Al Qur’an diturunkan pada malam yang disifati oleh Allah sebagai malam mubarokah (penuh barokah). Sejumlah ulama salaf seperti Ibnu ‘Abbas, Qatadah , Sa’id bin Jubair, ‘Ikrimah , Mujahid dan lain-lain sepakat bahwa yang dimaksud dengan malam yang penuh barokah saat diturunkan al-Qur’an adalah Lailatul Qadar.
Allah menyebut malam itu sebagai Lailatul Qadar karena kedudukannya yang agung dan mulia disisi Allah. Malam ini nilainya lebih baik dari bukan hanya sekedar sama dengan seribu bulan. Pada malam itu ada pengampunan dosa-dosa dan penutupan aib oleh Allah SWT.
Dari hadits riwayat Al Bukhari –Muslim, Rasulullah SAW bersabda , “ Barangsiapa berdiri (shalat) pada Lailatul Qadar atas dsar iman dan mencari ridha Allah, maka akan diampuni segala dosa yang telah lalu “.
Ada juga ulama yang berpandangan lain. Al Khalil bin Ahmad menyatakan ,”Qadar itu artinya sempit. Malam itu disebut Lailatul Qadar karena saat itu bumi penuh sesak oleh para malaikat yang turun dari langit. Dan tentu saja banyak malaikat yang turun ke bumi menunjukkan keutamaan malam itu “.
Mencari Lailatul Qadar.
Dianjurkan untuk memburu Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan khususnya pada sepuluh hari terakhir, dan lebih khusus lagi pada malam-malam ganjil : Malam 21, malam 23, malam 25, malam 27 dan malam 29.
Hadits riwayat Bukhari – Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda ,” Carilah (Lailatul Qadar) pada sepuluh hari terakhir, pada malam ganjil “.
Dari riwayat hadits Bukhari, bahwa Ibnu ‘Abbas menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda ,” Carilah pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan . Lailatul Qadar pada malam ke dua puluh sembilan, ke dua puluh tujuh, dan keduapuluh lima”.
Jadi apakah kemungkinan besar Lailatul Qadar kemungkinan pada malam-malam witir ini ? Rasulullah tidak menjelaskan secar eksplisit.
Dalam suatu riwayat , diyatakan bahwa Beliau pernah berencana untuk menginformasikannya. Sahabat ‘Ubadah bin Samit melaporkan bahwa Rasulullah SAW keluar untuk mengabarkan tentang Lailatul Qadar. Tetapi dua orang muslim berdebat (bertengkar) tentang kapan terjadinya Lailatul Qadar itu. Maka Rasulullah SAW mengatakan ,” Aku keluar untuk memberitahu kalian tentang Lailatul Qadar. Tetapi si fulan dan si fulan bertengkar maka aku dibuat lupa karenanya. Mudah-mudahan itu menjadi kebaikan bagi kalian. Maka carilah Lailatul Qadar pada malam kesembilan, ketujuh dan kelima. (Al Bukahari).
Datangnya Lailatul Qadar pada malam ke dua puluh tujuh lebih besar peluangnya . Karena Rasulullah SAW pernah bersambda,” Lailatul Qadar adalah malam dua puluh tujuh”, (Musnad Ahmad dan Abu Dawud).
Dan yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ke dua puluh tujuh adalah jumhur ulama. Sampai-sampai ‘Ubay bin Ka’ab sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim, berani bersumpah bahwa Lailatul Qadar itu pada malam dua puluh tujuh. Demikian pula pendapat Ibnu ‘Abbas.
Pada malam Lailatul Qadar ini dianjurkan memperbanyak doa terutama doa yang diajarkan Rasulullah SAW ,” Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku)” (hr At Tirmidzi dan Ibn Majah dengan sanad sahih).
Tanda-tanda Lailatul Qadar
Berdasarkan hadits-hadits sahih, ada beberapa tanda Lailatul Qadar, misalnya ;
- Matahari pada pagi harinya tidak terlalu terang seperti biasanya. Ubay bin Ka’ab menerangkan bahwa Rasulullah SAW menjelaskan tanda-tanda Lailatul Qadar adalah bahwa pada pagi harinya matahari terbit dengan tidak terlalu terang (agak redup dibanding biasanya) (Hr Muslim).
- Malam itu cerah dan udara terasa sedang , tidak panas dan tidak pula dingin. Dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Lailatul Qadar adalah malam yang cerah tidak panas dan tidak pula dingin. Pada pagi harinya matahari tampak kemerahan redup”. (ibn Khuzaimah dan Ath Thayalisi, sanan sahih).
- Tidak ada bintang jatuh (meteor). Rasulullah SAW bersabda ,” Lailatul Qadar adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, dan tidak ada bintang yang jatuh (meteor) “. (hadits hasan riwayat Ath Thabrani).
Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh keistimewaan. Di malam itu Allah benar-benar membuktikan kasih sayang dan rahmat-Nya kepada Manusia.
Sumber : Ash Shohwah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar