Allah
berfirman, yg artinya,” Dan apa saja yg menimpa kamu mk adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu),” (Qs. Asy-Syura : 30). Rasulullah bersabda, yg
artinya,” Kulit dan mata tidak akan terasa sakit kecuali disebabkan oleh dosa,
namun Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolak lebih banyak dari itu “, (Hr
Thabarni).
Saudaraku,
dg mengetahui sebab sesuatu (musibah, penyakit), mk akan mempermudah
pengobatannya. Jika penyakit tsb disebabkan dosa yg dilakukan, mk utk penyembuhan
haruslah membuang sebabnya terlebih dahulu yakni dosa. Dg bersegera bertaubat
dan mohon ampunan kepada Allah Ta’ala. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang menerima taubat hamba-Nya dan memaafkan kesalahan.
Sebagaimana
firman-Nya, yang artinya,” Dan Dialah yg menerima taubat dari hamba-hambaNya
dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yg kamu kerjakan”, (Qs.
Asy-Syura : 25).
Sebagaimana
firman-Nya, yang artinya,” Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
danmenganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia
mendapati Allah /maha Pengampun lagi Maha Penyayang”, (Qs. An-Nisa’ : 110).
Dari
Abu Musa bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda, yg artinya ,”
Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya di waktu malam untuk menerima
taubat orang yg berbuat kesalahan di
waktu siang dan membentangkan tangan-Nya di waktu siang untuk menerima taubat
orang yg berbuat kesalahan di waktu malam, hingga matahari terbit dari barat
(datangnya hari kiamat), “ (Hr Muslim, 4-2113 no.2759).
Dari
Abdullah bin Umar ra , bahwa Rasulullah pernah bersabda, yang artinya ,” Siapa
yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, mk Allah Subhanahu wa Ta’ala
menerima taubatnya”, (Hr. Muslim 4-2076
no.2703).
Hendaknya
kita banyak mengambil suri tauladan dari Rasul-Nya yang mulia, dalam
beristighfar. Beliau banyak melakukan istighfar walaupun sesungguhnya beliau
telah dijaga Allah dari perbuatan dosa, disamping sesungguhnya ibadah beliau
sudah sangat sempurna.
Dari Abu hurairah ra bahwa beliau Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
yang artinya ,” Demi Allah , aku melakukan istighfar dan bertaubat kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari “, (Hr Bukhari ,
11-101 no.6307).
Dari
Abdullah bin Umar ra , bahwa Rasulullah pernah bersabda, yang artinya ,” Wahai
manusia , bertaubatlah kepada Allah, karena aku bertaubat kepada-Nya seratus
kali dalam sehari ”, (Hr. Muslim 4-2076
no.2702).
Dari
Al Aghr bin Yasar , sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah
bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya hatiku telah terpaut, dan aku
beristighfar seratus kali dalam sehari
”, (Hr. Muslim 4-2075 no.2702).
Dari
Ibnu Umar berkata,” Kami menghitung Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
dalam satu majlis , beliau mengucapkan seratus kali bacaan , yang atinya ,” Ya
Tuhanku , ampunilah aku dan terimalah taubatku karena sesungguhnya Engkau Maha
Menerima taubat dan Maha Pengampun ,” sebanyak seratus kali (diriwayatkan Ahmad
2/21, dan At Tirmidzi 5/461 no. 3434,
menurut beliau hadits ini hasan gharib. Abu Dawud 2/178 n0.1516, disahhihkan
Ibn Hibban dalam Al-Ihsan no.927, sanadnya dishahihkan Ahmad Syakir dalam
komentarnya thd Al Musnad no.4726, dan al-Albani dalam As-Shahihah no.556).
Dalam riwayat lain disebutkan ,”At Tawwab
ar-Rahim”. (Maha Menerima Taubat dan Maha Penyayang) (Hr. Abu Dawud dan Ibn
Hibban .
Hendaknya
juga membaca Sayyid al-Istighfar secara kontinyu, dari Syaddad bin Aus dari
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam , Kalimat sayyid al-Istighfar adalah :
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي, لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ, خَلَقْتَنِي, وَأَنَا عَبْدُكَ, وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اِسْتَطَعْتُ, أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ, أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ, وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي, فَاغْفِرْ
لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Saudaraku,
istighfar dapat menjadikan sebab terampuninya dosa, sebesar apapun dosa
itu. Dari Ibn Mas’ud ra dalam hadits
marfu’, ia berkata bahwa , siapa yg mengucapkan aku memohon ampun kepada Allah
Yang Maha Agung yg tiada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi kekal terus
menerus dan aku bertaubat kepada-Nya sebanyak tiga kali , maka akan diampunkan
dosa-dosanya, walaupun itu dosa lari dari perang (Hr. Hakim).
Catatan
: Dimuat dalam An-Nihayah 2/297, dikeluarkan oleh Al-Hakim 2/511 dishahihkan
beliau. Al-Albani berkata , bhw sanandnya kuat, ada hadits lain yang sama dari
hadits Zaid dari Abu Dawud 2/178 no.1517,
at Tirmidzi 5/531 no.3577 beliau berkata hadits gharib. Al Mundziri berkata
dalam At Targhib 2/269, sanandnya baikdan berkembang. Al-Albani berkata bhw
dalam sanadnya dan yang tidak diketahui dishahihkan dalam shahih sunan abu Dawud 1/283, beliau
shahihkan menurut hadits yang sama yang telah disebutkan diatas.
Syaikh
Abdullah bin Ali Al-Juaitsin dalam hikmah bagi orang sakit, , bahwa sesungguhnya istighfar merupakan
sebab dimudahkannya segala kesulitan dan tertolaknya segala kesedihan.
Dari
Ibn Abbas ra berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabdan yang artinya,” Siapa yang
memperbanyak istighfa , maka Allah melepaskannya dari segala kesedihan
,memberikan kepadanya jalan keluar dan memberinya rizki dari jalan yang tidak
disangka-sangka,” (Hr. Ahmad dan abu Dawud).
Catatan
:
1.
Diriwayatkan Ahmad
1/248, Abu Dawud 2/178 no.1518, an Nasa’i dalam Al Yaum wal Al Lailah no.256,
AlHakim 4/262, dalam sanadnya terdapat Al Hakam bin Mush’ab, Abu Hatim berkata
bahwa ia tidak dikenal dalam At-Tahzib 2/439. Disebutkan Imam Bukhari dalam
Tarikh Al Kabir 2/338 beliau tidak menyebutkan adanya tajrih . Ibnu Hibban
dalam Ats-Tsiqat 6/187 ia berkata bhw
beliau keliru, dalam Adh Dhu’afa’ 1/249 ia berkata bahwa tidak boleh berhujjah
dengannya. Maka oleh karena itulah sebagian jamaah menghukum hadits ini dha’if.
2.
Al Hakim dan Ahmad
Syakir menshahihkan sanad hadits ini dalam tulisannya terhadap Al-Masnad
no.2234.Imam Suyuthi memberikan rumus hadits shahih terhadap hadits tersebut
dalam Al Jami’ Ash-Shaghir Ma’a Al Faidh 6/187.
3.
Ibn Hajar mengatakan
bahwa hadits ini hasan dalam Amaly pada majlis ke 77 pd 148, beliau memberikan
isyarat pada akhir tentang apa yang dikatakan Ibnu Hibban terhadap Hakam bin
Mus’ab dalam Ats Tsiqat dan Adh-Dhu’afa’, lalu beliau berkata Takhrij yang
dilakukan An-Nasa’i telah menguatkan perkaranya dan menolak perkataan Ibn
Hibban,walaupun didalamnya terjadi perbedaan.
Allahu
a’lam
Sumber kutipan : Syaikh
Abdullah bin Ali Al-Juaitsin : hikmah bagi orang sakit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar