Al-kisah seorang lelaki setengah baya
mengeluhkan putus asa dg problema yg dihadapi.
Orang shalih bertanya pd orang itu ,” Coba ceritakan kesulitanmu kepadaku
, semoga aku bisa membantu”.
Lelaki
setengah baya itu , segera bercerita ,” Aku mempunyai rumah yg amat
sempit. Sedang aku tinggal bersama istri dan anak-anakku. Rumah itu kami
rasakan terlalu sempit sehingga kami tidak merasakan kebahagiaan.
Orang
Shalih balik bertanya,” Apakah
engkau mempunyai seekor domba?”
“Tidak,
tetapi aku bisa membelinya”, jawab
lelaki setengah baya itu.
“Kalau
begitu belilah seekor domba dan tempatkan domba itu di dalam rumahmu,”
Lelaki
setengah baya itu tidak membantah, ia segera membeli seekor domba seperti yang
disarankan orang shalih tersebut.
Beberapa
hari berselang, lelaki setengah baya itu mendatangi orang shalih, dan berkata
sambil mengeluh ,” Tuan, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku justru
makin bertambah sesak. Aku dan keluargaku merasa segala sesuatu menjadi lebih
buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba.”
“Kalau
begitu belilah lagi beberapa ekor unggas dan tempatkan juga binatang-binatang
itu dalam rumahmu”, kata orang sgalih tersebut. Lelaki setengah baya itupun
menurutinya. Ia segera membeli beberpa ekor unggas dan dipiar dalam rumahnya.
Beberapa
hari kemudian, lelaki setengah baya itu mendatangi orang shalih, dan berkata
sambil mengeluh lebih muram ,” Wahai tuan, aku telah melaksanakan
saran-saranmu, dengan menambah penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas .
Namun begitu, aku dan keluargaku merasa semakin tidak betah dirumah yang makin
ramai penghuninya. Kami makin bertambah tersiksa.”
“
Kalau begitu belilah lagi seekor anak unta dan peliharahan didalam rumahmu,
semoga persoalan menjadi lebih ringan”, perintah orang shalih itu. Lelaki
setengah baya mematuhinya dan segera pergi ke pasar , dan membeli seekor anak
unta untuk dipelihara didalam rumahnya.
Setelah
sekian hari berlalu, lelaki setengah baya itu mendatangi lagi ke orang shalih,
dan berkata sambil setengah berteriak ,”
Wahai tuan, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam rumahku sekarang sudah
seperti di neraka. Semuanya berubah menjadi lebih mengerikan daripada hari-hari sebelumnya “. “
Wahai tuan yang shalih , kami sudah tidak tahan lagi tinggal serumah dengan
binatang-binatang itu !”.
Orang
shlih mendengarkan dengan tenang dan tersenyum dan berkata,” Saudaraku, baiklah
, bila kalian sudah merasa tidak tahan
maka juallah anak unta itu.” Tanpa membuang waktu lama lelaki setengah baya bergegas menjual anak
unta yang baru beberapa hari dibelinya itu.
Beberapa
hari berselang, orang shalih berkunjung
ke rumah lelaki setengah baya itu, dan berkata bertanya ,” Bagaimana keadaan kalian sekarang ?” . “
Keadaan kami terasa lebih baik karena anak unta itu sudah tidak labi tinggal
dirumah ini ”, kata lelaki setengah baya itu sambil terseyum.
Orang
shalih berkata lagi ,” Baiklah , kalau begitu sekarang juallah
unggas-unggasmu.” Lelaki setengah baya itupun tidak membantah dan segera
menjual unggas-unggasnya.
Beberapa
hari kemudian, orang shalih itu mengunjungi berkunjung lagi dan menanyakan ,” Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?”
. “ Keadaan kami terasa lebih baik karena tidak ada lagi unggas-unggas yang
mengganggu kegiatan kami dirumah ini ”, jawab
lelaki setengah baya itu mantap.
Orang
shalih tersenyum dan berkata ,”
Saudaraku , kalau begitu sekarang juallah dombamu juga .” Lelaki setengah baya
itupun tidak membantah dan segera menjual dombanya.
Selang
satu minggu kemudian , orang shalih mengunjungi berkunjung lagi dan
menanyakan ,” Bagaimana keadaan rumah
kalian sekarang ?” . Dengan perasaan gembira lelaki setengah baya menjawab,”
Kami merasakan rumah kami bertambah luas karena binatang-binatang pengganggu
itu tidak lagi tinggal bersama kami. Dan kami merasa lebih berbahagia daripada d
ulu. Kami mengucapkan terimakasih kepadamu tuan”.
Akhirnya
, orang shalih itu berkata, “ Saudaraku , sebenarnya batas luas dan sempit
itulah yang tertancap dalam pikiranmu. Apabila kita selalu bersyukur atas
nikmat Allah maka Allah akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiran kita.”.
Selanjutnya
orang shalih bertanya lagi,” Apakah engkau sering berdoa , saudaraku?”.
“ Tentu saja tuan , aku berusaha untuk rutin
berdoa kepada Allah”. Jawab lelaki setengah baya itu.
“
Ketahuilah saudaraku, bahwa doa hamba tidak mesti harus dikabulkan persis
seperti keinginan hamba yang berdoa . Namun manakala Allah membuka pintu
pemahaman kepda engkau ketika Dia tidak memberi engkau (seperti yang engkau
harapkan) , maka sebenarnya ketiadaan pemberian itu merupakan pemberian yang
sebenarnya”. Begitulah kata orang shalih .
Allahu
a’lam
Sumber
: majalah Soko, maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar