Saudaraku, kita
meyakini bhw misi utama para Rasul dan
para Nabi adalah menjaga kemurnian tauhid. Tauhid adl kewajiban pertama yg
diserukan oleh para Rasul, dan ini adl landasan utama dlm setiap misi dakwah
para utusan tsb. Kali ini kita, bahas macam-macam tauhid.
Tauhid
Rububiyah.
Adl meyakini
bhw Allah yg menciptakan hamba-Nya, Allah–lah yg memberi rizki, yg menghidupkan
,yg mematikan dst. Dengan kata lain adalah meng-esa-kan Allah dalam
perbuatan-perbuatan-Nya. Hampir semua jenis manusia semuanya mempercayai jenis
tauhid ini. Tidak ada yg mengingkarinya, kecuali sebagian kecil manusia yg mempertuhankan
masa/ benda (dahriyin) atau orang-orang yg berpaham atheis ekstrem (komunis).
Tauhid tahap ini
ternyata belumkah cukup untuk menjadikan seseorang masuk dalam katagori islam
(beriman). Ini belum cukup untuk menyelamatkan seseorang dari azab Allah,
sebelum ia menyertakan tauhid berikutnya yaitu tauhid uluhiyah.
Tauhid
Rububiyah sudah tertanam dalam fitrah manusia,
Sebagaimana firman-Nya,
قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ
السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ
الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ۚ
فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
“ Katakanlah: "Siapakah yang
memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa
(menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah
yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab:
"Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa
kepada-Nya)?" (Qs. Yunus : 31)
Sebagaimana Rasulullah
bersabda , yang artinya, “ Setiap bayi itu dilahirkan dalam keadaan suci
(fitrah). Maka kedua orangtuanya-lah yang membentuk mereka menjadi yahudi , nasrani
atau majusi”.
Tauhid Uluhiyah
Tauhid tahap
ini adalah meng-esa-kan dalam ibadah , meng-esa-kan Allah dalam amalan (ibadah)
hamba-Nya, seperti berdoa, bernadzar, bersedekah, berkorban, berharap, takut,
tawakal, taubat dst.
Tauhid inilah
yang seringkali menjadi perdebatan bahkan pertentangan manusia dari dulu hingga
sekarang. Tauhid uluhiyah inilah yang menjadi inti dari dahwah dan seruan para
Rasul juga para Nabi kepada umat-umat, untuk mengokohkan tauhid rububiyah yang
telah mereka yakini sebelumnya.
Firman Allah
dalam kisah Nuh as,
وَلَقَدْ
أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌ
أَن لَّا
تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ ۖ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍ
“Dan sesungguhnya
Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): "Sesungguhnya aku
adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, agar kamu tidak
menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada)
hari yang sangat menyedihkan". (Qs. Hud : 25-26)
Sebagaimana firman-Nya,
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ
وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ
وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ
اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”
(Qs. An-Nisaa’ : 36).
Tauhid ini adalah hak Allah, yang wajib
ditunaikan oleh hamba-hamba-Nya. Ini adalah perintah agama terbesar dan
landasan utama bagi semua amalan.
Tauhid Asma’
Yaitu meng-esa-kan Allah dengan nama
dan sifat yang telah Dia sebutkan bagi diri-Nya di Al-Qur’an , dan atau yang
disebutkan-Nya melalui lisan Rasul-Nya. Yaitu dengan menetapkan semua (nama
ddan sifat yang ditetapkannya , tanpa mengubah (tahriif), menolak (ta’thiil),
membayangkan (takyiif) dan tidak pula menyamakannya dengan makhluk (tamtsil).
Keutamaan Tauhid
Uluhiyah........
Bersambung
Allahu a’lam
Sumber kutipan : kumpulan
tulisan Syaikh Abdul Rahman As-Sa’dy, Syaikh Abdul Aziz bin Baaz,
Syaikh Muhammad
Shalih Al Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Abdul Rahman Al Jabrin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar