“ Ketika akan melompat dalam kolam renang, meskipun kita tidak bisa berenang, yang saya pikirkan adalah bagaimana agar bisa berenang, paling tidak agar tidak tenggelam. Saya tidak akan berpikiran ,” Saya tidak bisa berenang, jangan-jangan saya mati tenggelam”. Jika saya masuk dalam apapaun, saya tidak pernah berpikir bagaimana jadinya kalau gagal. “
“ Banyak dari kita dibekukan oleh rasa takut gagal. Rasa takut muncul karena pengaruh rekan atau orang lain, atau terlalu banyak memikirkan konsekuensi buruknya. Atau mungkin takut tampak bodoh atau dipermalukan”. “Rasa takut adalah hambatan, namun bagi saya rasa takut adalah ilusi”.
Memang benar, bila kita memberikan benih rasa takut, maka kita akan menuai rasa takut tersebut. Ada pepatah bahwa tempat yang paling kita takutkan , merupakan tempat yang paling nyaman bagi kita. Seringkali tempat-tempat berbahaya diidentikkan dengan tempat yang menakutkan. Karena ketakutan inilah tempat itu menjadi tidak aman. Padahal belum tnetu benar.
Rasa takutlah yang terkadang membuat tempat aman menjadi tidak aman. Rasa takut ini yang membuat kita sulit melangkah, menghadapi masalah dihadapan kita. Namun bila kita bertekad utnuk menghadang apapun masalah yang ada dihadapan kita, maka berangsur-angsur ketakutan akan berubah menjadai rasa aman.
Akar dari ketakutan adalah keterpisahan. Semakin kita terpisah dari hal yang kita takutkan, maka semakin takutlah kita akan hal itu. Seseorang yang takut untuk tampil menyanyi didepan kelas. Ia menjadi tidak nyaman bila ada pelajaran seni musik. Ia takut dan kuatir , suaranya cempreng atau ketahuan groginya dan menajdi bahan tertawaan orang sekelas. Namun apabila dia nekad dan memberanikan diri utnuk menghadapinya , maka lambat laun dia akan menikmatinya.
Rasa takut disebabkan juga , karena kita terpisah dari kedirian kita, kita takut karena terpisah dari keilahian yang bersemayam dalam diri kita. Akibat keterpisahan itu, kita merasa asing dengan diri kita sendiri. Rasa asing inilah yang membawa kita pada ketakutan. Kita menjadi unggul, hebat dan selamat karena kita tidak terpisah dari kedirian kita yang sesungguhnya. Berkali-kali ia mengingatkan kita, namun berulangkali juga kita lupa akan kesejatian kita itu.
Firman Allah yang artinya, “ Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul”. (Qs. Thaaha : 68).
Sahabat paling tua dan seumur sejarah manusia adalah ketakutan. Bagi Chin Ning Chu, ketakutan adalah nyata, dan bukan ilusi. Kita tidak perlu memperdepatkan apakah ketakutan itu nyata ataupun ilusi, keduanya benar.
Yang menjadi pertanyaan adalah ,
Apa yang membuat keduanya menjadi benar ?
Jawabnya adalah Pikiran.
Apa yang membuat keduanya menjadi benar ?
Jawabnya adalah Pikiran.
Pikiran kita sendiri yang membuat sesuatu itu menjadi nyata atau hanya ilusi.
Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Anda hanya oerlu mengamati munculnya ketakutan itu. Amati pekerjaanya. Amati sifatnya. Amati gerak-geriknya. Dan amati sepak terjangnya. Anda tidak perlu menilai. Anda tidak perlu menghukum. Anda tidak perlu menghubung-hubungkan. Bahkan anda tidak perlu memberikan pemahaman-pemahaman terhadap munculnya ketakutan itu.
Anda tidak perlu melibtkan apapapun termasuk emosi anda dalam proses pengamatan. Anda hanya menjadi pengamat.
Anda akan melihat hasilnya. Dengan menjadi pengamat ketakutan, maka anda tidak menjadi takut lagi.
Jika anda berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti anda adalah orang kaya yang sebenarnya. Kebahagiaan adalah kunci menuju kesuksesan. Bila anda menyukai apa yang anda kerjakan, maka itulah kesuksesan yang sebenarnya.
Sumber : Yusran Pora, Gagal itu indah.
Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Anda hanya oerlu mengamati munculnya ketakutan itu. Amati pekerjaanya. Amati sifatnya. Amati gerak-geriknya. Dan amati sepak terjangnya. Anda tidak perlu menilai. Anda tidak perlu menghukum. Anda tidak perlu menghubung-hubungkan. Bahkan anda tidak perlu memberikan pemahaman-pemahaman terhadap munculnya ketakutan itu.
Anda tidak perlu melibtkan apapapun termasuk emosi anda dalam proses pengamatan. Anda hanya menjadi pengamat.
Anda akan melihat hasilnya. Dengan menjadi pengamat ketakutan, maka anda tidak menjadi takut lagi.
Jika anda berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti anda adalah orang kaya yang sebenarnya. Kebahagiaan adalah kunci menuju kesuksesan. Bila anda menyukai apa yang anda kerjakan, maka itulah kesuksesan yang sebenarnya.
Sumber : Yusran Pora, Gagal itu indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar