Sahabatku , mobil keluaran baru umumnya dilengkapi peranti power
steering elektrik. Selain menjadikan tingkat pengendalian (handling) lebih ringan dan stabil. Perangkat ini diklaim mampu menghemat konsumsi BBM 3-5 persen , dibanding dgn teknologi power steering konvensional
(hidrolis). Ukuran peranti ini lebih ringkas dan bobot lebih ringan,
shg pengendalian mobil lebih mudah, stabil, dan semakin nyaman. Sistem kemudi kendaraan makin nyaman dikendalikan bantuan
mesin hidrolis
ataupun menggunakan motor
elektrik dgn sumber daya dari aki yg memperingan kinerja sistem kemudi dan
memudahkan proses membelokkan kemudi terutama pada saat kendaraan parkir (
berhenti).
Sebelum masuk ke materi power steering.
Kita perlu tahu dulu tentang sistem kemudi. Sistem kemudi merupakan suatu
mekanisme pada kendaraan yang berfungsi untuk mengatur arah kendaraan dengan
cara membelokkan roda depan.
Sistem kemudi terdiri dari 3
(tiga) bagian utama, yaitu steering column, steering gear dan steering linkage.
Steering column terdiri dari steering main shaft dan column tube. Steering
column terpasang pada body melalui brakeaway bracket, sehingga saat terjadi benturan
steering column dapat terlepas dengan mudah. Untuk mengurangi pemindahan
kejutan jalan, pada steering main shaft dipasangkan universal joint.
Mekanisme-mekanisme
yang terdapat pada steering column adalah peredam benturan, tilt steering,
steering lock, telescophic steering.
Steering
gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan meningkatkan momen dengan
reduksi giginya sehingga kemudi menjadi lebih ringan. Tipe steering gear yang
banyak dipakai sekarang adalah tipe rack & pinion dan recirculating ball.
Pemakaian tipe rack & pinion dikarenakan konstruksinya yang sedarhana dan
ringan serta memungkinkan untuk konstruksi kendaraan yang rendah. Sedangkan
pemakaian recirculating ball dikarenakan menginginkan keuntungan momen yang
besar sehingga pengemudian relatif lebih ringan. Selain itu penggunaan
recirculating ball juga karena lebih tahan beban yang berat dan lebih tahan
keausan serta sifat peredaman getarannya lebih baik.
Steering
linkage berfungsi meneruskan tenaga gerak dari steering gear ke roda depan
dengan tepat/ akurat. Pada steering lingkage dilengkapi engsel yang biasa
disebut ball joint, sehingga walaupun ada banyak variasi gerakan dari
kendaraan, pemindahan tenaga gerak tetap akurat. Tipe steering linkage
tergantung dari jenis steering gear dan sistem suspensi yang digunakan, yaitu
steering linkage untuk suspensi rigid ( gb. 5) maupun steering linkage untuk
suspensi independent
Power steering
merupakan sistem yang kemudi berfungsi membantu memutar sistem kemudi kendaraan
sehingga menghasilkan putaran kemudi yanglebih
ringan untuk handling kemudi. .
Secara
garis besar ada 2 teknologi dasar Sistem Power steering ;:
1.
Power
Steering Hidrolik. Power Steering hidrolik merupakan sistem power kemudi yang
memanfaatkan media zat cair (oli) di dalam berkerja. yakni oli yang di pompa
untuk membantu meringankan sistem kemudi. Perangkat utama system ini adalah sebuah sistem hidrolik (servo hidrolik) yang
berfungsi untuk memperingan tenaga yang dibutuhkan untuk memutarkan kemudi
terutama pada kecepatan rendah dan menyesuaikannya pada kecepatan menengah
serta tinggi. Pada kecepatan rendah gaya gesek ban dengan jalan cukup tinggi,
apalagi untuk tipe ban tekanan rendah dengan telapak ban yang lebar.
2.
Power
steering Elektrik. Power Steering elektrik merupakan sistem power kemudi yang
memanfaatkan aliran listrik(motor listrik) di dalam berkerja. yakni motor
listrik yang digunakan untuk membantu meringankan sistem kemudi. electronic
power steering (EPS) atau controled by wire, adalah power steering yang kerjanya dibantu
atau bahkan diambil alih oleh suatu unit elektronik/ komputer yang biasanya
disebut ECU.
Era 1970-an
Pada era ini, sistem kemudi masih terbagi menjadi dua sistem:
·
menggunakan kotak gigi kemudi (gearbox) , atau Integral power steering gear untuk kendaraan berpenggerak roda belakang digunakan dan
· power rack-and-pinion system atau integral power steering gear assembly
(untuk kendaraaan penggerak roda depan), atau konstruksi rack and pinion.
Model
kotak gigi lebih diminati lantaran pada era tersebut, mayoritas mobil masih
menerapkan penggerak belakang. Sehingga ruang mesin pun masih tersedia lapang
untuk mengakomodasi as kemudi.
Sedangkan kendaraan berpenggerak depan yang memiliki ruang mesin terbatas tentu memerlukan sistem kemudi yang lebih kompak. Pilihan rack and pinion kemudian mulai digemari karena desainnya yang kompak. As kemudi pun mulai dibuat terpotong dan dihubungkan oleh joint kopel.
Seluruh sistem menggunakan satu power steering pump yang dipasang pada engine dan driven menggunakan satu belt, pressure hose assembly, dan return line. Juga menggunakan satu control valve yang dipasang di dalam hydraulic circuit.
Automobile power steering sebenarnya adalah power-assisted steering. Seluruh sistem dibuat sedemikian rupa sehingga mobil bisa dikemudikan secara manual pada saat mesin mati atau jika terjadi kesalahan pada sumber power.
Ketika steering wheel diputar, tahanan yang terbentuk oleh berat kendaraan dan mobil gesekan antara ban dan permukaan jalan menyebabkan torsion bar di dalam rotary valve menjadi membelok. Hal ini merubah posisi valve spool dan sleeve, kemudian mengarahkan minyak power steering dibawah tekanan ke power cylinder.
Perbedaan tekanan pada satu sisi piston (yang dipasang pada rack) membantu menggerakkan rack untuk mengurangi usaha putar. Minyal pelumas yang ada di dalam sisi power cylinder lainnya dipaksa ke control valve dan kembali ke pump reservoir. Pada saat steering efforts berhenti, maka control valve diketengahkan oleh gaya puntir dari torsion bar, tekanan diseimbangkan pada kedua sisi piston, dan roda depan kembali lurus ke posisi depan.
Kendala
dari kedua model ini terletak pada beratnya putaran kemudi ketika mobil
dalam kondisi diam atau bergerak perlahan. Apalagi bagi kendaraan yang telah
diganti ukuran ban yang lebih besar atau tekanan ban yang sedikit kempis.
Power Steering
System (Integral power steering gear)
Integral power steering gear menggunakan sistem re-circulating ball dimana steel balls bekerja sebagai rolling antara steering main (worm) shaft dan rack piston.
Integral power steering gear menggunakan sistem re-circulating ball dimana steel balls bekerja sebagai rolling antara steering main (worm) shaft dan rack piston.
Prinsip kerja
integral power steering gear adalah rotary valve yang mengarahkan minyak
power steering dibawah tekanan ke sisi rack piston lainnya. Rack piston
kemudian merubah tekanan hydraulic menjadi tenaga putar. Rack piston di dalam
gear bergerak ke atas ketika main (worm) shaft berputar ke kanan. Dan akan turun
ke bawah begitu worm shaft berputar ke kiri. selama proses kerja ini, steel
balls berputar kembali dengan rack piston, yang tenaga gerakannya dibantu oleh
tekanan hydraulic.
Gaya yang dihasilkan oleh pergerakan rack piston kemudian disalurkan dari gigi rack piston ke sector teeth yang ada pada pitman shaft, melalui shaft dan pitman arm ke steering linkage.
Gaya yang dihasilkan oleh pergerakan rack piston kemudian disalurkan dari gigi rack piston ke sector teeth yang ada pada pitman shaft, melalui shaft dan pitman arm ke steering linkage.
Konstruksi
Sistem Power steering system terdiri dari:
-
Rack dan pinion steering gear box
-
Power steering oil pump
-
Oil reservoir
-
Tubes
Sistem power steering menggunakan tekanan hydraulic pressure yang dibangkitkan oleh power steering pump untuk mengurangi usaha dalam memutar steering wheel. Power steering pump dipasang di depan engine. Pump mempunyai vane-type design, yang digerakkan oleh crankshaft melalui drive belt.
Minyak power steering ditarik ke dalam pump dari reservoir ketika engine dalam keadaan hidup. Pelumas tersebut diatur oleh power steering switch dan control valve yang letaknya di dalam power steering pump.
Teknologi power steering
Memasuki era 1980-an, tekonlogi power steering mulai diperkenalkan. Tujuan awal power steering diciptakan untuk memberikan kemudahaan ketika mobil hendak diparkir. Namun hal ini memiliki efek negatif ketika mobil dipacu pada kecepatan tinggi. Terlalu ringannya kemudi membuat kendaraan begitu sensitif terhadap gerakan tangan pengemudi. Hal ini bisa membahayakan.
Memasuki era 1980-an, tekonlogi power steering mulai diperkenalkan. Tujuan awal power steering diciptakan untuk memberikan kemudahaan ketika mobil hendak diparkir. Namun hal ini memiliki efek negatif ketika mobil dipacu pada kecepatan tinggi. Terlalu ringannya kemudi membuat kendaraan begitu sensitif terhadap gerakan tangan pengemudi. Hal ini bisa membahayakan.
Untuk
mengatasi hal tersebut , dikembangkan teknologi speed sensor pada mobil
yang telah dilengkapi power steering. Sehingga pada kecepatan tertentu (di atas 40-60 km/jam)
kerja power steering ditiadakan
sehingga kemudi terasa seperti tidak menggunakan peranti pembantu pengemudi
ini.
Bersambung ……
Allahu a’lam
Semoga bermanfaat.
Sumber
: OtomotifNet , http://www.liektoyota.com ,
SRIPOKU.com,. Training
Manual Chasis Group, PT. Toyota-Astra Motor. dan bacaan lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar