Bukan
cuma Eropa - Amerika , tapi Asia juga terinspirasi legenda DKW 125 sbg model utk industri motornya. Jepang pasca
perang Pasifik, hampir total industri
dan infrastrukturnya hancur. Jepang hrs bangkit , walau tidak dg militerisme.
Ekonomi harus bangkit, salah satunya dg industri otomotif . Th 1955 Yamaha
merilis produknya dgn branch Yamaha YA-1.
Para analis sulit memastikan apakah ini
model terinspirasi model mana?. Bisa jadi mereka mengimpor langsung dari Jerman
lalu merekonstruksi kembali. Atau terinspirasi DKW RT 125 versi Sovyet yg dibeli di
China , atau dari versi Harley-Davidson
Hummer yg dibawa pasukan Amerika di Jepang. Namun yg
jelas inspirasi awal desain memang dari model RT 125. DKW RT 125 juga
mengispirasi pabrikan Jepang lainnya.
Yamaha
Awalnya sih pd th 1953, Genichi Kawakami,
bos musical instrument maker Nippon
Gakki, bereksperimen memanfaatkan peralatan bengkelnya yg tak terpakai utk membuat sepeda motor. Ia menamai lini baru produksinya itu dg
Yamaha yg terinspirasi dari nama, Torakusu Yamaha salah seorang pendiri produk
Yamaha.
Sepeda motor pertama dirilis dengan spesifikasi satu engine dua-stroke 125cc, YA-1 "Red Dragon," . Dari bentuknya bisa kita rasakan bahwa desain ini terinspirasi karya Weber yang melegenda , DKW RT 125.
Adapun Speksifikasi YA 1
Also
called
|
Yamaha
125
|
Production
|
1955—1958
|
Assembly
|
Hamakita,
Shizuoka, Japan
|
Predecessor
|
DKW
RT125
|
Successor
|
Yamaha
YC-1
|
Class
|
On-road
sports bike
|
Engine
|
123 cm3
(7.5 cu in) 2-stroke, air-cooled, single-cylinder
|
Bore
/ stroke
|
52 mm
× 58 mm (2.0 in × 2.3 in)
|
Power
|
4.1 kW
(5.5 hp) at 5000 rpm
|
Torque
|
9.4 N·m
(6.9 lbf·ft) at 3300 rpm
|
Ignition
type
|
Dynamo
|
Transmission
|
Manual
4-speed
|
Suspension
|
F:
Coil spring, R: Coil spring
|
Tires
|
F:
2.75-19-2P, R: 2.75-19-4P
|
Wheelbase
|
1,290 mm
(51 in)
|
Dimensions
|
L
1,980 mm (78 in)
W 660 mm (26 in) H 925 mm (36.4 in) |
Weight
|
94 kg
(210 lb)
|
Fuel
capacity
|
9.5 L
(2.1 imp gal; 2.5 US gal)
|
Th 1957 ,Yamaha kembali bereksperimen dengan merilis YD 1 dengan memasangkan 2 mesin 125 secara sejajar. Produk ini ternyata sukses besar di pasaran.
Dengan mesin kembar model dua stroke untuk menghasilkan 250. Produk ini sukses dipasar. Hingga Yamaha kembali merilis generasi selanjutnya seperti YD-2 , YD-3 dst.
Kawasaki
Kesuksesan DKW TR 125, ternyata juga memberikan pengaruh pada
produsen kendaraan motor lainnya . Sejarah Kawasaki dimulai tahun 1878 ketika
Shozo Kawasaki mendirikan perusahaan di Tokyo bertajuk Kawasaki Heavy Industries. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembangunan kapal,
jalan dan peralatan kereta api, peralatan listrik dst . Pada 1881, Kawasaki
Hyogo Shipyard berdiri di Hyogo dan di tahun 1896 merger dengan Tsukigi
Shipyard dan membentuk Kawasaki Shipyard Corp.
Hingga akhir Perang
Dunia II, Kawasaki sebenranya berbasic industri berat dengan memproduksi pesawat, lokomotif, misil, kapal
selam , supertanker dll. Salah satu produk yang menggemparkan perang pasifik
adalah bomber Kawasaki Ki-91. Namun sayang tidak banyak prototipe bomber ini
yang berhasil terbang, karena pabriknya keburu dihancurkan
oleh bomber sekutu B-29 di
tahun 1945.
Produk
juga menjadi ikon keberhasilan rekayasa teknologi Kawasaki adalah The
Kawasaki fighter Ki - 100 , ini produk termasuk dalam jajaran pesawat tempur pemburu
terbaik yang dimiliki Tentara Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II .
Era pasca perang Dunia II , pihak Sekutu memisahkan divisi
pembuat baja Kawasaki dan menjadi Kawasaki Steel Corporation. Kawasaki mulai serius dalam produk-produk
keperluan sipil.
Pada 1949, Kawasaki memutuskan untuk terjun ke industri motor
dengan memproduksi mesin motor bekerja sama dengan BMW Jerman (yang sebelumnya
bekerja sama juga dalam memproduksi pesawat terbang. Para insinyur dan teknisi
pesawat terbang mulai beralih untuk mengembangkan membangun KE (Kawasaki
Engine).
Tahun 1952 desain mesin KE-1 selesai dibuat dan mulai diproduksi
massal mulai tahun 1953. Desain mesin ini Mesin berpendingin udara, 148cc, OHV,
4 tak ini memiliki power maksimal sebesar 4 PS pada 4,000 rpm.
Pada Tahun 1954, Kawasaki merilis Meihatsu 125 Deluxe. Dari bentuknya bisa
dirasakan sentuhan aura desain DKW 125. Ini Motor mengusung mesin KB-5 , yang mampu melaju hingga
81.5 km per, rekor baru di kelasnya saat itu. Dalam tes yang lain, mesinnya
mampu melaju lebih dari 50,000 km tanpa henti dan tidak mengalami kerusakan.
Suzuki juga merilis s
Meihatsu 125 versi Deluxe pada tahun 1956 dengan beberapa perbaikan dari model
sebelumnya, namun sayang versi ini justru kurang berhasil di pasar . Tahun 1957 Suzuki meluncurkan mesin dengan teknologi bnaru KB-5A. Ini
juga merupakan tahun pertama "Kawasaki"
menggunakan logo resminya yang dicap
ke dalam cover samping mesin.
Pada tahun 1960 Kawasaki mengambil alih pabrik motor Meguro.
Meguro sebenarnya termasuk perintis industri motor Jepang . Meguro masa itu merupakan
satu-satunya pabrikan Jepang yang membuat motor 500cc atau lebih dengan bertipe
4 tak . Dengan pengambil alihan Meguro
ini Kawasaki makin berkembang menjadi industri motor besar di Jepang.
Suzuki
Era
Suzuki dimulai tahun 1909, dimana saat itu Michio Suzuki mendirikan Suzuki Loom
Works di sebuah desa kecil di Hamamatsu,
Jepang. Bisnisnya berkembang pesat
semenjak ia memproduksi alat alat tenun untuk memasok indutri sutera di
Jepang. Pada tahun 1929, Michio Suzuki berhasil mengembangkan suatu tipe baru
mesin tenun, yg ternyata bisa menembus pasar luar negeri. Suzuki juga berhasil
mendapatkan sebanyak 120 paten dan hak
model utilitas. Dalam 30 tahun pertama bisnisnya banyak berkutat pada
pengembangan peralatan mesin industri tenun.
Meskipun
Suzuki banyak berhasil di bidang permesinan industri tekstil . Suzuki mencoba
untuk mendiversifikasi usahanya pe produk-produk yang lain. Melihat peluang
pasar otomotif yang terbuka , ia memutuskan masuk ke indsutri otomotif. Proyek
ini dimulai pada tahun 1937, dan dalam waktu dua tahun Suzuki telah
menyelesaikan beberapa mobil prototipe kompak. Kendaraan Suzuki pertama yang dirilis berbasis empat-stroke, empat silinder mesin
liquid-cooled. Berfitur cast aluminum crankcase dan gearbox dan menghasilkan 13 tenaga kuda
(9,7 kW) sekitar 800cc.
Selama
perang Pasifik , rencana produksi
kendaraan bermotor Suzuki dihentikan
pemerintah. Pemerintah saat itu menganggap produk kendaraan untuk keperluan
sipil sebagai produk yang tidak banyak bermanfaat untuk negara yang sedang
berperang.
Era
Pasca perang, Suzuki kembali ke basic dengan memproduksi alat tenun. Peralatan produksi mendapat
bantuan dari pemerintah AS , dimana saat itu AS banyak
mengespor kapas ke Jepang. Namun
bisnis tekstil ini mengalami kemuduran pada tahun 1951.
Situasi
tsb, banyak mempengaruhi minat Suzuki
untuk kembali ke bisnis kendaraan
bermotor. Disamping karena kondisi Jepang pasca perang Pasific, dimana
daya beli masyarakat Jepang merosot tajam. Sedangkan untuk
bangkit berekonomi mereka hanya mampu membeli alat transportasi yang murah dan harga
terjangkau. Beberapa perusahaan kecil maupun perorangan banyak menawarkan model
"clip-on" mesin bertenaga gas yang murah.
Akhirnya
pada Juni 1952 Suzuki merilis sepeda
bermotor yang bertajuk, "Power Free."
Power
Free diirancang untuk menjawab tantangan pasar yang membutuhkan alat
transportasi murah dan praktis untuk mengangkut dagangan dst ke pasar. Power
Free dibekali mesin kecil 36 cc , satu tenaga kuda , mesin dua -stroke .
Fitur
ini juga menjembantani dua kebuthan dalam satu produk dimana pengendara bisa
menggunakan mesin untuk menngedarainya atau ,asih mengayuh sepeda dengan
bantuan mesin agar lebih hemat BBM atau
pengendara bisa mematikan mesin dan mengayuh sepedanya secara penuh.
Keberhasilan ini menjadikan Suzuki mendapat penghargaan pemerintah berupa
bantuan keuangan untuk lebih mengembangkan teknologi otomotifnya.
Pada
tahun 1953, Suzuki merilis
"Diamond Free" dengan mesin lebih besar , mencetak 60 cc. Model ini memenangkan festifal the Mount Fuji Hill Climb .
Kepopuleran
DKW RT 125 ternyata juga mengispirasi Suzuki untuk merilis model
dua-stroke. Pada tahun 1955
diluncukan Colleda
ST, bermesin tunggal 125cc . Kepopuleran
Colleda ST memberikan energi baru bagi Suzuki untuk makin serius mengolah pasar
otomotif.
Beberapa
model Colleda , yang sukses di pasar otomotif.
Colleda
ST 1955
Dry Weight: 95 kg (205 lbs), Engine type: Air-cooled 123.18 cc single cylinder piston-valve 2-stroke. 5,5 hp.
Dry Weight: 95 kg (205 lbs), Engine type: Air-cooled 123.18 cc single cylinder piston-valve 2-stroke. 5,5 hp.
Colleda
Porter Free DH-1 1955
Spec DH-1 Porter Free 1955
Overall Length: 2 000 mm (78.7 in)
Overall Width: 750 mm (29.5 in)
Overall Height: 960 mm (37.8 in)
Wheelbase : 1 240 mm (48.8 in)
Dry Weight : 85 kg (187 lbs)
Engine type : Air-cooled 102 cc single cylinder piston-valve 2-stroke.
Overall Length: 2 000 mm (78.7 in)
Overall Width: 750 mm (29.5 in)
Overall Height: 960 mm (37.8 in)
Wheelbase : 1 240 mm (48.8 in)
Dry Weight : 85 kg (187 lbs)
Engine type : Air-cooled 102 cc single cylinder piston-valve 2-stroke.
4,2 hp/ 5.000 rpm.
Bore and stroke: 52.0 x 48.0 mm
Compression ratio: 7,0 :1
Maximum speed: 60 km/h, 2 speeds (12
:1, 18 :1)
Varian model The Porter Free, dilansir pd tahun 1955. Varian-varian ini menjadikan Suzuki makin mantap untuk fokus dalam teknologi mesin dua stroker yang diklaim lebih kuat dan lebih diandalkan daripada mesin empat-stroke . Nama besar DKW RT 125 kemungkinan juga mempengaruhi Suzuki dalam fokus memproduksi model dengan mesin dua-stroke . Adapun model dua-stroke terbesar adalah GT750 dengan air-cooled triple-silinder .
Namun dengan perkembangan baru dalam pasar
otomotif maka pada tahun 1976 , Suzuki mulai memperkenalkan
sepeda motor pertama
model mesin empat-stroke, yang GS400 dan GS750.
Pada tahun 1958 , Suzuki mulai menggunakan
logo S sebagai brancb produknya. Pada perkembangannya
Suzukimengeluarkan beberapa varian produk mulai dari model 50 ccsampai 250cc. Suzuki juga mempunyai reputasi yang bagus dalam hal rekayasa
tekonologi otomotif.
Honda
Honda identik dengan kisah pendirinya Soichiro Honda. Seorang yg kreatif , jeli melihat peluang
pasar, dan tekun dlm bekerja. Disamping juga seorang pemimpi. Impiannya
diabadikan dalam produksnya yg bertajuk motor
Type Dream. Impiannya itul;ah
yang menjadikan ia berhasil membangun honda sebagai The Honda
Motor Company is by far the world's biggest motorcycle maker.
Ia lahir di
Hamamatsu Jepang , orang tuanya adalah seorang pekerja di suatu bengkel
sepeda. Pada tahun 1928 Soichiro Honda mencoba membuka toko bengkel sendiri.
Pada tahun 1937 ia merintis sebuah usaha pembuatan ring piston, walaupun ia
sendiri tidak punya latar pendidikan teknik metalurgi , sebagai dsar
ketrampilan bagaimana mendapatkan produk baja piston yang baik. Berkal
keuletannya dalam berusaha, ia mendapat kesempatan untuk memasuk produk cincin
piston ke pabrik otomotif Toyota .
Hingga era pasca perang , dimana ia melihat
bagaimana penderitaan rakyat jepang yang
ekonominya hancur akibat perang.
Masyarakat harus bangkit lagi untuk memulai dari awal lagi kehidupan ekonominya. Alat angkutan umum
sangat sulit didapat, BBM sangat langka. Padahal masyarakat perlu alat
transportasi yang murah, hemat, praktis untuk dapat membantu memutar roda
ekonomi mereka.
Honda lalu meluncurkan produk pertamanya ,
suatu kombinasi sepeda dengan motor yang hemat BBM. Yang bisa digunakan untuk
aktivitas ekonomi dengan praktis keluar masuk kampung untuk memasarkan
jualnannya.
Pasca perang
Soichiro Honda merilis sepeda bermsin dua-stroke engine 50 cc
Selanjutnya The Honda Technical Research
Institute menyempurnakan produk sebelumnya, dengan Honda
Type A-1947. A-Type Honda ini menampilkan mesin 1/2-horsepower 50 cc
dikenal sebagai "Chimney,"
Tahun 1948 Honda memperkenalkan versi 90cc
dari A-Type yang dikenal sebagai "B-Type".
Pada 1949 Honda merilis
"D-Type". Secara
umum tipe D berteknologi dua-stroke. Honda menyebutnya sebagai The Dream, karena mimpinya membangun sepeda motor telah menjadi kenyataan. Sepintas model ini seperti terinspirasi DKW
RT 125, dengan bermodalkan
mesin 98cc dua stroke.
Motor ini sudah berwujud utuh motor, bukan hanya mesin yang ditempelkan ke
rangka sepeda. Kreasi pertama ini berhasil bisa menembus pasar Inggris yang
saat itu telah mapan dalam industri motor. Keberhasilan ini seakan membalas kekalahan dalam perang PD 2 , dengan balasan secara ekonomi . Semangat ini menjadikan Honda
makin gencar dalam inovasi produknya untuk ekspansi ekonomi ke negara-negara lain.
Spesifikasi detail nya sbb:
Manufacturer
|
Honda Motor Co.,
Ltd.
|
Classification
|
Mass-production
vehicle
|
Current status
|
On public display:
operational
|
Vehicle name
|
Honda Dream Type D
|
Model
|
Type D (Honda Dream
Type D)
|
Company name
|
Honda Motor Co.,
Ltd.
|
Vehicle type/usage
|
Class 2 motor
bicycle
|
Year manufactured
|
1949
|
Style
|
Motorcycle
|
Passenger capacity
|
2
|
Weight
|
80 kg
|
Points of interest,
|
Honda's
independently designed engine and frame
|
Overall length
|
2070
|
Overall width
|
740
|
Overall height
|
970
|
Headlamp type
|
Bulb
|
Tire size (front)
|
2.00×3.00
|
Tire size (rear)
|
2.00×3.00
|
Frame
|
Channel press
|
Suspension type
(front)
|
Telescopic
|
Suspension type
(rear)
|
Rigid
|
Steering
|
Bar handle
|
Brakes (front)
|
Drum
|
Brakes (rear)
|
Drum
|
Features
|
Channel frame of
stamped steel plates
|
Type
|
Air-cooled 2-stroke
gasoline
|
Cylinder
arrangement
|
Single cylinder
|
Valve train
|
Piston valve
|
Carburetor
|
1
|
Bore x stroke
|
50×50
|
Displacement
|
96 cc
|
Ignition system
|
Magneto
|
Max. power/r.p.m.
|
3.0/5000
|
Exhaust emissions
treatment
|
Noise reduction
muffler
|
Supercharger
|
None
|
Lubrication method
|
Oil-in-gasoline
lubrication
|
Start method
|
Kick
|
Fuel tank capacity
|
7.0 L
|
Features
|
Front intake, rear
exhaust
|
transmission
|
2-speed
|
Power transmission
|
Chain
|
Clutch type
|
Variable speed
clutch (wet cone)
|
Di era 1950 an Honda mengeluarkan engine
146cc, OHV, 4 stroke yang dikenal sebagai “E-Type”. Engine ini dapat
mengeluarkan power 5.5HP dan dapat digeber sampai kecepatan 80 km/jam.
Walaupun secara model terinspirasi dari DKW
model, namun sebenarnya Mr Honda
tidak suka dengan tipe mesin 2 Stroke. Menurutnnya tekonologi 2 storke
adalah mesin yang dekat dengan kebisingan, bau dan asap knalpot yang lebih pekat.
Karena alasan itulah, maka Honda lebih memilih
teknologi 4 stroke yang tingkat kebisingannya lebih rendah, mesin lebih halus,
dan diklaim lebih hemat BBM. Tebukti telah
Honda merilis the Dream E , yang berteknologi mesin empat stroke (146cc). Selanjutnya produk-produk Sepeda
motor Honda lebih banyak mengaplikasi teknologi mesin empat stroke. Dan ditahun 1953 , honda kembali merilis Benly Motorcycles
dengan 4 - stroke 90cc engine powering.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar