Hakikat sabar adalah mengarahkan kekuatan untuk maju kepada hal-hal yang bermanfaat dan mengarahkan kekuatan untuk bertahan kepada menghindari hal-hal yang mendatangkan mudharat
Ditinjau dari obyeknya sabar itu ada tiga : 1. Sabar terhadap perintah, yaitu dengan melaksanakannya,
2. Sabar terhadap larangan dan hal-hal yang menyelisihi syariat, yaitu dengan menjauhinya,
3. Sabar terhadap qadha’ (takdir) Allah SWT, yaitu dengan tidak menyesalinya.
Disisi lain , sabar ada dua :
1. Ikhtiyari (dapat diusahakan) . Sabar ini lebih utama
2. Idh-thirari ( tidak dapat ditolak). Sabar ini bisa dimiliki oleh semua orang, termasuk yang tidak dapat sabar jenis pertama.
Itulah sebabnya sabar Nabi Yusuf terhadap godaan Zulaikha, lebih besar nilainya daripada kesabaran ketika ia dibuang oleh saudara-saudaranya.
Manusia senantiasa memerlukan kesabaran setiap saat, dalam segala kondisi. Sebab manusia hidup diantara perintah yang harus ia kerjakan, larangan yang harus ia jauhi, dan takdir yang harus ia terima, serta nikmat yang harus ia syukuri.
Segala sesuatu yang dihadapi oleh seorang hamba di dunia pasti merupakan salah satu dari dua hal ; yaitu ; sesuatu yang sesuai dengan hawa nafsunya atau keinginannya dan sebaliknya. Dia membutuhkan kesabaran untuk keduanya.
Abdurrahman bin Auf, berkata ,’ Kami telah diuji dengan kesempitan dan kami bisa bersabar. Lalu kami diuji dengan kemudahan tetapi kami tidak bisa sabar.’
Ada empat tingkatan manusia dalam kesabaran menghadapi suatu peristiwa “
1. Sikap lemah dan cepat berkeluh kesah
2. Sikap sabar
3. Sikap ridha
4. Sikap syukur : yaitu memandang sebuah ujian sebagai suatu nikmat, sehingga orang yang diuji pantas mensyukurinya.
Sehubungan dengan suatu peristiwa yang menimpanya karena perlakuan manusia lainnya , juga ada empat sikap :
1. Sikap memaafkan
2. sikap melapangkan dada dari keinginan membalas
3. sikap menganggapnya sebagai takdir
4. sikap berbuat baik kepada orang yang telah berbuat zalim kepadanya.
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda, “ Setiap musibah yang menimpa seorang mukmin pastilah Allah menjadikannya sebagai kaffarah (atas dosanya) sampai-sampai duri yang menusuknya.
Allah menjadikan sabar bagai kuda yang tak pernah letih, pedang yang tak pernah tumpul, pasukan perang yang tak terkalahkan, dan benteng yang tak tertaklukkan. Sabar dan kemenangan adalah dua saudara kandung. Dalam Al-Qur’an , Allah telah
Memuji orang-orang yang sabar. Bagi mereka pahala yang tak terputus. Dia selalu bersama mereka dengan hidayah-Nya, pertolongan-Nya yang mulia dan kemenangan yang nyata dari-Nya.
Firman Allah , “ Dan sabarlah kalian! Sesungguhnya Allah bersam orang-orang yang sabar,” (Qs. Al-anfal : 46)
sumber : Ibn Rajab al-Hambali, Tazkiyatun Nafs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar