Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Dan dijadikan penyejuk hatiku dalam shalat ,” (Hr Ahmad dan an – Nasai dari Anas). Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Wahai Bilal ! Kumandangkan iqamat untuk shalat. Karena dengan shalat itu hati kita menjadi tenang, “(Hr Ahmad dan Abu Dawud ).
Hal ini menunjukkan bahwa hati beliau tidak tenang kecuali saat mengerjakan shalat, sebagaimana seorang hamba sedang jatuh cinta, yang hatinya menjadi tenang saat bertemu dengan kekasihnya. Atau orang yang takut hatinya menjadi tenang dengan masuk ke tempat yang aman.
Shalat adalah hiburan yang sebenarnya dalam hidup kita. Dikala shalat , hati seorang hamba bisa terlepas dari segala permasalahan yang mencengkeramnya.
Shalat adalah ketenangan yang didapatkan ketika memasuki tempat yang membuat seorang hamba merasa lebih tenang daripada tempat sebelumnya. Semoga kita bisa merasakan sebagaimana yang telah dirasakan Rasulullah. Yaitu perasaan bahagia dan penuh kedamaian , seperti yang disabdakan dalam haditsnya, yang artinya ,” Kebahagiaan hatiku tercipta dalam shalat “.
Shuhaib meriwayatkan dari Rasulullah bahwa amalan para Nabi Allah adalah melaksanakan shalat setiap menghadapi kesusahan.
Sahabat Abu Darda berkata, bahwa ‘jika terjadi angin topan, maka Rasulullah saw segera masuk ke masjid dan tidak akan keluar sehingga angin itu berhenti. Begitu juga apabila terjadi gerhana matahari atau bulan maka Rasulullah saw segera melaksanakan shalat ‘.
Saudaraku, sungguh shalat adalah kenikmatan yang sering terlupakan. Kadangkala kita tidak menyadarinya, sehingga kita terhalang dari kenikmatan itu sendiri.
Padahal shalat adalah kenikmatan yang sempurna pada diri seorang hamba. Bagaimana tidak, pada saat shalat, pada saat itulah kita menghadap kepada Allah, disaat itulah kita memuji-Nya, meminta belas kasih-Nya , pada saat itulah kita memohon ampunan-Nya, dan pada saat itu jugalah kita bisa berkeluh kesah menumpahkan segala persoalan yang menghimpit kita kepada-Nya.
Shalat adalah rahmat Allah yang sungguh luas. Maka apabila seorang hamba yang melaksanakan shalat ketika sedang mengalami kesusahan yang luar biasa , berarti ia segera menuju kepada rahmat Allah. Dan apabila rahmat Allah datang menghampiri dan menolongnya dari kesusahan, maka kesusahan apa lagi yang tersisa?
Adapun orang yang berlebih-lebihan dalam berbicara, melakukan perbuatan dosa dst …. akan mustahil merasakan khusyu’ dan kedamaian. Perbuatan maksiat akan mengeraskan hati , walau kadang disaat lain mereka mengerjakan shalat untuk menanti mukjizat, sementara fisiknya masih menzalimi orang lain.
Berapa banyak hamba-hamba terhalang untuk mendirikan shalat bahkan ingkar terhadapnya ? Berapa banyak hamba-hamba yang tidak pernah tahu kelezatan shalat? Mereka sungguh telah kehilangan rahmat Allah.
Syaikh sa’id Hawa menjelaskan kenapa shalat dan sabar sangat tepat untuk dijadikan sarana meraih pertolongan Allah.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah, yang artinya ,” Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya (yang demikian itu) sulit , kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (Yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhan-nya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya “ , (Qs. Al-Baqarah : 45).
Ya Allah, hamba adalah orang yang takut dan meminta perlindungan. Hamba adalah seorang fakir yang meminta-minta. Oleh karena itu , karuniai aku dengan rizki-Mu. Ya Allah
Aku bukanlah pendosa yang meminta maaf atau orang yang memiliki kekuatan dan meminta pertolongan. Akan tetapi hamba , hanyalah seorang pendosa yang meminta ampunan.
Kesabaran dapat mendatangkan berbagai kebaikan, sedangkan shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar, disamping tentu saja shalat dapat memberikan ketenangan dan kedamaian hati.
Saudaraku, mengapa kita harus mencari beraneka hiburan untuk mengobati kepenatan aktivitas kehidupan sehari-hari. Bukankah Allah telah menyediakan sarana yang sungguh indah bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.
Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Shalat adalah sebaik-baiknya amalan yang ditetapkan Allah untuk hamba-Nya “ ,(Hr Muslim).
Allahu a’lam
Sumber : Awwal Marrah ‘Ushalli : wa kana li al-shalat tha’mun akhar , Dr Khlaid abu Syadi.
Catatan :
1. Hr Ahmad dan an – Nasai dari Anas, shahih sebagaimana disebutkan dalam Shahih al-Jami’ 3124
2. Hr Ahmad dan Abu Dawud dari seseorang, hadits shahih sebagaimana disebutkan dalam Shahih al-Jami’ ,7892)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar