*****Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yg sabar.(Qs.Al-Baqarah 2 : 155).*****Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga , padahal (cobaan) belum datang kepadamu seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yg beriman bersamanya , berkata, 'kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah , sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.(Qs.Al-Baqarah 2 : 214). *****Dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan , agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati.(Qs.Al-An'am 6 : 42). *****Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yg baik-baik dan (bencana) yg buruk-buruk, agar mereka kembali (kepda kebenaran). (Qs. Al-A'raf 7 : 168). *****Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yg apabila disebut nama Allah gemetar hatinya , dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yg melaksanakan shalat dan yg menginfakkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yg benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yg mulia. (Qs.An-anfal 8 : 2-4). *****Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yg berjihad diantara kamu dan tidak mengambil teman yg setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yg kamu kerjakan. (Qs. At-Taubah 9 : 16) *****Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yg sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Qs. Al-Anbiya 21 : 35). *****Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh , Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yg dusta. (Qs. Al-'Ankabut 29 : 2-3)

Selasa, 04 Agustus 2009

hanya kepada Allah, kita bergantung

Firman Allah, yang artinya, “ …..dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya “, (Qs. Ali ‘imran : 159).
Firman Allah,yang artinya ,” Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki-Nya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu “, (Qs. Ath-Thalaq : 3)
Tentang hal ini, Ibnu Taimiyah (Majmu’u fatwa Ibn Taymiyah I,131), menyatakan bhw bergantung sepenuhnya pada sarana-sarana yang tersedia merupakan kemusyrikan dalam tauhid. Namun meniadakan sarana-sarana itu merupakan kebodohan akal. Dan berpaling sepenuhnya dari sarana-sarana merupakan aib bagi syariat.

Saudaraku hamba beriman , Allah senatiasa memerintahkan manusia agar menjalani sarana-sarana (alat-alat) yang dibutuhkan seorang hamba dalam usahanya untuk menggapai sesuatu yang diinginkannya. Artinya, tawakal dan memohon bantuan kepada Allah, seharusnyalah dilakukan bersamaan dengan pengerahan segala daya upaya untuk menempuh semua sarana yang dibutuhkan.

Ketika Allah mengatakan kepada Nabi Musa as, sebagaimana dalam firman-Nya, yang artinya ,” Sesunggungnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu “. (Qs. Al- Qashash :20). Maka atas dasar ayat ini Musa as pun pergi meninggalkan negeri itu untuk menghidari pembunuhan atas dirinya saat itu. Jadi ada upaya dari seorang hamba utusan Allah dalam mencapai tujuan yang telah diperintahkan oleh Allah.

Demikian pula telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad saw. Beliau pergi meninggalkan Mekkah untuk menghindari konspirasi kaum kafir Mekkah yang berusaha untuk membunuhnya. Dalam perjalanannya itu, sahabat Abu Bakar ra sempat menjaganya dari penglihatan musuh, yakni dengan menutup rapat-rapat mulut gua tempat persembunyian Rasulullah.
Selanjutnya, ketika keduanya berada didalam gua dan tidak ada upaya lain yang bisa dilakukan , Rasulullah dan sahabat Abu Bakar bertawakal dan menyerahkan semuanya kepada Allah.

Allah juga menganjurkan agar manusia selalu berusaha, berupaya dan mengerahkan upayanya untuk mencapai tujuan, sebagaimana firman Allah, yang artinya , “ … maka bertebaranlah kamu di muka bumi ; dan carilah karunia Allah ,” (Qs. Al-Jumu’ah : 10).

Tawakal adalah memanfaatkan segala daya dan upaya yang bisa kita jalankan , yang selalu kita awali, kita barengi dengan memohon pertolongan kepada Allah agar mengizinkan maksud dan tujuan yang dhendak kita capai.

Dengan menghayati kisah wanita mulia Siti Maryam , kita makin meyakini pentingnya sarana (sebab) yang selalu disertai dengan tetap menyandarkan hasil akhirnya kepada Allah sepenuhnya, bertawakal kepada-Nya dan memohon bantuan-Nya.

Ketika Maryam mengasingkan bayinya (Nabi Isa as) dalam suatu tempat yang hanya diketahui penciptanya, allah memerintahkannya agar mengoyang-goyangkan pangkal sebuah pohon kurma untuk bisa dimakan buahnya.
Allah berfirman ,yang artinya ,” Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu , “ (Qs. Maryam : 25).
Padahal saat itu kondisi MAryam masih dalam keadaan nifas dan masih lemah tenaganya. Maka, ia pun berupaya sekuat tenaga untuk mengoyang-goyang pohon kurma dalam rangka menjalani sarana (sebab) dengan satu keyakinan penuh bahwa dirinya tidak memiliki daya upaya dan kekuatan kecuali dari Allah semata. Inilah, bertawakan dan menyandarkan usahanya kepada-Nya.

Allah menegaskan dalam firman-Nya yang artinya ,” Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki-Nya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu “, (Qs. Ath-Thalaq : 3)

Saudaraku, seringkali kita tidak menempatkan persoalan tawakal sebagai persoalan yang besar dan penting. Sehingga seringkali kita tidak sadar bahwa kita lebih bergantung kepada sarana (dan usaha) yang kita tempuh, dan melupakan kepada Dzat yang membuat sarana tersebut. Ini bisa mnejadi problem akidah yang membahayakan.

Misalnya, Walaupun diawal atau selama kegiatan , kita selalu berdoa untuk memohon pertolongan kepada Allah . Namun secara tidak sadar, Kita melakukan suatu pekerjaan dengan mengandalkan dan menyandarkan hasilnya pada kecakapan, keahlian, kepandaian, atau prestasi yang telah kita capai periode lalu atau pada bantuan orang lain dan sarana lain dalam menuju kesuksesan .

Saudaraku, janganlah kita bersandar atau menggantungkan sepenuhnya cita-cita, tujuan dan harapan , semata-mata pada sarana-sarana tersebut. Namun harus tetap mengedepankan tawakal , bersadar sepenuhnya kepada Allah.

Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa ketika perang Hunain , ketika itu jumlah kekuatan pasukan muslim lebih banyak dari musuh dan persenjataan lebih lengkap. Karena itulah para sahabat yakin akan kekuatan mereka. Bahkan sebagian dari mereka sempat berkata, ‘Kita tak mungkin dikalahkan oleh kekuatan yang lebih kecil dari kita ‘.
Namun , apakah yang didapat dari ucapan ini (yang mengandung kesombongan ini)?

Besarnya jumlah kekuatan dan lengkapnya persenjataan, tidak menolong mereka.

Sebagaimana firman Allah, yang artinya , “ …. dan ingatlah peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai berai “, (Qs. At-Taubah : 25).

Saudaraku, bila Allah tidak memberikan pertolongan-Nya, maka sarana-sarana dan penyebab itu tak bisa memberikan manfaat sedikitpun kepada manusia.

Saudaraku, marilah kita selalu meminta pertolongan Allah dan bertawakal kepada Allah. Kita tetap berusaha dengan menjalani sarana yang diperlukan, nanun tetap disertai dengan menyerahkan sepenuhnya hasil akhirnya dan percaya sepenuhnya kepada Nya .
Yakinlah bahwa tawakal, merupakan salah penyebab terpenting turunnya rizki dan kemudahan , sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Seandainya kalian semua bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, niscaya Dia akan memberikin rizki kepada kalian sebagaimana Dia memberikannya kepada seekor burung ; yaitu pergi di pagi hari dengan perut kosong dan pulang disore hari dengan perut kenyang “, (Hr Tirmidzi,4232).

Para ulama salaf bahkan menyatakan bahwa, ‘ bertawakallah, niscaya berbagai rizki akan melimpah pada kalian tanpa susah payah ‘.

Allahu a’lam

Sumber : Al Husaini, Abdulaziz ibn Abdullah , Li Madza al-Khauf min al Mustaqbal.


Senin, 03 Agustus 2009

Nikmat Allah baru disadari setelah lenyap

Dalam Rabi’ul Abrar (4,325), dikatakan bahwa ,’Nikmat Allah itu tidak disadari, kecuali setelah lenyap’.
Saudaraku, kita manusia hidup dalam nikmat yang sangat besar, baik secara umum maupun khusus, namun kita banyak melalaikannya, tidak menyadarinya. Kita tidak menyadari bahwa kita hidup selalu dalam kenikmatan.
Karena buaian nikmat ini , kita mengira bahwa ini memang sudah seharusnya menjadi hak kita. Selama ini kita tidak mengetahui, tidak menyadari, bahawa semua yang kita alami adalah nikmat, sehingga tidak mengetahui bagaimana cara mensyukurinya.
Padahal rasa syukur itu dibangun dengan mengetahui nikmat dan menghadirkannya, serta menyadari bahwa itu nikmat yang Allah berikan kepada kita. Kita menyangka bahwa orang lain disekitar kita juga mendapatkannya nikmat itu seperti kita

Bukankah kita hidup dalam selubung nikmat yang luar biasa. Nikmat yang datang silih berganti beragam jenisnya telah membuat kita lupa akan nikmat itu sendiri.

Kita menyangkan bahwa orang lain disekitar kita juga mendapatkannya nikmat itu seperti kita. Sehingga pemikiran ini akan angat menghambat keinginan untuk bersyukur kepada Dzat yang telah memberikan nikmat.
Allah mengingatkan kepada kita, melalui firman-Nya , yang aartinya ,” dan ingatlah nikmat Allah kepadamu yaitu Al-Kitab dan al-Hikmah. Allah member pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu “. (Qs. Al-Baqarah : 231).

Kita mengetahui nikmat dan hakikatnya. Namun sulit untuk menyadari bahwa kira sebenarnya selalu dalam buaian nikmat itu. Sungguh celakalah kita, bila menganggap nikmat Allah yang kita nikmati ini hanya sedikit. Karena barang siapa tidak mengetahui nikmat, maka ia tidak akan bisa mensyukurinya.

Kita baru menyadari nikmatnya kesehatan setelah nikmat itu dicabut Allah , baru tersadar saat kita jatuh sakit. Dan apabila kita tidak pernah sakit, maka kita tidak bisa mengetahui bagaimana berharganya nikmat sehat. Itulah kenikmatan (hikmah) sakit, dan kita juga kurang menyadari itu.

Dan salah satu nikmat yang sungguh sangat besar nilainya bagi kita, adalah Allah memberikan kepada kita kemampuan untuk mensyukuri nikmat-Nya. Sungguh mensyukuri nikmat itu sendiri merupakan suatu hal (nikmat) yang wajib untuk disyukuri. Karena seorang hamba tidak mungkin dapat mensyukuri atas nikmat Allah , kecuali dengan nikmat-Nya juga.

Imam Syafi’I dalam kitab al Risalah, menyatakan bahwa Segala puji bagi Allah, dimana kita tidak mungkin dapat mensyukuri nikmat-Nya kecuali dengan nikmat-Nya juga. Suatu keharusan bagi hamba yang mendapatkan nikmat untuk mensyukurinya,’.

Seorang hamba tidak mungkin dapat memuji dan bersyukur kepada Allah, kecuali atas pertolongan dan karunia Allah.

Bahkan dalam Al-Syukr , Ibnu Abi Dunya menyatakan bahwa, ‘ Setiap nikmat mungkin dapat disyukuri , kecuali nikmat Allah. Karena setiap mensyukuri nikmat-Nya merupakan nikmat juga dari-Nya. Maka seorang hamba harus mensyukuri nikmat kedua untuk mensyukuri nikmat pertama. Demikian pula dengan mensyukuri nikmat ketiga, keemapat dan seterusnya ,’.
Allah memerintahkan hamba-Nya untuk mensyukuri nikmat dan kebaikan yang dilimpahkan kepada hamba-Nya itu. Karena manfaat bersyukurr akan kemi kepada hamba dalam agamannya, dunianya dan akhiratnya, bukan kepada Allah. Justru hamba lah yang akan memperoleh manfaat dengan mensyukuri-Nya.

Sebagaimana Firman Allah, yang artinya ,” Barangsiapa yang bersyukur, maka ia bersyukur untuk dirinya sendiri ,” (Qs. Luqman : 12).

Saudaraku, marilah kita berusaha untuk selalu dan selalu bersyukur kepada Allah.

Allahu a’lam
Sumber : Al-Fauzan, Abdullah bin Shalih, Kaifa Nakuuna Minasy Syaakirin.




tips Chating via FB di ponsel

Kawanku, didalam Facebook (FB) ada juga fasilitas chating. Tentu saja partner chating kita ya teman-teman di lingkaran FB kita.
Chating (instant messaging) adalah salah satu hasil tekonologi computer yang memberikan fasilitas bagi para penggunanya untuk mengirimkan pesan singkat secara realtime kepada pengguna lainnya yang saling terhubung dalam suatu jaringan. Bisa jadi jaringan LAN atau internet. Dalam dunia masay kita sudah banyak mengenal fasilitas chating gratisan, seperti ; Yahoo Messenger, Google Talk, ICQ, MSN.
Anda pengguna FB juga bisa menikmati layanan chating. Anda tinggal melihat kolom chat di sebelah kanan bawah. Jika anda menggunakan laptop atau PC, layanan ini sudah otomatis ada.

Untuk anda penggunan ponsel, belum semua fasilitas ini bisa dinikmati. Anda perlu beberapa trik untuk dapat melakukan FB pada ponsel kesayangan anda. Untuk mendapatkan fasilitas chating, anda bisa memanfaatkan layanan yang disediakan vendor pihak ketiga. Anda bisa mengunduhnya melalui halanan mobile web ataupun aplikasi standalone yang secara khusus dibuat untuk keperlua intant messaging.

Anda bisa menggunakan antara lain :
1. Ebuddy
Fasilitas ini paling sering digunakan untuk layanan instant messaging di lingkungan ponsel. eBuddy memiliki dua kelebihan tenrtentu disbanding yang lain. Yaitu lebih kompatibel pada beberapa penyedia layanan instant messaging dan bisa dipakai untuk hamper semua jenis ponsel.
Untuk chat ke FB, eBuddy menawarkan dua jalan utama, yaitu dengan menggunakan browser yang dikenal dengan eBuddy Lite Messenger. Cara pertama ini cukup siple, anda cukup hanya mengarahkan browser di ponsel anda ke http://m.ebuddy,com. Selanjutnya anda pilih menu Facebook. Langkah berikutnya masukkan akun dan katakunci (password) FB anda. Tunggulah beberapa saat hingga muncul daftar kawan-kawan anda yang sedang online.
Cara lainnya, menggunakan aplikasi eBuddy yang berbasiskan Java. Disini anda perlu mengunduh lebih dahulu aplikasi eBuddy di http://get.ebuddy.com. Langkah-langkah anda selanjutnya , hampir sama kok dengan diatas.

2. Palringo
Kalau yang ini gratisan loh kawan. Fasilitas ini juga kompatibel dengan beberapa layanan seperti Yahoo, Gtalk, ICQ, MSN, AQL, Gadu-Gadu, Jabber, iChat, QQ dst. Anda cukup mengunduh Palrinngo di http://palringgo.com atau http://palringgi.mobi (dari ponsel anda).
Adapun beberapa varian system operasi yang sudah konek dengan Palringo adalah Blackberry, Java, Symbian, Android, Windows mobile dan iPhone. Namun untuk dapat memanfaatkan aplilasi ini, sebaiknya anda harus akun Palringo , dengan mendaftar di http://palringo.com/.

3. Yeigo
Keunggulan Yeigo , disamping juga mendukung berbagai fasilitas layanan instant messaging , anda juga mendapat fasilitas panggilan suara melalui jaringan VoIP. Hingga saati ini Yeigo bisa dipakai ponsel anda yang mempunyai system operasi Windows Mobile, Symbian dan Java.
Anda bisa mendapatkan fasilitas Yeigo di http://getyeigo.com (di ponsel anda). Agar bisa memakai yeigo, anda perlu memiliki akun yeigo, gratis loh. Buka aja situsnya http://yaigo.com/

4. Nimbuzz.
Aplikasi ini juga tidak kalah popular loh. Fasilitas layanan ini termasuk lengkap abis. Diluar itu, Nimbuzz juga bisa dipakai untuk blogging konferensi, mengirim foto, melakukan panggilan VoIP, hingga untuk memback up serta untuk synchronize phonebook. Aplikasi ini juga gratis untuk anda. Coba anda unduh di http://nimbuzz.com atau http://get.nimbuzz.com (dari ponsel). Tentu saja untuk menikmati layanan fasilitas ini adan harus memiliki akunt, untuk itu kunjungi situs melalui ponsel adatu PC ke http://nimbuzz.com/.

Selamat mencoba, semoga bermanfaat.


Sumber : tabloid Sinyal 2009.


Minggu, 02 Agustus 2009

Shalat & kesehatan jantung

Allah berfirman, yang artinya ,” Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ,” (Qs Al-Baqarah : 153).

Shalat kita memiliki dampak dan pengaruh yang sangat besar dalam memelihara kesehatan jasmani dan ruhani, menjaga keduanya serta mencegah perkara-perkara yang buruk dari keduanya.Jantung kita, selalu sibuk dan terus menerus memompa darah ke seluruh tubuh. Adapun tugasnya yang paling sulit adalah mengalirkan darah ke kepala dan anggota tubuh diatas bagian dada. Hal ini bisa masuk akal , karena jantung harus memompa darah menuju arah yang berlawanan dengan gaya gravitasi bumi.

Saudaraku, ketika seorang hamba melaksanakan sujud dalam shalatnya, maka kinerja jantung menjadi lebih ringan dalam memompa darah ke otak, mata , hidung, telinga dan bagian tubuh sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh posisi kepala yang lebih rendah daripada jantung kita. Sujud yang panjang akan lebih mempermudah lagi kinerja jantung dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Ketika kita duduk atau tidur terlentang dengan meletakkan kepala kita di bantal, maka kepala tetap berada dalam kondisi yang lebih tinggi dari jantung. Sehingga jantung masih tetap bekerja lebih keras disbanding saat sujud.

Ketika seorang hamba beriman sedang sujud , maka kondisi jantung diibaratkan seperti mobil kita yang sedang melaju di jalan yang menurun. Dalam kondisi ini , darah terpompa dengan lebih mudah dan lebih cepat. Dan akan naik ke urat nadi terpenting yang dinamakan aorta, yaitu urat nadi inti yang keluar dari jantung dan bertanggung jawab terhadap pembagian darah ke seluruh tubuh.

Sedangkan ketika seorang hamba mengangkat kepala dari sujud, darah akan mengalir dari aorta ke seuluh urat nadi yang akan mengalirkan darah ke setiap anggota tubuh. Demikian juga halnya , darah akan mengalir ke paru-paru (bilik kanan) ketika sujud. Darah juga akan mengalir dari paru-paru ke rongga jantung bagian kiri atas (bilik kiri) dengan mengangkat kepala dari sujud.

Saudaraku , ketika anda sedang sujud, maka sujud itu memiliki peran dalam membantu paru-paru membersihkan darah dari karbon dioksida dan mengambil oksigen. Kondisi ini akan memperlancar peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan juga sebaliknya.
Ketika anda sujud. Jantung anda akan merasa lebih tenang karena tugasnya yang senantiasa berkesinambungan telah diringankan. Sehingga pengurangan beban kerja ini, akan mengurangi kemungkinan gangguan jantung.

Dari Abdullah bin Amr, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda, yang artinya , “ apabila seorang hamba berdiri melakukan shalat, dosa-dosanya akan didatangkan lalu (dosa-dosa) itu diletakkan diatas kepala dan kedua pundaknya. Setiap kali ia ruukuk atau sujud, dosa-dosa itu akan berguguran “, (Hr Ibnu Hibban).1.

Saudaraku, seorang hamba yang rajin melaksanakan shalat dengan benar, orang-orang yang sujud dan rukuk di siang maupun malam, maka jantungnya mendapat kesempatan beristirahat yang cukup.

Sebagaimana firman Allah, yang artinya , “ Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu), orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya ,” (Qs. Al-Mu’minun : 1-2)

Shalat merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah . amalan ini adalah penghubung yang berulang kali dan rutin terjadi antara seorang hamba beriman dengan Sang Penciptanya setiap hari. Ibadaah ini membuat seorang hamba merasa sanagt dekat dengan Rabb-nya. Bagaikan dalam dekapan Rabb Yang Mahamulia lagi Maha Penyayang yang mengabukan permmohonan bagi siapa saja yang berdoa kepada-Nya.

Mari kita selalu berdoa, sebagaimana yang telah dajarkan Allah dalam firman-Nya, yang artinya ,” Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Rabb kami, perkenankanlah doaku ,” (Qs. Ibrahim ; 40).

Allahu a’lam


Sumber : Hasan bin Ahmad Hammam, At Tadawi bil istighfar, bis shdaqati, bid du’ai, bil Qur’ani, bis shalati, bis shaumi.



Catatan :
1. Hr Ibnu Habban V/27, 1734. Dishahihkan al Albani didalam silsilah Ash shahihah III/387.