit gambit berdo'a: ‘Wahai Tuhan, wahai Tuhan’, sedangkan makanannya haram, minutnannya haram, pakaiannya dari yang haram dan perutnya di kenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin permohonannya dikabulkan. (*15)


  8. Sebaiknya berdo'a dengan do'a-do'a yang ada dalam al Qur'an.


  9. Menghindari I'tida' (melampaui batas) dalam berdo'a. (Bentuk-bentuk I'tida' ) Allah berfirman : “ Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (baik pada cara meminta dan apa yang diminta).” (al A'raf: 55).



Sumber : hndra Setiawan, Cara Nabi menghadapi kesulitan hidup. Nurul Mukhlisin Asyraf , http://www.vbaitullah.or.id , majalah As-Sunnah 07/IV/1421H hal 52 - 57.

Maraji’
1. Disarikan dari Kitab Ad-Du'a, Mafhumuhu Wa ahkamuhu, Oleh Syeikh. Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd.
2. Bada'iul Fawaid oleh Ibnul Qayyim.
3. Majmu Fatawa Syeikh Islam Ibnu Taimiyah.
4. Mu'jamul Bida' oleh Zaid bin Shabry bin Abi Ulfah.

Pustaka



1. Badai' al-Fawaid III/2, oleh Ibnu al Qayyim.
2. Al-Qawaidul Hasan li Tafsiril Qur'an, hal: 154, oleh Ibnu Sa'di.
3. HSR. Tirmidzi, no: 2969, kitab at Tafsir; Abu Daud, no: 1479, kitab Shalat, bab ddu'a; Ibnu Majah, no: 3828, kitab Do'a Fadluddua. Dan dishahihkan oleh Syeikh al Albani alam Kitab al Jami', no:3407.
4. HR. al-Bukhari dalam kitab al-Adab at Mufrad, no: 712, bab Fadluddua.
5. HR. at Tirmidzi no: 3373 dan Ibnu Majah no: 3827, pada kitab Do'a, bab Fadlu ad-do'a, dan dihasankan , Syeikh al Albani di Shahih Adab al Mufrad 512.
6. HR.Ibnu Hibban no: 1939, kitab Ad-Do'a, bab man Ajaza Fiddua dan dishahlhkan oleh Syeikh al Albani di Shahih al Jami': 1044.
7. HR. Ibnu Majah (90) bab al Qadr, Tirmidzi (139) bab La Yaruddul al Qadr, Iliad-do'a dan dihasankan oleh al-Albani di Shahih Jami': 7687.
8. HR. Tirmidzi (2511) Sifatil Qiyamah, dan disahkan oleh Syeikh al Albani di shahih al Jami' 7957.
9. HR. al-Hakim dan dia menshahihkan dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Lihat Shahih at Targib wat Tarhib 1/273.
10. hadits Bukhari no:3465, Ahadits aubiya, bab Hadits Al-Ghar; Muslim no:2743, bab Qissah Ashabul Ghar, Riyadussalihin bab Niyat hadits no: 13.
11. HR. al Bukhari, no:933, kitab al Jum'ah, bab Istisqa' _l Jum'ah dan Muslim no:898, kitab al Istisqa', bab Ad Do'a _l istisqa'.
12. HR. al Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no:655 dan Muslim no:2735, kitab Adz-Dzikr wad- Dua, bab Istihbaab Hamdullah Ba'da al-Akli wa as Syarb.
13. HR. at Tirmidzi no:3479, kitab ad-Daa'wat dan dihasankan oleh Syeikh al-Albani di dalam Shahih al Jami' no: 245.
14. HR. al Hakim 1/494, at-Thaharani kitab ad-Do'a dan dihasankan bleb Syeikh al-Albani di dalam Shahih al Jami' 245.
15. HR. Muslim no:1015, ktab Az-Zakat, bab Qabuulu as Sadaqath min Kasbin Tayyib.


Antara Doa dan takdir

Doa-doa kita dan lafal-lafal ta’awwudz kedudukannya seperti senjata utuk perlindungan diri. Senjata ini akan memiliki arti bukan karena tajamnya saja, akan tetapi juga karena orang yang menggunakannya. Jika suatu senjata memiliki kesempurnaan, tiada cacat, tangan penggunanyapun kuat dan mahir, dan tanpa faktor penghalang dari luar. Maka ini menjadi senjata yang efektif. Namun bila satu syarat tiada terpenuhi, maka akan jauh berkurang fungsinya.

Begitu pula doa kita. Dan yang menjadi pertanyaan kita sekarang, adalah Jika sesuatu yang diminta seorang hamba dalam doa sudah ditakdirkan terjadi , maka itu akan terjadi, baik orang itu berdoa maupun tidak. Atau sebaliknya , jika sesuatu tidak ditakdirkan, maka sesuatu itu tidak akan terjadi baik diminta maupun tidak .

Ada beberapa (3) pernyataan pendapat tentang ini :
a. Sekelompok manusia yang membenarkan pernyataan ini
b. Sekelompok lain menyatakan, bahwa doa hanya merupakan alamat terpisah tanda-tanda yang tidak terkait dengan terjadinya sesutu yang diciptakan oleh Allah akan terjadinya sesuatu yang diinginkan oleh orang yang berdoa.
c. Pendapat Ibn Qoyyim al Jauziyah, menyatakan bahwa ‘Sesuatu yang ditakdirkan terjadi adalah karena suatu sebab, dan sebab itu adalah doa.

Selanjutnya Kita bahas satu-per satu.
a.
Sekelompok manusia yang membenarkan pernyataan ini, selanjutnya dia berpendapat tidak apa-apa meninggalkan berdoa, karena tidak ada manfaatnya seorang hamba berdoa. Ibnu Qoyyim al Jauziyah, menyatakan pendapat ini adalah cerminan endapat yang bodoh dan sesat. Karena , asumsi ini meninggalkan semua usaha kita yang bersifat kausalitas yang dilakukan manusia.

Sehingga dikatakan misalnya, “jika rasa kenyang dan hilangnya dahaga adalah sesuatu yang sudah ditakdirkan dan harus terjadi, apakah mereka harus tetap makan ? Jika keduanya tidak ditakdirkan terjadi , maka kenyang dan hilangnya dahaga tidak akan terjadi, baik mereka makan maupun tidak makan “.
Jika seorang hamba ditakdirkan memiliki anak, maka hal itu akan terjadi apakah hamba trsebut menyetubuhi wanita (istri) atau tidak menyetubuhinya.

Apakah pemikiran ini logis dan manusiawi ?


Sebagian dari golongan ini mengelak, dan berkata ,”Menyibukkan diri dengan doa hanya merupakan ibadah mahdhad. Allah akan memberi pahala kepada orang yang mau berdoa, namun tanpa pengaruh sedikitpun terhadap terjadinya sesuatu yang diminta dalam doa tersebut “.

Bagi pendapat golongan ini, adalah tidak ada bedanya antara orang yang berdoa dengan orang yang tidak berdoa. Mereka berpendapat , bahwa doa tidak berpengaruh sedikitpun terhadap terjadinya sesuatu. Kaitan antara doa dan terjadinya sesuatu yang diminta dalam doa seperti kaitan dengan sesuatu benda yang diam tak bergerak.

b.
Golongan ini berpendapat bahwa, jika terpenuhi apa yang diinginkannya, maka doa yang ia lakukan hanya merupakan tanda atau alamat atau isyarat bahwa apa yang diinginkan telah terjadi. Sebagaimana mendung hitam yang terjadi di musim hujan, itu merupakan tanda bahwa akan terjadi hujan.

Seperti halnya ketaatan yang dibalas dengan pahala atau maksiat yang dibalas dengan siksa. Ia hanya semata-mata tanda terjadinya siksa atau pahala, ia hanya sebab.

c.
Ibn Qoyyim al Jauziyah menjawab persoalan diatas, bahwa Sesuatu yang ditakdirkan terjadi adalah karena sebab. Sebab itu adalah doa.
Jadi takdir tidak terjadi semata-mata berdiri sendiri tanpa sebab. Selagi seorang hamba melakukan sebab, maka sesuatu tersebut pasti terjadi.
Jika seorang hamba tidak melakukan sebab, maka sesuatu itu tidak akan terjadi.
Sebagaimana takdir terjadinya rasa kenyang dan hilangnya dahaga karena sebab makan dan minum. Demikian juga takdir masuk surga adalah karena amal saleh atau masuk nereka karena maksiat.

Ketika itu, doa adalah merupakan sebab paling kuat terhadap terjadinya sesuatu. Karena tidaklah sah bila dikatakan, “Tidak ada pengaruhnya beroda atau tidak “, sebagaimana dikatakan ,” Tidak ada gunanya makan dan minum” serta semua gerak aktivitas manusia”.

Dijelaskan sekali lagi, tidak ada penyebab yang kekuatannya melebihi doa.
Karena itu, para sahabat yang merupakan orang yang paling tahu tentang allah dan Rasulul-Nya dan paling paham dalam urusan agamanya. Mereka adalah orang yang paling teguh dalam melakukan sebab ini dengan memperhatikan syarat dan tata cara dalam berdoa dibanding lainnya.

Umar Bin Khaththab meminta kemenangan kepada Allah atas musuhnya dengan berdoa, padahal Umar adalah tentara yang pemberani dan paling gagah. Umar pernah berkata kepada pasukannya, “Kalian tidak menang karena jumlah kalian yang banyak, akan tetapi kemenangan kalian datang dari langit “.

Dalam waktu yang lain, Umar mengatakan, “ Saya tidak membawa semangat dikabulkannya doa, akan tetapi saya membawa semangat untuk berdoa “, “Jika saya dikaruniai kesempatan untuk berdoa, maka sesungguhnya saya dikaruniai terkabulnya doa”.

Dalam bait syair sastrawan Arab, dikatakan “Seandainya Engkau tidak meluluskan apa yang aku harapkan dan aku minta. Dan kemurahan Tangan-Mu, aku tidak akan berhenti berdoa”.

Saudaraku, artinya, bahwa barangsiapa diberi kekuatan untuk berdoa, sesungguhnya ia juga menginginkan dikabulkannya doanya.

Firman Allah, yang artinya ,” … Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu…. (Qs. Ghafir : 60).
Firman Allah , yang artinya ,” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku”, (Qs. Al Baqarah : 186).


Rasulullah saw bersabda, yang artinya ,” Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah murka kepadanya “, (Hr Ibn Majah dari Abu Hurairah).

Saudaraku, tidak ada tindakan paling mulia dalam mendatangkan nikmat Allah dan menjauhkan diri dari siksa-Nya melebihi dari mendekatkan diri kepada-Nya serta taat dan berbuat kebajikan kepada semua makhluk Allah.

Allahu a’lam

Sumber kutipan : Ibn Qoyyim al Jaujiyah , obat penyakit hati (Al Jawabul Kafi Dawa ad Dawa.



Tips antisipasi kerusakan LCD ponsel

LCD media untuk menampilkan data, angka dan huruf pada ponsel. LCD pada ponsel mempunyai batas kemapuan efektif sekitar 2 tahun. Komponen LCD memerlukan tegangan sebesar 4,8 volt yang terdapat dalam power supply ponsel.

Secara umum tanda-tanda kerusakan LCD, adalah layar kelihatan mulai berubah warna. Bila diaktifkan akan menghasilkan tampilan gambar atau tulisan yang kurang cemerlang. Bisa juga ditandai dengan muculnya garis-garis pada layar. Bisa juga pada saat dihidupkan gambar lama muncul atau LCD mengalami blank atau tidak memunculkan sesuatu informasi.

Sebagaimana seperti monitor komputer, LCD juga terkoneksi dengan beberapa komponen, yaitu koneksi dari Central Procesor Unit dan hubungan LCD ke CPU melalui jalur khusus. Berupa jalur data yang berisi data hasil olahan dari CPU. Tegangan arus LCD diperoleh dari power supply ponsel.

Ada beberap modus kerusakan pada LCD ponsel, misalnya :



  • a. LCD blank . Tanda-tanda kerusakan ini hampir mirip dengan kerusakan pada software. Dimana biasanya gambar tidak muncul sama sekali dilayar ponsel, meskipun ponsel dalam keadaan normal. Biasanya ponsel juga tidak respon. Kerusakan LCD ini umumnya disebabkan terlalu sering-nya ponsel diletakkan ditempat yang panas atau terkena sinar matahari secara langsung. Bila LCD blank , masih ada kemungkinan untuk memperbaikinya. Anda bisa memeriksa atau mengganti sebuat alat yang bernama konektor LCD . alat ini terdapat di bagian belakang LCD dan ada perangkat kabel yang dinamakan Rubber. Rubber merupakan alat yang berfungsi mengalirkan arus dari mesin ponsel ke LCD sehingga menghasilkan tulisan atau gambar.

  • b. LCD bergaris. Tanda-tanda ini akan nampak bila ponsel diaktifkan, maka dilayar ponsel akan terdapat garis vertikal atau horisontal. Akibatknya gambar atau tulisan yang tertampil dilayar akan tempak seperti bergaris. Umumnya kondisi ini terdapat pada ponsel-ponsel LCD yang kualitasnya kurang bagus. Atau bisa juga karena ketidakseimbangan arus yang masuk dari mesin ponsel ke LCD ponsel tersebut. Bila ini terjadi pada ponsel anda, jalan terbaik adalah mengganti seperangkat LCD yang sesuai dengan type merk ponsel anda.

  • c. LCD pecah. Bisa jadi ini kerusakan yang terparah, karena tidak lain anda harus mengganti perangkat LCD tersebut.


Allahu a’lam

Sumber :Cepat & praktis betulin HaPe semua merk, Tim Kompulab, Multicom


Pikiran menentukan bahagia atau tidak

Saudaraku, sangat sering seorang hamba mengalami situasi dan peristiwa dalam kehidupannya yang membuat tidak bahagia, tidak nyaman. Namun, ketika sadar dengan situasi yang terjadi, ia akhirnya menemukan bahwa ketidak-bahagiaanya hanyalah suatu reaksi, dan manusiapun dapat berekasi dengan cara yang berbeda. Apabila seorang hamba berhasil mengatasi permasalahannya itu, ia menjadi lebih stabil dan toleran dengan berbagai permasalahan yang sedang dan akan dihdapi.

Saudaraku, dua orang yang mempunyai kekuatan fisik yang sama, kemudian disuruh untuk memikul beban dengan berat yanga sama. Bisa jadi, orang pertama mengeluh seolah olah beban ini sangat berat dan lebih berat dari orang kedua. Sadangkan orang kedua, bisa jadi dia tidak merasa keberatan bahkan merasa lebih ringan bebannya.
Tidak semua kegelisahan menembus dalam relung hati. Hanya apa yang Anda ijinkan masuk ke dalam hati dengan sepenuhnya akanmasuk. Seperti seorang raja yang mempersilahkan musuh masuk kedalam bentengnya, padahal bentengnya terbuat dari dinding yang tebal dan pintu yang rapat kokoh.

Jadi kenapa kita tidak memperkuat dan membentengi diri melawan sakit dan kegelisahan ?

Otto Von Bismark, tokoh militer Jerman masa itu. Adalah seorang jenderal perang yang bertangan dingin. Dia seorang perokok berat, sehingga ia selalu merokok dari hari ke hari.Diceritakan ia merasa sulit untuk berpikir atau konsentrasi , dalam merencanakan, menganalisis untuk mengambil suatu keputusan.
Suatu ketika, negara ini dalam kondisi sedang berperang. Ia hanya punya satu batang disakunya, maka ia tangguhkan untuk merokok, sambil menunggu waktu yang tepat untuk merokok. Lama-kelamaan ia menyadari bahwa ia bisa berpikir, bekerja tanpa harus mereokok. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti merokok. Ia tidak ingin kebahagiaanya, kesehatannya bergantung pada rokok.

Saudaraku, sebenarnya anda adalah kaya. Namun anda belum menyadari kekayaan ayang anda miliki. Dengan kita mengalihkan perhatian dari hal-hal negatif ke hal-hal yang positif, maka hidup kita akan terasa lebih terang.

Janganlah kita meratap dan merindukan masa lalu. Mengapa tidak memikirkan saat ini ? sebalum masa ini berlalu ?. Perlu kita ingat bahwa masa kini akan menjadi masa lalu di masa depan kita.

Selama ini kita berusaha keras untuk mencari dan menambah harta , padahal kita telah mempunyai harta yang tak ternilai harganya….yang ada dalam diri kita. Kesehatan kita, pikiran kita, ibadah kita, ketaatan kita kepada Allah.


Termasuk yang dapat mengusir perasaan cemas dan gelisah adalah memusatkan semua pikiran untuk mengerjakan sebuah pekerjaan pada hari ini dan memutuskan diri dari pikiran-pikiran yang akan datang serta kesedihan atas waktu-waktu yang lalu. Karena itu Rasulullah berlindung dari Al-Ham dan Al-Hazn.
Al-Hazn adalah perkara-perkara yang telah lalu yang tidak mungkin diulang dan didapati kembali.
Al-Hamm adalah sesuatu yang diakibatkan oleh ketakutan pada masa yang akan datang. Maka hendaklah seseorang menjadi manusia hari ini, mengerahkan sekuat tenaga kesungguhannya dalam memperbaiki hari dan waktunya saat ini.

Memusatkan pikiran dalam masalah ini juga dapat menyempurnakan sebuah perbuatan, disamping menjadi pelipur lara kesedihan. Rasulullah jika berdoa atau mengajarkan umatnya untuk berdoa, maka dia juga menganjurkan untuk minta pertolongan dan keutamaan kepada Allah ta'ala atas kesungguhannya dalam mewujudkan doa-doanya. Dan juga meninggalkan setiap yang tidak diinginkan dalam doa-doanya karena doa seharusnya sesuai dengan amal perbuatan.

Seorang hamba yang bersungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang bermanfaat baginya dalam urusan agama dan dunianya akan memohon kepada Rabb-nya kesuksesan yang diinginkannya.

Dan dia minta tolong kepada-Nya atas hal tersebut:
"Berusahalah untuk meraih apa yang bermanfaat untukmu, mintalah pertolongan Allah dan janganlah engkau lemah. Jika ada sesuatu yang menimpamu, maka jangan engkau katakan: Seandainya saya kerjakan ini niscaya akan jadi begini dan begitu, akan tetapi katakanlah bahwa Allah yang telah menetapkannya, apa yang Dia kehendaki Dia perbuat. Karena sesungguhnya (kata-kata) "seandainya" membuka peluang bagi perbuatan setan" (riwayat Muslim)

Rasulullah berupaya mendapatkan manfaat dalam setiap keadaan dengan perintah meminta pertolongan kepada Allah serta tidak tunduk terhadap kelemahan, yaitu kemalasan yang merugikan dan menyerah terhadap perkara-perkara yang telah berlalu serta menyaksikan ketetapan Allah dan ketentuannya.
Beliau juga menjadikan sebuah perkara menjadi dua bagian:



  1. Bagian dimana seorang hamba memungkinkan baginya untuk meraihnya atau meraih apa yang memung-kinkan baginya, atau menolaknya atau meringankannya, maka dalam hal ini seorang hamba harus memperlihatkan kesungguhannya dan minta tolong kepada Rabb-nya.

  2. Bagian lain yang tidak mungkin untuk itu, maka pada hal tersebut seorang hamba harus tenang, ridha dan pasrah. Tidak diragukan lagi bahwa berpedoman dengan ka'idah ini merupakan penyebab datangnya kesenangan dan hilangnya rasa gundah dan resah

Lalau apakah kebahagiaan itu ?


Ghalib Ahmad Masri , dalam La Tahzan , menyatakan bebearap jalan yang sering digunakan seorang hamba untuk mencapai kebahagiaan :al



  1. Paham spiritual, dimana ahli filsafat percaya bahwa kebahagiaan nyata ada pada hal-hal yang bersifat kerohaniaan.

  2. Paham materialistik, yang mempunyai pikiran bahwa kebahagiaan terletak pada penguasaan terhadap suatu benda.

  3. Paham rasionalistik, dimana orang yang percaya bahwa kebahagiaan bisa dicapai dengan memainkan pikiran dan logika.

  4. Iman dan taqwa kepada Allah. Dalam Islam, yang menjadikan kebahagiaan adalah dari usnsur rohani, material dan pikiran yang merupakan unsur kebahagiaan apablia dilandasi dengan iman. Badan dipelihara dari makanan dan minuman, pikiran oleh pengetahuan dan penilitian, sedangkan ruh dipelihara dengan iman dan kebaikan. Dengan iman akan terbangun kombinasi yang seimbang. Dengan iman , seoranghamba akan mempunyai kekuatan dan kemampuan yang melebihi kekuatan badannya.

Kedalaman dan kekuatan iman, akan mempunyai efek yang mengagumkan . Iman akan membangun suara hati dan mengingatkan bahwa hanya Allah saja yang Maha Mengetahui setiap rahasia manusia, rahasia dilangit dan rahasia di bumi. Seorang hamba akan merasa sselalu diawasi oleh Allah, kapan saja.

Untuk mencapai kebahagiaan, kita perlu mengetahui mengapa kita hidup didunia ini. Hal yang tidak bias kita tanyakan kepada diri sendiri atau kepada orang lain. Yang paling mengetahui adalah yang menciptakan kita. Kita bisa mengetahui lewat firman-firman-Nya.

Firman Allah, yang artinya ,”Allah menyatakn tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yangberilmu (juga menyatakan demikian itu). Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Seungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) diantara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya “, (Qs. Ali Imran : 18-19).

Kekayaan, pangakt kedudukan ..yang berlebihan bisa membuat hamba menderita karenanya. Kekayaan, pangkat dst yang berlimpah memproduksi ketakutan akan kehilangan yang mengakibatkan insomnia. Tidak ada titik cukup…. When is enough ..?

Saudaraku, jangan memelihara kekecewaan. Kekecewaa adalah perasaan yang terjadi karena menginginkan sesuatu namun tidak mendapatkannya. Kekecewaan bisa terjadi pada siapa saja. Sorang yang jujur , rajin bekerja, namun justru orang lain yang brengsek tetapi cepat naik pangkat. Dst.
Saudaraku, karya anda sendirilah yang membuat anda senang dan berkecukupan.

Allahu a’lam
Sumber :Ghalib Ahmad Masri, La-Tahzan , setelah kesulitan datang kemudahan,Syeikh Abdur Rohman bin Nasir As-Sa'di, Meraih Hidup Bahagia (Cara Efektif Mengatasi Problem)