Perbuatan
yg melanggar hukum Allah, ataupun susila, moral bisa jadi awalnya sering
dirasakan sebagai kenikmatan. Misal :
narkoba, awalnya dirasakan sbg suatu
hal yg menyenangkan dan membuat segala sesuatu seperti terasa indah.
Perselingkuhan, korupsi, penyelewengan kekuasaan dst.
Segala
perbuatan buruk yg dilakukan pd awalnya serasa indah menyenangkan atau pada
awalnya tidak dirasakan sebagai sesuatu yg buruk. Dalam
kacamata spiritual, dikatakan bahwa iblis menjanjikan sesuatu yg indah
dan seakan tidak pernah membukakan akibat buruk dari perbuatan ketika ia sedang
membujuk seseorang untuk berbuat jahat. Namun ketika akibat dari perbuatan
buruk itu timbul dan mulai menimpa seseorang, maka iblis pun pergi
meninggalkannya utk mencari mangsa yg lain.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya,”
(setan itu) memberikan janji-janji
kepada
mereka dan membangkitkan angan–angan kosong
pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka,”
(Qs. An-Nisa’ : 120).
Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an , yang artinya ,” iblis
berkata,” Ya Tuhanku, oleh karena Engkau memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku
akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka (manusia) dibumi, dan aku
akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yg terpilih diantara
mereka. Dia (Allah) berfirman, “ Ini adalah jalan lurus (menuju) kepada-Ku.”
Sesungguhnya kamu (iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yg
mengikutimu, yaitu orang yang sesat”. (Qs. Al-Hijr : 39-42).
Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an, yang artinya,” Dan setan berkata ketika
perkara (hisab) telah diselesaikan,” Sesungguhnya Allah menjanjikan kepadamu
janji yg benar, dan aku (setan) telah menjanjikan kepadamu tetapi aku
menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku
menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu
mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri, aku tidak dapat menolongmu , dan
kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu
mempersekutukanku (dengan Allah) sejak dahulu. Sungguh , orang yg zalim akan
mendapat siksaan yang pedih ,”. Qs. Ibrahim : 22).
Bila
dicermati perkembangan saat ini, bahwa dunia saat ini lebih menjanjikan hal-hal
yang sifatnya hedonism yaitu suatu paham yang mengajarkan seseorang untuk
mencari kenikmatan demi kenikmatan dunia. Dunia pun dipenuhi dengan paham
materialisme yg menipu manusia untuk mencari sebanyak mungkin harta maupun
jabatan kedudukan. Fenomena ini juga didorong oleh maraknya acara-acara
televisi yang mengumbar kesenangan duniawi dan kenikmatan kehidupan. Banyak
tayangan televisi yang justru mendorong perubahan nilai kehidupan seseorang
menjadi hedonism.
Membicarakan masalah uang seakan tiada
habisnya. Seseorang yang awalnya melakukan penyelewengan keuangan (korupsi),
bisa jadi perasaan bersalah telah tertutupi dengan kenikmatan yg semu. Seakan
daya tarik uang ini menjadikan nikmat berkepanjangan. Pada awalnya mungkin
saja kariernya meningkat dan popularitasnya mencuat, namun sebenarnya ia telah
masuk dalam perangkap tipuan hawa nafsu (iblis) yg akan menghancurkannya.
Di sudut kehidupan yang lain, persaingan
karier dan lapangan pekerjaan yang semakin ketat juga mempengaruhi kepribadian
seseorang untuk terlibat dalam kompetisi
yang tak berujung. Bagi sebagian orang , mencari uang sebanyak mungkin di
kantor hingga melupakan keluarga seakan menjadi kenikmatan tersendiri.
Suatu kisah yang diambil dari buku
Parlindungan Marpaung dalam Setengah Isi
Setengah Kosong. Diceritakan bahwa suku Eskimo yang mendiami kutub Utara
memiliki teknik yang unik untuk berburu srigala. Mereka menggunakan pisau yang
sangat tajam , lalu merendamnya didalam darah hewan yang lain. Darah yang
menyelimuti pisau itu mereka biarkan membeku. Selanjutnya pisau yang telah
dilumuri darah beku tersebut, ditanam di
dataran tinggi tempat gerombolan serigala sering berada. Pisau itu ditanam
dengan bagian ujung pisau (mata pisau)
mencuat keatas.
Dengan trik ini, setiapkali srigala datang
dan mengendus bau darahdan menjilati darah
yang menyelimuti pisau itu .Tentu saja, mata pisau yang tajam dengan
sendirinya akan melukai lidah srigala . Walaupun demikian , udara beku kutub
yang dingin membuat sang srigala seakan tidak merasakan sakit lidahnya sakit mengucurkan
darah sendiri. Lama kelamaan srigala akan mati lemas karena kehabisan darah.
Dan akhirnya Suku Eskimo dengan mudah akan mendapatkan srigala itu.
Begitulah saudaraku, janganlah kita tergoda
untuk berbuat keburukan, bahkan maksiat karena perbuatan itu akan menjerumuskan
diri sendiri dalam urang penderitaan yang tidak berakhir. Memang seseorang yang sedang mengalami
kesulitan atau keputusasaan lebih mudah untuk melakukan maksiat. Sekali lagi
,umumnya perbuatan maksiat itu seakan terasa menyenangkan , walaupun sebenarnya
itu kenyataan yang menipu.
Ingatlah firman Allah, yang artinya ,”
Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat (hari pembalasan),
Kami jadikan terasa indah bagi mereka (perbuatan yang buruk) sehingga mereka
bergelimang dalam kesesatan. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksaan
buruk (didunia) dan mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling merugi”,
(Qs. An-Naml : 40)
Firman Allah, yang artinya ,” Maka pernahkah
kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah
membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan allah telah mengunci
pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya. Maka
siapakah yang mampu memberikan petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)?
Mengapa kamu tdak mengambil pelajaran ? “.
Saudaraku, perbuatan jahat atau maksiat
mungkin terlihat menyenangkan . Yakinlah itu adalah menipu dan yakinlah perbuatan maksiat adalah awal
dari penderitaan.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,”
..dan barang siapa berbuat dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakan untu
(kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (Qs. An-Nisa’ : 112)
Ingatlah , sekecil apapun sutau perbuatan
dosa aalah perkara yang sangat besar.
Janganlah kita mengira bahwa
melakukan perbuatan yang melanggar agama, kesusilaan , seakan menyenangkan.
Atau bahkan kita pernah melihat orang-orang yang melakukan perbuatan maksiat
seperti menikmati kehiduapnnya. Namun yakinlah, Allah melarang manusia untuk
melakukan sesuatu perbuatan buruk karena
Allah Maha Mengetahui bahwa perbuatan itu justru akan merugikan manusia itu
sendiri. Dan bila kita ingin terbebas
dari kesulitan dan penderitaan , maka jangalah sekali-kali mencoba untuk
berbuat kejahatan (maksiat).
Allhu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar