*****Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yg sabar.(Qs.Al-Baqarah 2 : 155).*****Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga , padahal (cobaan) belum datang kepadamu seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yg beriman bersamanya , berkata, 'kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah , sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.(Qs.Al-Baqarah 2 : 214). *****Dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan , agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati.(Qs.Al-An'am 6 : 42). *****Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yg baik-baik dan (bencana) yg buruk-buruk, agar mereka kembali (kepda kebenaran). (Qs. Al-A'raf 7 : 168). *****Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yg apabila disebut nama Allah gemetar hatinya , dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yg melaksanakan shalat dan yg menginfakkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yg benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yg mulia. (Qs.An-anfal 8 : 2-4). *****Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yg berjihad diantara kamu dan tidak mengambil teman yg setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yg kamu kerjakan. (Qs. At-Taubah 9 : 16) *****Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yg sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Qs. Al-Anbiya 21 : 35). *****Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh , Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yg dusta. (Qs. Al-'Ankabut 29 : 2-3)
Tampilkan postingan dengan label Islam Today. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islam Today. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Januari 2014

Bercanda dan humor


Dlm suatu riwayat, suatu ketika Ibn Mas’ud memanjat pohon ara shg tampak betisnya yg kecil (kurus). Maka tertawalah para sahabat melihatnya. Ibn Mas’ud adl lelaki yg ukuran tubuhnya sebesar burung pipit, kurus dan pendek, hingga tinggi badannya tidak berbeda dg orang lain saat duduk. Melihat tawa itu, Rasulullah segera bersabda, yg artinya ,” Apakah kamu menertawakan kecilnya betis Ibnu Mas’ud. Demi Allah yg diriku dalam kekuasaan-Nya, bhw kedua betisnya itu timbangannya lebih berat daripada gunung Uhud “ . (Hr Thayalisi dan Ahmad).
Sungguh Allah melarang memperolok orang lain. Sebab didlmnya ada unsur kesombongan walau tersembunyi dan penghinaan thd orang lain. Dalam keseharian , kita tak jarang berkelakar dg humor  dg maksud untuk lebih mengakrabkan persahabatan. Namun seringkali kita terjebak dlm humor-humor dusta maupun humor dg penghinaan kpd orang lain yg walau dibalut dlm suasana canda.  
Padahal barang siapa yg memancing suasana agar semua tertawa walaupun dg cara dusta, mk ia terkena ancaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bhw Rasulullah bersabda: Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dg suatu kalimat; tidak diucapkan kecuali untuk membuat orang lain tertawa, mk ia terhempas ke dalam jurang jahanam sedalam antara langit dan bumi. Dan sungguh terpelesetnya lisan, lebih berat daripada seseorang terpeleset kakinya”.(Shahih, riwayat Imam Muhammad at-Tibrizi dlm Miskatul- Mashaih, Mizah (4835), (3/1360).)

Jumat, 03 Januari 2014

mana’a wahat menuntut hak tapi malas dg kewajiban



Allah berfirman
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ
الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ
وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ
“Kecelakaan besar bagi orang-2 yg curang, (yaitu) orang-2 yg bila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan bila mereka menakar atau menimbang utk orang lain, mereka mengurangi” (Al-Muthaffifin: 1-3)
Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dlm tafsirnya, bhw  Muthaffifin adl orang yg meminta haknya secara utuh namun mengurangi hak orang (pihak) lain. Artinya, mereka mengumpulkan dua sifat ('syuhh' dan bakhil). Syuhh adl menuntut hak secara penuh, sedangkan bakhil adl enggan melaksanakan kewajiban, (enggan menyempurnakan takaran ,timbangan). Ustadz Abu Minhal, (almanhaj.or.id)  menjelaskan bhw makna muthaffifin sebagaimana  dlm al-Jami li Ahkâmil Qur`an , bhw kata wail (وَيْلٌ)  artinya adzab yg dahsyat di akhirat. 

Rabu, 01 Januari 2014

Alangkah mudahnya meraih keberuntungan

Di Al Musnad hadits no 6605,X/106-107, dari Imam Ahmad bin Abdullah bin Amr ra, berkata bhw, “ Barang siapa bershalawat utk Nabi SAW satu kali shalawat , Allah dan para malaikatNya bershalawat utknya tujuh puluh kali. Mk dipersilahkan mempersedikit atau memperbanyaknya”.
Alangkah mudah dan ringannya. Begitu agungnnya keberuntungan yg diberikan kpd orang yg melaksanakannya. Seseorang hanya bershalawat utk Nabi , sekali saja . Namun pd saat bersamaan Allah Tuhan seluruh langit dan bumi, juga para malaikat-Nya bershalawat tujuh puluh kali utk orang itu.  Seandainya ada satu kali saja shalawat dari Tuhan semesta alam, mk itu sudah sangat mencukupi sbg keutamaan dan kemuliaan bahkan keselamatan bagi orang itu, apalagi sd tujuh puluh kali. Ini adl orang yg berbahagia dgn shalawat para malaikat kpd mereka yg bershalawat untuk Nabi SAW.
Dan hadits diatas , meski mauquf kpd Abdullah bin Amr ra, namun hukumnya marfu’ karena yg semisalnya tidak dikatakan sbg ra’y (pendapat).

Rabu, 11 Desember 2013

Mudah-murah dilakukan, keutamaannya luar biasa (2 dr 2)



Sungguh menarik bahasan ttg shalat Isyraq (Syuruq , Thulu’) , karena besarnya nilai  dan  pelaksanaannya yg  berkaitan dg waktu matahari terbit. Dalam Tuhfatul Ahwadzi, at-Targhib wat-Tarhib, Shahihut Targhib wat Tarhib Bughyatul Mutathawwi’, dsb  diceritakan ttg keutamaan duduk menetap di tempat shalat setelah shalat Shubuh berjamaah , lalu berdzikir kpd Allah Ta'ala sampai matahari terbit, lalu melakukan shalat dua rakaat. Tulisan lalu telah diulas dasar hukum  yg dijadikan pegangan, kita lanjutkan dg :
Hadits Kedua: ...
Ini adl riwayat yg dimaksud  Syaikh Abul Hasan Al Mubarkafuri sbg penguat hadits Imam At Tirmidzi di atas.
Dari Abu Umamah ra, bhw Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
 من صلى صلاة الغداة في جماعة ثم جلس يذكر الله حتى تطلع الشمس ثم قام فصلى ركعتين انقلب بأجر حجة وعمرة
  “Barangsiapa yg shalat subuh berjamaah lalu kemudian ia duduk untuk berdzikir kepada Allah hingga terbitnya matahari, kemudian ia bangun lalu shalat dua rakaat, mk ia mendapatkan pahala sebagaimana haji dan umrah.”  ( Imam Ath Thabarani : Al Mu’jam Al Kabir No. 7741, : Musnad Asy Syamiyyin No. 885, dan Alauddin Al Muttaqi Al Hindi : Kanzul ‘Ummal No. 3542)

Mudah-murah dilakukan, keutamaannya luar biasa (1 dr 2)

Islam itu mudah, bahkan sangat mudah. Ada  satu ibadah yg  sangat agung nilanya, dan sangat mudah pelaksanaanya .Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
Barangsiapa yg shalat subuh berjamaah, kemudian ia duduk  (dlm riwayat lain: ia menetap di mesjid) , utk berzikir kpd Allah sampai matahari terbit, lalu ia shalat dua rakaat, mk ia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna“.
Diriwayatkan Ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabir” (no. 7741), dinyatakan baik isnadnya oleh al-Mundziri. HR at-Tirmidzi (no. 586), dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “Silsilatul ahaditsish shahihah” (no. 3403).

Saudaraku, ibadah ini amat mudah dan amat murah, bisa kita lakukan setiap hari sesibuk apapun kita. Kesibukan apa lagi yg menghalangi kita untuk melewatkannya ?

Minggu, 08 Desember 2013

Seputar haji : laksanakan Umrah berulang kali (mumpung) berada di Mekkah



Dalam Fatawa al 'Utsaimin, Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin mengulas ttg fenomena umrah (sunnah) yg dilakukan berulang kali saat melaksanakan ibadah haji. Sebagian , beralasan utk memperbanyak amalan ibadah umrah selagi di Mekkah, ada juga motivasi bhw dg umrah sunnah 7 kali mk pahalanya seperti pahala ibadah haji, dst.
Ustadz Muhammad Ashim bin Musthafa, dlm tulisannya menyatakan bhw ada  fenomena yg umum disaksikan dikalangan jamaah haji Indonesia dan lainnya. Saat berada di kota  Mekkah, banyak yg berbondong menuju tanah yg halal, yaitu al hillu, Masjid ‘Aisyah di Tan’im atau Ji’ranah. Tujuannya utk melaksanakan umrah lagi. Umrah yg mereka kerjakan bisa lebih dari sekali dalam sehari. Alasannya, mumpung sedang berada di Mekkah, sepantasnya memperbanyak ibadah umrah, yg belum tentu bisa dikerjakan lagi sesudah sampai di tanah air. Dg kata lain, utk memperbanyak pahala.
Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin penuh keheranan pernah menyaksikan seseorang yg sedang mengerjakan sa'i dg rambut tersisa separo saja (sisi yang lain gundul). Syaikh 'Utsaimin bertanya kepadanya, dan orang tsb menjawab : “Bagian yg tak berambut ini telah dipotong utk umrah kemarin. Sedang rambut yg tersisa untuk umrah hari ini”.
Disini kita paparkan tulisan dari Ustadz Muhammad Ashim bin Musthafa, ttg fenomena tsb.

Sabtu, 07 Desember 2013

Berhati-hati dg Hadiah

Ada beberapa pendapat para alim ttg status (hukum) menerima hadiah bagi hakim (penguasa, pejabat dst). Banyak ulama mengambil jalan tengah, atau bersikap inshaf (adil). Muhammad Asy-Syarbini dlm Al-Khatib fi Mughni Al-Muhtaj Ila Al Fazh Al Minhaj, bhw An-Nawawi dan orang-orang yg bersikap inshaf (adil) memilih pendapat bhw hakim (penguasa, pejabat , pegawai negara dst) dilarang menerima hadiah. Hal ini dikuatkan oleh Ar-Ramli dlm Nihayat Al-Muhtaj .
Syaikh Ahmad bin Ahmad Muhammad Abdullah Ath-Thawil dlm Al Hadiyah Bainal Halal Wal Haram, bhw  ketika Umar bin Abdul Aziz menolak suatu hadiah, lalu dikatakan kpdnya bhw Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam dulu menerima hadiah, mk beliau (Umar) berkata,’Dahulu pemberian utk beliau (Rasulullah) adalah hadiah, sedangkan utk kita adalah suap.’ ‘Beliau Nabi didekati disebabkan kerasulan (kenabian) beliau bukan karena kekuasaan beliau, sedangkan kita didekati karena alasan kekuasaan semata’.
Alauddin Ath Tharablasi dlm Mu’ayyan Al-Hukkam fima Yataraddadu Bain Al Khasmaini Min Al-Ahkam, bhw dlm atsar disebutkan,” akan datang kpd manusia suatu masa yg pd waktu itu as-suht (penghasilan yg haram) dianggap sbg hadiah yg halal ........”.
Berkata Rabi’ah , ‘berhati-hatilah kamu thd hadiah, karena hadiah itu membawa kpd suap’.

Senin, 18 November 2013

Pengertian Tauhid (3 dr 3)



Keutamaan Tauhid Uluhiyah, mentauhidkan Allah dan meng-esa-kan-Nya dlm beribadah merupakan nikmat yg paling besar dan paling utama. Keutamaan dan buahnya tidak terhingga dan tidak terhitung. Keutamaan-keutamaan itu mencakup kebaikan di dunia dan akhirat, al :
1.    Sunggu tauhid uluhiyah adl nikmat terbesar yg dianugerahkan Allah kpd hamba-Nya, karena Dia-lah menunjukkaan hal itu kpd hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya,

يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ

“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yg Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yg hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku".(Qs. An-Nahl : 2)

Kamis, 14 November 2013

Pengertian Tauhid (2 dr 3)


Saudaraku, kita meyakini bhw  misi utama para Rasul dan para Nabi adalah menjaga kemurnian tauhid. Tauhid adl kewajiban pertama yg diserukan oleh para Rasul, dan ini adl landasan utama dlm setiap misi dakwah para utusan tsb. Kali ini kita, bahas macam-macam tauhid.
Tauhid Rububiyah.
Adl meyakini bhw Allah yg menciptakan hamba-Nya, Allah–lah yg memberi rizki, yg menghidupkan ,yg mematikan dst. Dengan kata lain adalah meng-esa-kan Allah dalam perbuatan-perbuatan-Nya. Hampir semua jenis manusia semuanya mempercayai jenis tauhid ini. Tidak ada yg mengingkarinya, kecuali sebagian kecil manusia yg mempertuhankan masa/ benda (dahriyin) atau orang-orang yg berpaham atheis ekstrem (komunis).

Selasa, 12 November 2013

Kemuliaan menolong sesama (1)



Syafa’ah hasanah, menolong dalam hal kebaikan (dalam hal-hal yg disyariatkan) , dalam pandangan Islam merupakan perbuatan yg utama dan besar pahalanya. Dan kebalikannya menolong dalam hal keburukan (syafa’ah sayyi’ah) dilarang secara syariat. Syafa’ah hasanah sebenarnya adalah tugas (kewajiban) seseorang yg mempunyai wewenang atau waliyul amri (penguasa, pejabat dst) untuk menyampaikan kebenaran dan meraih manfaat tanpa merugikan orang lain , hingga menghilangkan kezaliman dalam rangka mencari ridha Allah Ta’ala. Namun dalam lingkup lebih luas setiap kita dapat memperbanyak perbuatan kebaikan yg dapat mendekatkan diri kepada Allah , seperti melepaskan kesulitan orang lain, memenuhi kebutuhan orang lain dst.
 Sebagaimana firman-Nya :

Senin, 04 November 2013

Pengertian Tauhid (1 dar 3)



Syaikhul  Islam Ibn Taimiyah  berkata bhw tauhid yg dibawa oleh para Rasul dan atau para Nabi ,mengandung penetapan (itsbat) uluhiyah (ibadah) hanya kpd Allah semata dg kesaksian bhw tidak ada tuhan yg berhak disembah kecuali Allah, tidak beribadah melainkan hanya kepadaNya, tidak berserah diri kecuali kepadaNya, tidak mencintai melainkan karena-Nya dan juga tidak melakukan amalan kecuali karena-Nya dst.
Misi diutusnya para Rasul juga para  Nabi adl menyebarkan dan menegakkan tauhid . Lalu bagaimana pengertian Tauhid tsb. Disini dikemukakan pemahaman tauhid menurut ulama seperti Syaikh Abdul Rahman As sa’dy, Syaikh Abdul Azizi bin Baaz, Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin, Syaikh Abdullah bin abdul Rahman al Jabrin.
Tauhid menurut pengertian bahasa ialah masdar (kata benda) dari kata kerja wahhada yg merupakan musytaq (pecahan) dari kata waahid yang bermakna satu, tunggal atau sendiri.

Jumat, 13 September 2013

Lalai terhadap shalat

Saudaraku, ada hamba yg telah melaksanakan shalat namun sering masih terjerumus dlm kemaksiatan. Meskipun sudah shalat , masih juga melakukan kejahatan. Seakan nilai-nilai shalat belum tertanam dlm perilakunya.  Agus Mustofa dalam Khusyu’ Berbisik-bisik dengan Allah menyatakan bhw hal ini mengindikasikan nilai-nilai shalatnya tidak (belum) terefleksi dlm perilaku sehari-hari. Shalat masih dianggap sebagi sekadar tujuan ibadah. Shalat belum dijadikan sbg sarana  untuk mencapai kualitas keimanan yg lebih tinggi.
Hamba yg menjadikan shalat sbg tujuan, akan merasa sudah cukup ketika sudah melaksanakan shalatnya, minim upaya untuk bagaimana meningkatkan kualitasnya. Namun hamba yg menjadikan shalat sebagai media dan cara untuk mencapai kualitas yg lebih baik, maka ia akan termotivasi untuk berupaya selalu memperbaiki kualitas (kekhusyu’an) shalatnya.

Rabu, 11 September 2013

Profesional



Abdullah bin Mas’ud ra bertanya ,’ Wahai Rasulullah , amalan apa yg paling utama?’. Rasulullah menjawab , yg artinya ,” Mengerjakan shalat tepat pd waktunya”,... (Hr Muslim). Shalat adl  amalan yg paling dicintai Allah utk didirikan oleh hamba yg hendak mendekatkan diri kepada-Nya. Shalat adl kewajiban yg ditetapkan pewajibnya.
Bagaimana kita dpt bersikap profesional dlm hal ini ?
Dalam manajemen , profesionalisme mrp suatu tingkah laku suatu tujuan atau suatu rangkaian kualitas yg menandai coraknya suatu profesi. Ada istilah profesi , yg sering dikaitkan dg kegiatan  atau job kita. Dalam perbendaharaan Angglo Saxon tidak hanya terkandung pengertian pekerjaan saja. Profesi mengharuskan tidak hanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti profession  yg lebih kepemahaman suatu “panggilan”. Profesionalisme  juga mengacu kpd sikap mental , komitmen seseorang pada suatu  profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.

Istighfar dan taubat menuju kesembuhan



Allah berfirman, yg artinya,” Dan apa saja yg menimpa kamu mk adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu),” (Qs. Asy-Syura : 30). Rasulullah bersabda, yg artinya,” Kulit dan mata tidak akan terasa sakit kecuali disebabkan oleh dosa, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolak lebih banyak dari itu “, (Hr Thabarni).
Saudaraku, dg mengetahui sebab sesuatu (musibah, penyakit), mk akan mempermudah pengobatannya. Jika penyakit tsb disebabkan dosa yg dilakukan, mk utk penyembuhan haruslah membuang sebabnya terlebih dahulu yakni dosa. Dg bersegera bertaubat dan mohon ampunan kepada Allah Ta’ala. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang menerima taubat hamba-Nya dan memaafkan kesalahan.

Mengenal Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah

Syaikhul  Islam  Ahmad bin ‘Abdul Halim  Ibn Taimiyyah lahir pd tgl 10 Rabi’ul Awwal 661 H di distrik Harran, dipulau Ibn Amr  antara sungai  Tigris dan Euprat , suatu wilayah di tenggara negeri Syam (Syiria). Ia berada dlm keluarga religius. Ayahnya Syihabuddin bin Taimiyah adl syaikh, hakim, dan khatib. Kakeknya Majduddin Abul Birkan Abdussalam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani adl ulama yg alim dlm  fiqih, hadits, tafsir, ilmu ushul dan hafidz Al Qur'an. Saat kaum Tartar menginvasi negeri itu, orang tuanya membawanya ke Damaskus. Salah satu kakeknya menulis kitab Muntaqa al-khyar min ahadits al-Akhyar , yg disyarahi  Imam Syaukani  dalam kitabnya Nail al Authar(Menggapai cita-cita).

Sabtu, 07 September 2013

Efek berantai dari maksiat



Maksiat atau perbuatan dosa , akan menumbuhkan perbuatan maksiat yg serupa dan satu sama lainnya saling mendukung shg melahirkan melahirkan maksiat-maksiat bentuk baru. Shg seorang hamba akan terus terbeenggu dari satu maksiat ke maksiat baru yg lebih besar , dan akhirnya ia tak bisa lagi melepaskan diri dari lingkaran keburukan maksiat itu.
Disisi lain , para ulama salaf berkata, bhw sesungguhnya hukuman dari perbuatan buruk adl munculnya  perbuatan buruk sesudahnya. Sementara pahala dari perbuatan baik adl perbuatan baik selanjutnya. Ketika seorang hamba melakukan kebaikan, mk kebaikan yg lain akan berkata ,’kerjakan aku juga’. Apabila hamba itu melakukan kebaikan kedua, mk kebaikan ketiga akan mengatakan hal serupa dan demikian seterusnya. Shg akhirnya semakin bertambahlah keuntungan , juga motivasi utk melakukan kebaikan selanjutnta dan semakin bertumpuklah aset kebaikannya.

Bergantung pd amal mengurangi sifat raja’

Hamba beriman dituntut utk selalu meningkatkan amalan (ibadah) guna meraih ridha Allah, dan pada saat yg sama ia tidak boleh bersandar kpd prestasi amalannya itu. Hal ini supaya ia bisa melakukan pendakian menuju ridha Allah, sebab sebesar apapun hebatnya ia beramal, sebenarnya hamba itu tidak dpt sanggup menunaikan hak Allah dan tidak dpt sanggup melaksanakan kewajiban utk mensyukuri-Nya.  Sebagaimana firman-Nya, yg artinya,”  Sekali-kali jangan ; manusia itu belum melaksanakan apa yg diperintahkan Allah kpdnya”, (Qs. ‘Abasa : 23). “ Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yg kamu mohonkan kpd-Nya. Dan jk kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dpt menghitungnya. Sungguh manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah),” (Qs. Ibrahim : 34).
Atas dasar itu ,seorang hamba dilarang bergantung pd amalnya. Sebagaimana Rasulullah bersabda, yg artinya ,” Ber-amallah kamu sebenar dan sedekat mungkin. Ketahuilah, amal salah seorang dari kalian tidak akan memasukkannya ke dlm surga”.
Mereka bertanya,’ Engkaupun tidak ya Rasulullah?’
Beliau bersabda , yg artinya ,” Aku pun tidak, kecuali jk Allah meliputiku dg ampunan dan rahmat-Nya “, (Hr enam imam, Sa’id Hawa dlm Mudzakkirat fi Manazil al-Shiddiqin  wa al-Rabbaniyyin).

Senin, 26 Agustus 2013

Memberi nasehat itu mudah, namun menjalankannya yg sulit


Dari Suhail dari ‘Atha’ bin Yazid dari Tamim bhw Nabi SAW.  Bersabda “ Agama itu nasehat.” Kami berkata bagi siapa ? Nabi menjawab : “Bagi Allah, kitab-kitabNya, rasulNya dan pemimpin umat Islam serta umat Islam seluruhnya. (Hr Muslim, Syekh Al-Islam Muhyi Ad-Dari, Riyadh As-Shalihin ).
Imam Ghazali (Ihya Ulumuddin) bhw Ilmu adl cahaya. Namun, ilmu  saja tidak cukup. Ilmu harus dimanfaatkan, dg mengajarkan dan yg terpenting mengamalkannya. Memberi atau mendengar nasehat itu mudah, yg sulit adl menjalankannya karena sering bertentangan dg ego kita .  Psikolog Lukna Harini H, menyatakan ada faktor ketidakamanan dan ketidaknyaman yg menjadi alasan seseorang sulit menerima nasihat. Umumnya manusia membutuhkan rasa aman dan rasa nyaman. Sementara, masukan dari orang lain dpt  diartikan ancaman rasa aman itu. Hal ini umumnya bermula dari suatu  tindakan yg sudah dianggap benar berdasar pengetahuan dan pengalamannya selama ini. Tapi ternyata apa yg dilakukan itu sebenarnya adl kesalahan .

Jumat, 23 Agustus 2013

Kegembiraan yg sering terlewatkan


Saudaraku , alasan apa lagi yg menghalangi kita utk shalat subuh berjamaah dimasjid , bukankah ini adl urusan  paling besar bagi kita. Sangat beruntunglah hamba-Nya yg termotivasi kuat utk melaksanakannya. Seandainya kita belajar memahami keutamaannya, mk kita akan berupaya selalu mendatanginya sebesar apapun rintangannya, mengingat besarnya nilai (value)  ibadah ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Sesungguhnya shalat yg paling berat dilaksanakan oleh orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dg merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

Senin, 19 Agustus 2013

Jalan popularitas


Banyak jalan menuju popularitas. Namun bila dicermati, popularitas itu hanya menemui kesia-siaan. Sebab jalan menuju popularitas umumnya mensyaratkan utk melakukan suatu perbuatan utk diakui, dipuji. Sungguh jalan utk meraih popularitas  rentan jebakan riya’ dan beramal dlm rangka mendapatkan penghormatan. Allah tetap memberi balasan amal pdnya karena semangat dan kesungguhannya dlm meraih keinginan itu. Balasan amal itu bisa berupa hasil luar-biasa misal: kesehatan, kegembiraan , keluarga , harta ,jabatan , ketenaran dst.  Namun  hakekatnya hamba tsb termasuk golongan yg merugi.  
Sebagaimana Allah berfirman, yg artinya ,” Barangsiapa yg menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kpd mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dg sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-2 yg tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yg telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yg telah mereka kerjakan “ (Qs. Hud : 15-16)