Firman Allah , "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. An-Nahl: 68-69)
Madu adalah senyawa unik yang tersusun atas glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Di dalam madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon.
Dr Alfred Vogel, ahli Naturopath dari Swiss: menyatakan bahwa “Royal Jelly (madu) tidak hanya memberikan vitalitas dan awet muda melalui kemampuannya meningkatkan kelenjar endocrine, tetapi juga mampu melawan batuk rejan, khususnya pada anak-anak. Penelitian menemukan bahwa seorang anak dengan jasmani tubuh yang lemah, dapat dengan segera menambah dan meningkatkan selera makan yang lebih baik jika di berikan Royal Jelly."
Dijelaskan diatas bahwa madu berasal dari perut lebah. Dilihat dari kacamata keilmuan atau medika dijelaskan juga bahwa dalam pemorsesan madu juga melalui perut lebah. Honey sac yang berada di perut lebah sebenarnya lebih merupakan tempat penyimpanan khusus untuk madu selama perjalanan lebah pekerja dari tempat pengambilan nectar/ atau sari bunga tumbuh-tumbuhan sampai ke sarangnya. Selanjutnya nectar yang mayoritas berupa gula disakarida (sukrosa) di perut lebah itu berlangsung suatu proses biokimia sekaligus fisika , ketika dalam perjalanan si lebah itu dari lokasi bunga tumbuhan hingga ke sarang lebah. Betul , inilah salah satu tanda-tanda kebesaran Tuhan.
James F. Balch, M.D., and Phyllis A. Balch dalam bukunya Prescription for Nutritional Healing: Menulis bahwa “Royal Jelly diketahui dapat membantu mengatasi penyakit liver/hati, pankreas, insomnia, mag, penyakit ginjal, patah tulang dan menghaluskan kulit, serta dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan (immune system)."
Dari Imam Bukhary , meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu dalam pisau pembekaman , meminumkan madu, atau pengobatan dengan besi panas (kayy). Dan aku melarang umatku melakukan pengobatan dengan besi panas (kayy)”.
Salah satu kelebihan madu adalah bisa membantu pembentukan darah . Madu menyediakan banyak energi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah. Bahkan bisa membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi sebagai pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan arteriosklerosis.
Dalam riset jurnal Biosci Biotechnol Biochem. 2004 Jan , dinyatakan bahwa ,
In this study, we have examined the anti-inflammatory actions of royal jelly (RJ) at a cytokine level. When supernatants of RJ suspensions were added to a culture of mouse peritoneal macrophages stimulated with lipopolysaccharide and IFN-gamma, the production of proinflammatory cytokines, such as TNF-alpha, IL-6, and IL-1, was efficiently inhibited in a dose-dependent manner without having cytotoxic effects on macrophages. This suggests that RJ contains factor(s) responsible for the suppression of proinflammatory cytokine secretion. We named the factor for honeybees RJ-derived anti-inflammatory factor (HBRJ-AIF), and further investigated the molecular aspects of it. Size fractionation study showed that HBRJ-AIF is composed of substances of low (<> 30 kDa) molecular weights, with the former being a major component. Chromatographic analysis showed that MRJP3 is one candidate for the HBRJ-AIF with high molecular weights. Thus, our results suggest that RJ has anti-inflammatory actions through inhibiting proinflammatory cytokine production by activated macrophages. J Nutr Sci Vitaminol (Tokyo). 2001 Dec
We investigated the anti-fatigue effect of royal jelly, which had been stored at -20 degrees C from immediately after collection, in male Std ddY mice. The mice were accustomed to swimming in an adjustable-current swimming pool, then subjected to forced swimming five times during 2 wk, and the total swimming period until exhaustion was measured. They were separated into three groups with equal swimming capacity, which were administered royal jelly, royal jelly stored at 40 degrees C for 7 d (40-7d royal jelly), or the control solution including casein, cornstarch, and soybean oil before swimming. All mice were forced to swim for 15 min once; then the maximum swimming time to fatigue was measured after a rest period. The swimming endurance of the royal jelly group significantly increased compared with those of the other groups. The mice in the royal jelly group showed significantly decreased accumulation of serum lactate and serum ammonia and decreased depletion of muscle glycogen after swimming compared with the other groups, whereas there was no significant difference between the 40-7d RJ group and the control group in these parameters after swimming. A quantitative analysis of constituents in royal jelly showed that 5 7-kDa protein, which we previously identified as a possible freshness marker of royal jelly, was specifically degraded in royal jelly stored at 40 degrees C for 7 d, whereas the contents of various vitamins, 10-hydroxy-2-decenoic acid, and other fatty acids in RJ were unchanged. These findings suggest that royal jelly can ameliorate the physical fatigue after exercise, and this anti-fatigue effect of royal jelly in mice seems to be associated with the freshness of RJ, possibly with the content of 5 7-kDa protein.
Bukti-bukti diatas hanyalah setetes bukti dari kebenaran Al-Qur’an , masihkah kita meragukan kebenaran kalam Illahi ini ?
Sumber : http://www.mynutrend.com, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar