Sikap positif merupakan titik awal sekaligus faktor utama dan terpenting dalam perjalanan mencapai kesuksesan dan kebahagiaan sejati
Kesimpulan di atas jelas bukan penemuan baru. Prinsip yang tak lekang oleh zaman ini memang telah menjadi kosa-kata umum dan digunakan secara populer. Namun bila kita intropeksi diri dan berani berkata jujur, kita mudah menemukan bahwa prinsip tersebut masih jauh dari praktik umum. Padahal ini bukan soal berapa banyak kita tahu tentang pentingnya memelihara sikap positif; ini adalah soal seberapa baik dan seberapa konsisten kita menerapkan pengetahuan itu dalam kehidupan kita sehari-hari.
Karena itu saya berharap tulisan ini menjadi wake-up call bagi setiap pembaca untuk menjadikan sikap positif sebagai prioritas utama. Artinya, jika Anda ingin kenaikan jabatan, jangan hanya bekerja lebih keras - meskipun Anda perlu melakukannya - namun lebih dari itu olah diri Anda sedemikian rupa sehingga Anda menjadi pribadi yang lebih mulia dan bernilai bagi perusahaan. Setelah Anda memiliki sikap yang lebih positif, mereka yang dapat mempromosikan Anda akan melihat bahwa Anda telah melampaui posisi Anda sekarang dan perlu pindah ke posisi yang lebih tinggi.
Sebagian orang berkata bahwa sikap adalah segala-galanya, dan saya kira mereka benar. Faktor lain seperti perencanaan yang baik, kerja keras bahkan keterampilan memimpin semua dibangun di atas dasar sikap positif. Tanpa sikap yang baik tidak akan mungkin ada hasil yang baik. Maka tidak jadi soal berapa umur Anda, posisi atau lingkungan Anda sekarang, gender, atau status perkawinan Anda, saya yakin bahwa sikap positif dapat memberikan sesuatu yang sungguh berarti dalam hidup Anda. Kenyataannya, aset paling berharga yang dapat Anda miliki adalah sikap positif. Intinya adalah sikap Anda hari ini menentukan sukses Anda di masa depan.
Hal Urban, dalam bukunya berjudul "Life's Greatest Lessons" memaparkan penelitian yang dilakukan di Harvard dan beberapa universitas terkenal lainnya yang membenarkan kesimpulan di atas. Mereka menemukan bahwa sikap jauh lebih penting daripada kecerdasan, pendidikan, bakat, atau keberuntungan. Mereka menyimpulkan bahwa hampir 85% dari kesuksesan seseorang disebabkan oleh sikap, sedangkan 15% lainnya karena kemampuan. Walaupun sangat sulit memberikan persentase yang spesifik bagi karakteristik semacam ini, namun siapa pun yang pernah mempelajari perilaku manusia akan setuju bahwa titik awal bagi semua kesuksesan adalah sikap positif.
Berita baiknya adalah Anda mungkin tidak dapat mengubah warna kulit namun Anda dapat mengubah sikap Anda. Banyak peneliti percaya - dan saya setuju sepenuh hati - bahwa sikap positif bukanlah produk genetis atau ketuturunan, melainkan sebuah ciri yang dipelajari dengan pelatihan yang tepat. Karena itu jika Anda memiliki sikap yang buruk, Anda dapat mengubahnya menjadi baik. Jika sikap Anda sudah baik, sikap itu dapat dilatih untuk menjadi lebih baik lagi, mulai dari sekarang.
Apa itu Sikap?
Meskipun istilah "sikap" merupakan sesuatu yang umum, namun masih banyak yang belum memahami artinya. Setelah membaca cukup banyak referensi saya berhasil menemukan beberapa definisi. Tetapi saya kira yang paling mudah dipahami adalah definisi versi American Heritage Dictionary, yakni: "Cara berpikir atau merasakan dalam kaitannya dengan sejumlah persoalan".
Dengan kata lain sikap adalah apa yang terjadi dalam diri seseorang, pikiran - pikiran dan perasaan - perasaan; tentang diri sendiri, orang lain, keadaan dan kehidupan secara umum. Pikiran positif dan perasaan positif itu biasanya bermanifestasi dalam bentuk optimisme yang tinggi, pantang menyerah, percaya diri, mudah bersyukur, sabar, menghargai orang lain, menghargai perbedaan, mudah berteman, mengambil tanggung jawab atas dirinya sendiri atau pantang menyalahkan orang lain dan keadaan.
Sekarang pikirkan beberapa orang yang Anda kenal dan bagi dalam dua kelompok. Orang-orang yang Anda anggap sukses dan bahagia masukkan dalam kelompok A, sementara orang-orang yang Anda anggap kurang sukses dan kurang bahagia masukkan dalam kelompok B. Kemudian pikirkan dan tuliskan sikap yang mereka miliki masing-masing seperti tingkat optimisme, ketekunan, rasa syukur, kerja keras, kestabilan emosi, dan lainnya. Bila Anda betul-betul melakukannya Anda akan menemukan betapa besar pengaruh sikap positif maupun negatif terhadap kehidupan seseorang.
Salah satu contoh dari sikap positif diceritakan ulang oleh Zig Ziglar dalam bukunya berjudul "Better than Good"; Majalah Rotarian yang terbit pada bulan Maret 1988 mengisahkan tentang suatu organisasi alam liar yang menawarkan imbalan sebesar lima ribu dollar untuk setiap serigala yang tertangkap hidup-hidup untuk tujuan relokasi. Sam dan Jed menerima tantangan itu dan menjadi pemburu hadiah. Yang terutama merasa yakin adalah Sam; ia yakin dengan pengetahuannya dan Jed yakin tentang habitat serigala, mereka bisa meraih keberuntungan.
Mereka menghabiskan waktu siang-malam menjelajahi wilayahnya, mencari-cari gerombolan serigala untuk dijadikan sasaran, tetapi tidak sedikit pun melihat sesuatu. Setelah lelah berhari-hari melakukan pencarian, mereka jatuh tertidur jauh di tengah malam, di sekitar api unggun mereka. Sesuatu menyebabkan Sam terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Sambil bersandar pada satu siku, ia mendapati dirinya dan Jed dikelilingi oleh kira-kira lima puluh serigala yang menggeram-geram dengan mata yang berkilat-kilat dan gigi-gigi yang diperlihatkan. Ia menyodok Jed dengan tongkat dan berbisik, "Jed! Bangun! Kita kaya!"
Sahabatku, kisah di atas adalah contoh tentang sikap positif. Sam adalah orang yang melihat gelas setengah penuh bukan setengah kosong. Ia tipe orang yang optimis!
Bagaimana dengan Anda, apakah saat ini Anda sedang menghadapi serigala buas dalam pekerjaan, usaha atau keluarga? Semua kita memiliki pengalaman seperti Sam dan Jed. Serigala kita bisa saja datang dalam wujud tuntutan kerja yang semakin meningkat, atasan yang susah dipuaskan, pelanggan yang menyebalkan, atau kompetisi yang semakin menggila.
Dalam wilayah keluarga, serigala itu bisa datang dalam wujud pasangan yang egois dan selalu ingin menang sendiri, atau mungkin putra-putri Anda yang semakin susah untuk diarahkan. Sementara dalam wilayah personal, serigala itu bisa datang dalam bentuk kesehatan yang masih belum membaik, pendidikan dan pengalaman yang terbatas, atau mungkin sekedar kejadian di masa lalu yang masih membawa luka hati hingga hari ini.
Hari kemarin, saya mendapat pesan singkat dari seorang peserta Training yang pernah saya adakan di kota Medan. Ia menulis "Pak Eloy, ternyata menuju sukses itu sangat banyak rintangannya...terkadang membuat kita sangat stress." Saya menjawab...:
"Iya, rintangan itu merupakan sarapan para juara. Tidak ada kesuksesan sejati tanpa perjuangan dan tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Setiap kita memiliki rintangannya sendiri. Tinggal terserah kita masing-masing, kita dapat memilih untuk menyerah atau kita memilih untuk bertekun hingga titik darah terakhir. Itu adalah sikap, dan sikap adalah sebuah pilihan."
Kiat Praktis
Sampai di sini mudah-mudahan Anda merasa sudah tidak sabar untuk mendapatkan sejumlah kiat praktis tentang bagaimana membangun sikap positif. Namun saya minta maaf karena topik itu selengkapnya akan saya bahas pada artikel berikutnya. Untuk sementara, mulai saat ini, ketika menghadapi situasi apapun, latih diri Anda untuk memiliki pikiran yang "terbuka".
Sebagai contoh, ketika hujan mulai mengguyur Jakarta, Anda berdoa: "Tuhan, kalau benar Engkau mengasihiku, maka halau banjir ini masuk ke dalam rumahku." Doa semacam itu adalah doa orang yang berpikiran tertutup. Ia telah menentukan satu-satunya cara untuk Tuhan membuktikan kasihNya adalah dengan menghentikan air masuk ke dalam rumahnya. Sikap berpikir semacam ini sangat berbahaya, karena Tuhan bisa saja berkata:
"Bagi-Ku, jangankan menghalau air masuk ke dalam rumahmu, membelah laut saja Aku mampu. Tetapi kali ini, Aku ingin menunjukkan kasih-Ku kepadamu dengan cara yang berbeda, yakni dengan membiarkan air itu masuk ke dalam rumahmu.
Tujuannya, Aku ingin kamu belajar berenang...karena Aku sudah mempersiapkan perkerjaan baru untukmu, dengan posisi dan gaji yang lebih tinggi...semuanya jauh lebih baik dari pekerjaanmu yang sekarang. Namun dalam pekerjaan itu kamu harus bisa berenang. Maka inilah cara-Ku untuk melatihmu berenang agar kamu dapat sukses dalam pekerjaan barumu nanti."
Maksudnya adalah jangan menjadi orang yang kaku dan tertutup. Buka pikiran dan Anda akan melihat begitu banyak kesempatan tersedia bagi Anda. Jangan pula tergoda untuk terburu-buru menilai ucapan atau tindakan seseorang berdasarkan asumsi, prasangka ataupun kejadian masa lalu.
Lebih-lebih bila Anda sedang dalam keadaan emosi negatif. Percayalah apapun yang Anda katakan atau lakukan dalam keadaan emosi negatif pasti salah. Karena itu latih diri Anda untuk menjadi lebih tenang ketika menghadapi situasi apapun. Langkah awal untuk bisa memiliki ketenangan adalah dengan membangun hubungan yang baik dengan Tuhan melalui doa, karena dasar dari sikap positif adalah hati.
sumber : www.eloy-zalukhu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar