Kita semua pasti mempunyai problema (masalah) , tak peduli siapa dan dimanapun . Problema selalu ada dalam kehidupan ini. Tidak ada manusia yg
tidak menghadapi masalah. Satu -satunya tempat yang didalamnya tidak ada masalah
adalah surga. Masalah sudah timbul sejak kita lahir , dan akan terus datang
silih berganti dalam hidup, karena hidup inipun adalah masalah. yaitu masalah
untuk apa kita hidup, apa tujuan kita hidup, akan bagaimana kita hidup. Richard Carlson dalam Don’t
Sweat the Small Stuff at Work , bahwa semua masalah dalam hidup anda mengandung
hadiah yang menyenangkan. Saudaraku,
mengapa kita bisa menyelesaikan problem
orang lain, namun kita tidak mampu menyelesaikan problem diri sendiri? Ketika
orang menghadapi masalah , ia sering tidak mampu menyelesaikannya sendiri. Maka
ia meminta bantuan orang lain untuk menyelesaiaknnya dan menemukan jalan keluar
yang tepat. Mengapa ?
Banyak orang mampu menyelesaikan problema yang dihadapi orang
lain, tetapi mereka tidak mampu menyelesaikan problem yang sama ketika menimpa
diri sendiri. Dr. Musa Rasyid el Bahdal
dalam Su’ud bilaa Huduud, menyatakan ada beberapa alasan yaitu ;
a.
Ketika orang lain berupaya menyelesaikan masalah yang kita
hadapi, mereka melakukannya dengan jiwa dan hati yang tenang. PAda waktu yang
sama kita dalam kondisi tegang dan tertekan. Seorang hakim tidak boleh
menjatuhkan vonis ketika ia dalam kondisi marah.
b.
Mereka melihat problema dari banyak sisi dan memikirkannya
dengan jernih. Pada saat yang sama kita hanya berkonsentrasi pada satu sisi dan
mengabaikan sisi-sisi yang lain.
c.
Mereka mengambil pelajaran dari pengalaman mereka dalam
menghadapi masalah yang sama. Pada waktu itu juga , kita hanya focus pada
masalah yang sedang kita hadapi dan melupakan pengalaman kita dalam menghadapi
masalah dan penyelesaiannya.
Singkatnya orang lain memandang dengan lebih rileks sedangkan
kita yang sedang menghadapi problema mau tidak mau akan merasa tertekan,
Data Badan Pusat Statistik
menyatakan bahwa prosentase lulusan S1 yg meganggur lebih banyak dari persentase
lulusan SD yg pengangguran , artinya orang
yg lulusan SD secara persentase lebih banyak yg punya kerjaan dari pada sarjana.
Dalam sebuah buku , dikisahkan
ada kisah unik di Amerika Utara. Sepasan suami istri melakukan bisnis dan
mengalami kerugian hingga USD 1 juta dalam satu minggu. Sungguh ini adalah
kerugian yang amat besar. Mereka mengumpulkan uang itu dengan kerja keras sepanjang
waktu. Mereka lantas berpikir dan berunding tentang apa yang harus mereka
lakukan. Selanjutnya mereka mengambil keputusan untuk menulis buku dengan judul
‘Mengapa anda rugi USD1 juta dalam seminggu’.
Apa yang terjadi kemudian ?
ternyata buku itu laris luar biasa, dan mereka mendapat keuntungan USD 3 juta dari
hasil penjualan buku itu. Benar, mereka berhasil menikmati masalah yang mereka
hadapi dan mengambil keuntungan dari kesalahan.
Imam syafi’I berkata bahwa
ujian begitu banyak dan tidak pernah berhenti. Kebahagiaan akan datang kepada
anda seperti hari-hari raya.
jadi banyak sekali masalah
yang menghampiri kita dengan berbagai macam bentuk dan tingkatan , dari yang
kecil sampai pada masalah yg besar. Tapi ingat bahwa masalah itu sebenarnya ujian
bagi kita. seperti halnya kita sekolah, ketika kita telah lulus ujian maka kita
akan naik ke tingkat yang lebih tinggi (naik kelas). begitu juga dengan
masalah. ketika kita mampu menyelesaikan masalah, bukan berarti habis sampai
disitu saja. akan muncul masalah selanjutnya bahkan bisa jadi lebih berat
tingkatannya. tapi karena kita sudah mampu menyelesaikan masalah yang
sebelumnya, maka kita sudah punya sedikit pegangan untuk menghadapi masalah
selanjutnya. Uuntuk itu ambil hikmah
dari suatu masalah, jadikan sebagai
pengalaman yang bisa merubah diri kita menjadi lebih baik lagi.
Mari kita bersyukur ketika
kita dapat masalah, kakrena dibalik masalah terdapat pelajaran bermakna untuk
perkembangan dan kemajuan diri. Nikmatilah masalah dan hadapi dengan tenang dan
senang. dengan begitu kita akan merasakan nikmatnya hidup, dan kita akan mudah
menghadapi masalah tersebut, karena kita sudah berpikir positif sebelumnya yang
akan memberikan motivasi kepada kita untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sampai pada suatu kesimpulan bahwa apapun kondisinya
, kita pasti dihinggapi masalah setiap hari. Jadi basicly simply hanyalah rutinitas, bukanlah
suatu hal yang luar biasa.
Dalam menghadapi masalah, ada beberap tips yang semoga bermanfaat :
a.
Mintalah bantuan kepada Allah.
Menghadapi masalah dengan keyakinan bahwa anda akan menemukan jalan keluar
dengan ijin Allah. Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Dia akan
mencukupkannya.
b.
Tenangkan jiwa dan pikiran
sehingga dapat lebih berkonsentrasi.
c.
Tulislah masalah yang dihadapi
dalam secarik kertas, kerahkan 20% usaha untuk memahami dan kerahkan 80% usaha
untuk menyelesaikannya.
d.
Segera ambil langkah praktis.
e.
Jangan gundah dan marah
menghadapi masalah. Kemarahan justru membuat kondisi menjadi lebih buruk, ubahlah kata masalah menjadi tantangan.
f.
Hindarkan pemikiran untuk
menyelesaikan semua masalah sekaligus. Jika anda berusaha menyelesaikan semua
masalah dalam satu waktu , maka anda akan mengalam ikegagaln dan keputusasaan.
Jadi berusaha untuk Positive
thinking saja kepada Allah SW,
karena Allah SWT sesuai prasangka hambanya. apabila kita berprasangka baik maka
kebaikan lah yang didapat begitu juga sebaliknya kalau
kita berprasangka buruk maka keburukanlah yang akan kita peroleh .
Berbaik sangka kepada Allah memang harus dilakukan. Sebagaimana Ibnu Qayyim al Jauziyah, dalam salah satu kitabnya
bahwa sebagian orang bersandar pada hadits Rasulullah, bahwa Allah berfirman, yang artinya ,” Sesungguhnya Aku tergantung
pada kebaikan dugaan hamba-Ku, maka hendaknya ia menduga kepada-Ku
sekehendaknya,”.
Artinya , dugaan apa saja yang terlintas dalam benak hamba,
maka Allah akan melakukannya. Dalam kitab Al-Jawab al-Kafi liman Sa’ala ‘an al-Jawab
al-Syafi, dijelaskan bahwa akan tetapi tidak diragukan lagi bahwa dugaan (prasangka)
itu harus dibarengi dengan perbuatan baik. Karena orang yang baik (taat) adalah
orang yang mempunyai persangkaan baik kepada Allah bahwa Allah akan membalas
kebaikannya dan tidak pernah menyalahi janji-Nya , serta menerima taubatnya.
Jadi ketika seorang hamba yang membangkan atau bergelimang
perbuatan dosa, kezaliman , maka sesungguhnya dukalara akibat maksiat dan
perbuatan haram telah menghalanginya untuk memiliki persangkaan baik kepada
Allah.
Maka persangkaan baik ini tidak akan dapat dilakukan ( tidak terjadi) bagi hamba yang membangkang dan tidak taat kepada
perintah-Nya. Jadi orang yang paling baik persangkaanya kepada Allah adalah
orang yang paling taat kepada-Nya. Dan bagaimana mungkin ada orang yang berprasangka
baik kepada Allah namun ia justru menjauh dari-Nya , melalaikan perintah-Nya
bahkan menngerjakan perbuatan yang dilarang-Nya. Dapat dibayangkan begini
mereka menduga bahwa Allah tidak mengetahui banyak tentang apa yang maksiat mereka
kerjakan atau bahkan mereka dengan enteng mengira bahwa perbuatan maksiatnya
tentu diampuni Allah, maka itu sudah merupakan prasangka buruk.
Allah telah memperingatkan
dalam firman-Nya, yang artinya,” Dan yang demikian itu adalah
prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu,
maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. “ (Qs. Al Fushilat:23 ﴿
Jadi prasangka baik itu
haruslah dibarengi dengan segala perbuatan yang bias mengantarkan kepada
keselamatan. Sedangkan segala perbuatan yang mengantarkan pada kecelakaan
(kemurkaan Allah) tidak mungkin dibarengi dengan prasangka baik.
Seorang bijak berkata , bahwa kalau orang mengetahui
menikmati permasalahan hidup itu enak, pasti apa pun masalahnya, tetap bahagia. Saudaraku , masalah akan terus ada. Namun yang membedakan, adalah cara
orang menghadapi masalah tersebut. Ada yang menganggap masalah merupakan ujian
dalam rangka naik kelas. Namun, ada juga yang menganggap masalah sebagai
balasan akibat kita tak berbuat baik selama ini. Dan, ada juga yang menganggap
masalah sebagai tantangan untuk maju. Ada yang menganggap masalah sebagai hal positif,
mereka menyambut permasalahan dengan perbaikan-perbaikan-baik itu perilaku,
ilmu pengetahuan, serta mental dalam menghadapi masalah.
Sebagian orang berpikir , Allah tahu bahwa aku telah
mengerahkan segala usaha, tetapi mengapa aku selalu gagal. Ada yang berkata
bahwa aku akan berupaya lagi. Tetapi mereka tetap tidak berhasil mengatasinya.
Mengapa? Karena kita tidak mnyiapkkan mental yang tepat dan
berfokus pada tujuan yang ingin dicapai. Seringkali kita justru lebih berfokus
pada hal yang tidak kita inginkan.Pekerjaan yang kita miliki sekarang tentu bukan pekerjaan yang terbaik.
Mungkin dalam pekerjaan kita mengalami
konflik. Mungkin pekerjaan kita memberi
hasil memuaskan.
Sekarang,
mana yang lebih penting , diri kita atau pekerjaan kita ? Bila
diri anda lebih penting, maka segala gangguan dalam pekerjaan seharusnya tidak terlalu membebani. Anda
lebih besar daripada pekerjaan anda. Bagaimana
cara menghilangkan gangguan? Ya, tentu dengan cara menikmati pekerjaan anda dengan
sepenuh hati.
Allahu a’lam
Sumber
: sadam.student.umm.ac.id, andriewongso.com, indonesia.heartnsouls.co,
Richard Carlson ;Don’t
Sweat the Small Stuff at Work , Al-Jawab al-Kafi liman Sa’ala ‘an al-Jawab
al-Syafi (Ibn Qayyim) dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar