Rasulullah saw bersabda ,yang artinya ,” Tidaklah seseorang menganggap besar dirinya sendiri, berjalan sambil menyombongkan diri kecuali ia akan bertemu Allah sedangkan Allah murka terhadapnya,” (Shohibul jami’ al-Shoghir 5711).
Saudaraku, dosa pertama yang menjadi kedurhakaan terhadap Allah ada dua macam , yaitu takabur dan ambisi. Takabur adalah dosa yang pertama kali dilakukan iblis terlaknat, karena menganggap dirinya lebih hebat dari Adam.
Sedangkan dosa Adam as adalah ambisi dan syahwat. Namun Adam as me-nyesalinya dan memohon ampunan serta bertaubat, sehingga Allah memberi hidayah padanya .
Sedangkan iblis tidak menyesal atas perbuatannya, sehingga ia akan terjerumus kedalam neraka bersama orang-orang dibelakangnya yang dalam hatinya tertanam kesombongan diri, kebanggaan diri.
Sebuah penggambaran , yang harus kita waspadai dalam diri kita. Janganlah kita memandang hebat diri, selanjutnya merasa memiliki kemampuan dan kelebihan diatas orang lain. Bila perasaan ini menghinggapi diri , maka akan menjadikan seseorang sering membicarakan dirinya sendiri, marah akan kritikan orang lain, menganggap besar atas apa yang dilakukannya. Maka saat itulah kita sudah berperilaku sebagaimana yang dilakukan iblis dahulu.
Akibat selanjutnya adalah hal itu akan menghalangi seseorang terhadap keikhlasan-nya. Seseorang yang menyandarkan keberhasilan dirinya karena kemampuan dirinya semata, maka dia justru makin menjauhkan dirinya dengan Allah.
Rasulullah sering mengingatkan umatnya untuk berhati-hati dari perasaan membanggakan diri. Sebagaimana sabda-nya , yang artinya ,” Kalau sekiranya kalian tidak pernah berdosa, sungguh yang aku takutkan atas kalian sesuatu yang lebih besar dari itu : Ujub…ujub …”. (hadits hasan, dari kitab Shohibul jami’ 5303, Silsilah shohibah 658).
Ibnul Qoyyim al-Jauziyah dalam Tahzib Madarik Al-Sholihin, menyatakan , bahwa,
- ‘jika engkau tidur pada malam hari, lalu engkau bangun pada pagi harinya dengan penuh penyesalan, itu lebih baik bagimu daripada engkau bangun lalu shalat qiyamullail dan pada pagi harinya engkau bangga dengan hal itu.
- Jika engkau tertawa sedangkan dalam hati engkau mengakui kesalahan dan dosamu, itu lebih baik dari pada engkau menangis dan engkau ingin menunjukkan bahwa engkau menangis.
- Seseorang yang merintih karena dosa lebih dicintai Allah daripada orang bersuara keras bertasbih karena ingin menunjukkan bahwa ia sedang bertasbih ‘.
Para sahabat dan salfusshalih yang merupakan generasi terbaik islam , sangat menghindari membanggakan diri dan justru mengatakan sebaliknya. Sebagaimana perkataan Abu Bakar ra, ketika diangkat sebagai khalifah, bahawa ‘aku telah diangkat menjadi pemimpin kalian sedangkan aku bukanlah yang terbaik diantara kalian. Padahal kita mengetahui bahwa Abu Bakar adalah orang terbaik setelah Rasulullah.
Saudaraku, sungguh sangat tidak layak kita membanggakan diri. Sebagaimana hadits dari Iyadh bin Himar dalam shahih Muslim, bahwa dia berkata bahwa Rasulullah bersabda, yang atinya ,” Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku, agar kalian rendah hati, hingga seseorang tidak membanggakan diri terhadap orang lain, dan seseorang tidak berbuat aniaya terhadap orang lain”
Ibnu Atha’ berkata ‘ rendah hati artinya mau menerima kebenaran dari siapapun. Kemuliaan ada dalam rendah hati. Maka siapa pun yang mencarinya dalam ke-sombongan , berarti dia bagaikan mencari air dalam kobaran api’.
Semoga Allah memberi haidayah kepada kita untuk dapat menghindari sifat-sifat membanggakan diri.
Allahu a’lam
Sumber : Madarijus Salikin, Ash shohwah, H Zulhamdi M Saad Lc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar