Seseorang ketika hendak
menghadiri shalat jamaah maka akan mendapati halangan rintangan yang
mendorongnya untuk menjauhi shalat jamaah. Sungguh Allah menjadikan kehidupan
sebagai tempat pertarungan antara kebenaran dan kebatilan, petunjuk dan
kesesatan , cahaya dan kegelapan, keimanan dan kekafiran. Allah juga menghias
manusia dengan cinta kepada hawa nafsu, kesenangan dan kecenderungan kepada kemalasan dan
istirahat. Banyak halangan dan rintangan menghadang usaha seseorang yg hendak
menghadiri shalat jamaah antara lain :
upaya setan, kemalasan (kelezatan tidur), cuaca yang panas , begadang ataupun kesibukan kegiatan
(pekerjaan).
a.setan
Setan merupakan merupakan
bahaya besar dalam upaya manusia untuk taat kepada Allah. Sebagaimana Allah
berfirman, yang artinya,” Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka
anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya
seupaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”, (qs. Faathir : 6).
Sebagaimana Allah berfirman,
yang artinya,” Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang
mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh
mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar..... (Qs. An Nur 21).
Didalam
Al-Qur’an dikisahkan bahwa, iblis berkata, “Ya Tuhanku , Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku
akan menjadikan mereka mamandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti akan aku menyesatkan mereka semua,
kecuali hamba-hambaMu yang mukhlashin diantara mereka”. (QS : Al Hijr : 39-40).
Setan mempunyai banyak cara, sarana dan jebajkan untuk
menjerumuskan manusia kedalam kemaksiatan dan dosa. Salah satu upayanya adalah
mengikat tengkuk kepala seseorang dengan tiga ikatan ketika ia tidur , sembari
berkata ,’ malam masih panjang dan tidurlah’.
Inilah salah satu cara untuk memalingkan dan menghalangi
manusia dari mengerjakan shalat malam dan shalat shubuh.
Sebagaimana riwayat Abu Hurairah bahwa
Rasulullah bersabda, yang artinya
"Setan mengikat tengkuk salah seorang di antara kamu pada waktu
tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatan dikatakan, 'Bagimu malam yang panjang,
maka tidurlah.' Apabila ia bangun dan ingat kepada Allah, maka lepaslah satu
ikatan. Jika ia berwudhu, maka terlepaslah satu ikatan (lagi). Dan, jika ia
mengerjakan shalat, maka terlepaslah seluruh ikatannya. Ia memasuki pagi hari
dengan tangkas dan segar jiwanya. Jika tidak, maka ia masuk pagi dengan jiwa
yang buruk dan malas." (Muttafaq ‘alaih, Hr Bukhari dalam Ash-Shahih
,III/30 no.1142, Kitab awal penciptaan iblis dan bala tentaranya, VI/386
no.3269 dan Muslim dalam Ash-Shahih I/538 no.207 dan 776).
Mahir Manshur Abdurraziq dalam Shalat
al-Jama’ah : Adab wa Akham Dar al-Qiblatain Riyadh, menyatakan bahwa diantara
isi kandungan hadits ini adalah :
a.
Kejarusan mewaspadai setan sebagi
musuh nyata bagi manusia
b.
Perintah mengerjakan shalat shubuh da
shalat mallam,
c.
Dzikrullah, wudhu dan shalat sebagai
sarana mengusir setan,
d.
Barang siapa mengerjakan shalat
shubuh dan berhasilmengalahkan syahwat tidurnya maka ia akan menyongsong hari
itu dengan jiwa yang baik dan semangat di hari itu,
e.
Barang siapa tidakmengerjakan shalat
shubuh dengan sengaja maka ia akan menghadapi harinya dengan jiwa busuk dan
kemalasan sepanjang hari.
b. Kemalasan (kelezatan tidur)
Diantara yang menghalangi shalat
jamaah adalah lezatnya tidur atau rasa malas. Sebenarnya tidur itu sendiri
adalah salah satu nikmat Allah ‘Azza wa Jalla kepada hamba-hamba-Nya,dimana
dengan tidur mereka bisa beristirahat dari kepayahan hidup dan keletihan kerja.
Namun adakalanya seseorang
tetapmeneruskan tidurnya dan tenggelam di dalamnya. Bahkan saat ia
mendengarmuadzin mengumandangakan seruan Allah untuk shalat, namun ia sama
sekali tidak mengindahkan. Dengan demikian ,ia lebih mengutamakan kelezatan
temporal atas kelezatan abadi, yakni ketaatab kepada Allah dan ridha-Nya.
c. Begadang
Begadang dapat menjadi penghalang
shalat shubuh. Penghalang bisa saja berupa menikmati sarana-sarana hiburan,
televisi . Banyak tontonan dan hiburan yang menjerumuskan kedalam kemaksiatan
sehingga menghabiskan malamnya
dalamkegiatan-kegiatan yang mendurhakai Allah.
Akibat logis dari begadang macam ini
adalah kemalasan atau lalai ketika
muadzin mengumandangkan panggilan shalat shubuh. Apabila ia mendengarnya maka ia malas bahkan
tidak kuasa berdiri untuk mengerjakan shalat, dan jika bangkit maka ia tidak
memahami bacaan shalat.
Bukankah lebih baik bagi kita untuk
segera berangkat tidur untuk beristirahat dan menghimpun tenaga untuk bangun malam menjelang shubuh dan mengisinya
dengan ibadah malam.
d. Kesibukan-kesibukan
Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan
manusia,menundukkan untuknya semua sarana penghidupan dan menyuruhnya berjalan
di seluruh penjuru bumi dan memakan rizki-Nya. Allah juga menjadikan
hamba-hamba-Nya berbeda-beda dalam rizki.
Firman Allah yang artinya,” Dialah Yang menjadikan bumi itu
mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian
dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Qs. Al Mulk: 15)
Firman
Allah yang artinya,” Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang
Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan
dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang
sedikit).” (Qs. Ar-Ra’d : 26)
Firman
Allah yang artinya,” Dan jikalau Allah melapangkan
rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi,
tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya
Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (Qs.
Asy-Syura : 27).
Sungguh allah menurunkan rizki kepada hamba-hamba-Nya. Dia menurunkan
menurut kadar yang bisa merealisasikan tujuan-Nya pada mereka. Dia
menjadikanyang ini kaya danmenjadikannya yang itu miskin.
Menurut tabiatnya manusia memang mencintai harta dan kekayaan
serta membenci kemiskinan dan kepapaan. Manusia menjadi tamak kepada dunia dan
berupaya keras untukmenumpuk harta. Oleh karena itu , akibat dari kerakusan
terhadap harta , adakalanya ia menyibukkan dalam urusan dunia dan melalaikan
akhirat. Cintanya kepada pekerjaan dan ketamakan pada harta mendorongnya untuk
mengabaikan untuk taat kepada Allah dan
rasul-Nya.
Oleh karena itu , Allah meperingatkan kita untuk mewaspadai
hal ini,jangan sampai kesibukan urusan dunia membuat lalai akan shalat.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya , “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.
Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
(Qs. Al-Munafiqun: 9)
Yang dimaksud mengingat Allah dalam ayat ini adalah, rukun
islam,shalat lima waktu dan membaca Al-Qur’an.
firman-Nya, yang artinya ,
“Bertasbihlah kepada Allah di
rumah-rumah yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di
dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan
oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual-beli dari mengingat Allah,
mendirikan shalat dan membayar zakat. Mereka takut kepada sesuatu hari yang (di
hari itu) hati dan pandangan menjadi guncang”
(Qs. An-Nur : 36 -37).
firman-Nya, yang artinya,” .. Katakanlah, Apa yang di sisi Allah lebih baik dari permainan dan perniagaan. Dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki . “ (Qs.
Al-Jumu’ah : 11).
Yang utama dari orang beriman adalah memalingkan diri dari
kesenangan-kesenangan duniawi yang melenakan dan menjauhi kenikmatan-kenikmatan
yang melalaikan. Dn ia juga harus meyakini bahwa seruan Allah lebih besardan
lebih berharga dari semua itu. Segala sesuatu yang ada di sisi Allah jauh lebih
besar dan lebih baik daripada sendau gurau dan perdagangan yang melenakan.
Allah juga mensifati orang-orangyangbertasbih di waktu pagi
dan petang sebagai orang-orang yang tidak menjadi lalai oleh kesibukan
perdagangan dan jual beli denri mengingat-Nya. Ya Allah janganlah Engkau
jadikan dunia sebagai cita-cita terbesarkami dan pengetahuan kami yang paling
tinggi, dan jadikanlah ridha-Mu sebagai cita-cita tertinggi kami.
Allahu a’lam
Sumber : Mahir Manshur Abdurraziq,
Shalat al-Jama’ah : Adab wa Akham Dar al-Qiblatain Riyadh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar