Barang siapa menghendaki selamat dari siksa Allah, yang ingin memperoleh pahala dan rahmat, serta ingin dimasukkan dalam surga-Nya. Maka ia seharusnya mencegah keinginan nafsu dari kesenangan duniawi. Selalu sabar dalam penderitaan dan bencana. Semangat bisa pdam dalam kesedihan. Kesedihan seperti demam yang melumpuhkan segala aktivitas. Menghiasi dengan sikap sabar merupakan sikap orang-orang mulia. Kalau tidak sabar, apa lagi yang harus dilakukan ?
Apakah ada selain sabar yang bisa digunakan untuk menghadapi persoalan hidup ?
Bersabar , sebagaimana kesabaran orang yang optimis akan datangnya pertolongan Allah.
Firman Allah, “ Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar”. (Qs.3 : 146).
Sabar dapat ditinjau dari segi :
1. Sabar selalu taat kepada Allah
2. sabar mencegah larangan Allah
3. Sabar pada pukulan pertama ketika ada bencana
Barang siapa yang sabar melakukan ketaatan kepada Allah, artinya Allah memberikan 300 tingkat surga pada hari akherat. Dan setiap tingkatnya seluas antara bumi dan langit.
Barang siapa yang sabar mencegah tidak melakukan larangan Allah, artinya Allah memberikan 600 tingkat surga di hari akherat. Dimana setiap tingkatnya seluas antara langit ke tujuh dan bumi ke tujuh pula.
Barang siapa yang sabar menghadapi musibah, artinya Allah memberikan 700 tingkat surga di hari akherat. Dimana setiap tingkatnya seluas antara arsy dan bumi.
Diriwayatkan , Nabi bersabda dengan membawa firman Allah, “ Tidak ada seorang hamba yang terkena musibah dan masih berpegang teguh kepada-Ku, kecuali Aku akan memberikannya sebelum ia meminta . Dan tidak ada seorang hamba yang kena musibah, lalu ia bergantung selain dari-Ku, kecuali Aku selalu menutup pintu-pintu langit.”
Wajib bagi yang berakal senantiasa bersabar menghadapi bencana. Seharusnya tidak mengadukan bencana kepada sesama manusia, agar ia selamat. Dan bencana yang paling berat adalah bencana yang ditimpakan kepada para Nabi dan wali.
Kata Imam Junaid al Baghdadi, “ Bencana merupakan penerang bagi orang-orang yangbijak, gerakan kebangkitan bagi orang-orang yang mencari ridha allah, kebajikan bagi orang mukmin, dan kebiasaan bagi orang-orang yang lupa (akan Dzat-Nya). Bukankah tak ada seorang mukminpun yang mampu merasakan manisnya iman kecuali dia memperoleh limpahan bencana , kemudian ia ridha dan bersabar. “
Sabda Rasulullah , “ Barang siapa yang sakit semalam serta bersabar dan ridha kepada Allah SWT , maka dosa-dosanya bersih laksana baru dilahirkan oleh ibunya. “
Ketika kalian sakit, janganlah mengharap sembuh. Kata Dhuhak : “ Barang siapa yang tidak kena musibah atau kesusahan selama 40 hari, maka ia menurut Allah tidak memperoleh kebajikan,”.
Riwayat Mu’adz bin Jabal ra, Rasulullah SAW bersabda, “ Ketika seorang hamba mukmin memperoleh bencana, maka Dia berfirman kepada malaikat sebelah kiri-Nya ; “ Ambilkan alat tulis untuknya ‘ Kemudian Dia berfirman kepada malaikat sebelah kanan-Nya ;’Tuliskan untuk hamba-Ku ini suatu kebajikan yang ia lakukan.”
Kita bisa berdoa kepada Allah tantang apa saja dan berharap bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa kita. Sesorang dapat berdoa kepada Allah untuk memohon berbagai hal yang tidak terhitung jumlahnya.
Sabda Rasulullah , “ Maukah aku beritahukan kepadamu sutu senjata yang dapat melindungimu dari kejahatan musuh dan membuat rezekimu bertambah ?”
Mereka berkata ,” Tentu saja wahai Rasulullah. “
Beliau bersabda , “ Serulah Tuhan-mu siang dan malam, karena doa itu merupakan senjata bagi orang yang beriman , “
Namun tidak setiap doa yang dipanjatkan oleh manusia itu bermanfaat. Ketika doa tidak dikabulkan, orang-orang tidak menyadari tentang rahasia ini, mereka mengira Allah tidak mendengar doa mereka. Dia Maha Mengetahui perkataan apa saja yang diucapkan, apa saja yang dipikirkan, dan peristiwa apa saja yang dialami seseorang.
Firman Allah ,” Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan manusia itu tergesa-gesa ,” (Qs. Al-Isra’ : 11).
Sumber :Rahasia ketajaman hati , Imam Ghazali , terjemahan dari Mukasyafatul Qulub (111 bab) , Imam Ghazali , dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar