Saudaraku, terbayangkah di angan kita, ada hamba yg berjalan diiringi (disambut) oleh tujuh puluh ribu personil pasukan
malaikat yg dipilih langsung Allah al-Wahid al-Ma’bud. Sebuah hadits dikutip dari Kayfa
Yuhibbukallah Dar Al-Iman Wa Al-Hayah , bhw Rasulullah bersabda, yg artinya ,”Berkunjunglah
karena Allah , karena barang siapa yg mengunjungi saudaranya karena Allah maka
tujuh puluh ribu malaikat akan menyambutnya seraya mendoakannya,” Semoga dirimu
dalam kebaikan, semoga baik pula jalanmu, dan semoga surga menyambutmu dgn
baik”.
Sungguh Allah
mengawal orang yg bepergian untuk mengunjungi saudaranya karena Allah mengirim
para malaikat yg mengiringi perjalanannya.
Persaudaraan adl karunia Allah, yg tidak bisa
dibeli dgn apapun. Allah berfirman: “…Walaupun kamu membelanjakan semua
(kakayaan) yg ada di bumi, niscaya kamu tidak dpt mempersatukan hati mereka,
akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka… (QS.
Al-Anfal: 63) ”
Para malaikatpun memberikan kabar
gembira bahwa Allah mencintainya karena ia mengerjakan
amalan yg dicintai Allah, sekaligus melaksanakan perintah-Nya
, sebagaimana firman-Nya ;
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“
Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara” (Qs. Al-Hujarat : 10).
Saling
mengunjungi dalam kebaikan , maka kita
akan berada di bawah naungan cinta Allah dan dilindungi dibawah Arsy-Nya. Di
akhirat Allah berfirman: “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku,
maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan
kecuali naunganku.” (HR. Imam Muslim).
Inilah
hakikat persaudaraan yang dicintai dan ditekankan Adalam kitab-kitab Allah.
Adapun pahal yang didapatkan dari persaudaraan dalam kebaikan ini tidak akan mampu
diterangkan oleh para cerdik pandai manapun. Karena persaudaraan ini dilakukan
karena Allah dan Allah sendiri yang memperhitungkan pahalanya.
Sebagaimana
Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya ada seseorang yang berkunjung
ke rumah saudaranya di kota lainnya. Lantas Allah memerintahkan malaikat untuk
berjaga di jalan yang akan dilaluinya. Ketika orang tsb melintasi tempat itu,
maka malaikat bertanya,” hendak kemaanakah kamu”.
Orang
itu menjawab,” saya ingin berkunjung kerumah saudaraku yg tinggal di kota ini”.
Malaikat
bertanya,” Apakah kamu mempunyai harta yg kau investasikan kepadanya?”
Orang
itu menjawab,” tidak, tetapi aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla”.
Malaikat
berkata,” Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang diutus untuk menemuimu
utnuk memberitahukan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai
saudaramu itu karena Allah”. (HR. Imam
Muslim).
Rasa
persaudaraan dalam kebaikan memiliki banyak sekali keutamaan. Dengan ukhuwah
kita bisa merasakan manisnya iman.
Sebagaaimana
Rasulullah Saw. bersabda: “Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya
iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya
sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran
sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Imam
Bukhari).
Dengan
saling mengunjungi dalam kebaikan maka akan timbul perasaan salamatush shadr, yaitu akan membersihkan
hati kita dari perasaan iri, dengki, benci, dan sifat-sifat negatif lainnya
terhadap saudara kita. Jika kita tidak bisa memberikan suatu kebaikan kepada
saudara kita, paling tidak kita tidak memiliki perasaan yang negatif kepadanya.
Termasuk juga dalam tingkatan ini adalah selamatnya saudara kita dari kejahatan
lisan dan tangan kita..
Dalam
saling mengunjungi akan timbul tafahum, yaitu saling memahami. Akan timbul
perhatian lebih bahkan saling menolong dalam kebaikan , karena pertolongan merupakan salah satu hak
saudaranya yg harus ditunaikan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ
عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً
مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ
عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ
فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ
فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ
اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ
مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ
إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ
وَحَفَّتْهُمْ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ
بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ - رواه مسلم
Dari Abu Hurairah ra
berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya “Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang
mu'min di dunia, maka Allah akan melepaskan keslutannya pada hari kiamat.
Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan
memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim,
maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong
hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. Dan barang siapa yang menempuh
suatu jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, membaca
kitab Allah dan mempelajarinya bersama-sama, kecuali ketentraman akan turun
kepada mereka, rahmat akan memenuhi mereka, malaikat menaungi mereka, dan Allah
memuji mereka di hadapan makhkluk yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang
terlambat amalnya, maka nasabnya tidak akan mempercepat (nasibnya)” (HR. Muslim)
Dari
Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi Muhammad
saw, beliau bersabda, yang artiny “Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang
muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat.
Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba
selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim).
Dalam
saling mengunjungi , minimal kita dapat berjabat tangan bila berjumpa . “Tidak
ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya
diampuni dosanya sebelum berpisah.” (H.R Abu Daud dari Barra’)
Sungguh
, sangat indah arti persaudaraan dalam kebaikan. Persaudaraan dalam kebaikan adalah salah satu karunia, cahaya, dan
nikmat Ilahiyah yang tiada ternilai.
Allahu a’lam
Sumber : Kayfa
Yuhibbukallah Dar Al-Iman Wa Al-Hayah , Rikza
Maulan Lc., M.Ag , dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar