Seringkali kita mendengar orang
mengatakan dengan rasa penyesalan, “ Saya tidak dapat mengendalikan diri saya
“, atau “Saya seharusnya mengatakan sesuatu, tetapi saya takut”. Dan banyak
contoh yang lain. Sudah barang tentu, kawanku, terdapat juga banyak emosi
positif seperti kasih-sayang, cinta, empati. Tetapi juga tidak kurang banyaknya
perasaan negatif , seperti: marah, takut, benci , iri, cemburu, tidak sabar,
dan sebagainya. Saudaraku, selayaknya kita menyadari kekuatan emosi
ini, baik yang positif maupun yang negatif.
• Emosi positif, bisa meningkatkan pikiran, memperkaya diri anda, membantu anda tumbuh, membantu anda menjadi bahagia. Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan tanpa ragu bahwa emosi positif mempunyai efek langsung terhadap sistem endokrin tubuh. Sistem ini mempunyai peranan penting dalam mengatur metabolisme fungsi tubuh.
• Emosi negatif, terutama jika kuat, dapat mengganggu pola fungsi kelenjar dan hormonal.Tidak jarang siklus datang bulan pada kaum wanita terganggu oleh berbagai emosi, seperti takut hamil maslah dalam hubungan dst.
Emosi negatif juga memiliki efek terhadap pikiran, diman dapat menghancurkan kebahagiaan tanpa kita menyadarinya.
Misalnya apabila kita punya perasaan kebencian kepada seseorang, sesungguhnya yang terjadi adalah kita sendiri yang merasakan penderitaan.
Secara etimologis, kata 'emosi' adalah
terjemahan dari bahasa Arab, al-ghadlab. Dalam Alquran, kata al-ghadlab, dengan
perubahan bentuk kata, jumlahnya tak kurang dari 24 kali. Dari sekian banyak
ayat tersebut, kata al-ghadlab lebih banyak dikaitkan kepada Allah sebagai Sang
Khalik. Hanya sedikit ayat yang mengaitkan al-ghadlab dengan manusia. Itu pun
bukan terhadap manusia biasa, tetapi terhadap Nabi Musa AS. "Dan, tatkala
Musa telah kembali kepada kaumnya, dengan marah dan sedih hati, ia pun berkata,
'Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku.'" (QS
al-A'raf [7]: 150).
Dalam ayat itu, disebutkan pula bahwa Nabi Musa sempat menarik rambut saudaranya sendiri, Nabi Harun, karena tersulut emosinya. Tentang sikap marahnya Nabi Musa, juga dibadikan dalam surah Taha [20]: 86 dan tentang redanya emosi tersebut juga diabadikan dalam surah al-A'raf [7]: 154.
Diceritakan dalam sebuah hadis bahwa seorang sahabat datang tergopoh-gopoh menghadap Nabi SAW untuk meminta nasihat. Nabi menjawab, "La taghdlab", hindari sikap marah (emosi). Nabi SAW mengulangi nasihatnya sebanyak tiga kali.
Hadis ini cukup menjadi bukti bahwa manusia sering kali terjebak dalam keadaan emosi atau marah yang berkepanjangan hingga tidak ada peluang bagi orang lain untuk meminta maaf. Karena itu, wajar bila Nabi SAW mengulangi nasihatnya sebanyak tiga kali.
Dalam ayat itu, disebutkan pula bahwa Nabi Musa sempat menarik rambut saudaranya sendiri, Nabi Harun, karena tersulut emosinya. Tentang sikap marahnya Nabi Musa, juga dibadikan dalam surah Taha [20]: 86 dan tentang redanya emosi tersebut juga diabadikan dalam surah al-A'raf [7]: 154.
Diceritakan dalam sebuah hadis bahwa seorang sahabat datang tergopoh-gopoh menghadap Nabi SAW untuk meminta nasihat. Nabi menjawab, "La taghdlab", hindari sikap marah (emosi). Nabi SAW mengulangi nasihatnya sebanyak tiga kali.
Hadis ini cukup menjadi bukti bahwa manusia sering kali terjebak dalam keadaan emosi atau marah yang berkepanjangan hingga tidak ada peluang bagi orang lain untuk meminta maaf. Karena itu, wajar bila Nabi SAW mengulangi nasihatnya sebanyak tiga kali.
Dalam hukum aksi-reaksi (Law of
Attraction), semua pikiran adalah unsur aksi (sebab), dimana semua aksi akan
menimbulkan atau menghasilkan reaksi. Satu hal yang pasti, kita tidak akan bisa
memperbaiki hubungan dengan orang lain, atau bisa menyelesaikan adanya
perbedaaan, dengan masih memiliki pikiran negatif.
Bagaimana menguasai marah , Rasulullah SAW memberikan
petunjuk. "Jika kamu marah dalam keadaan berdiri, duduklah. Jika kamu
masih marah, padahal sudah dalam keadaan duduk, berbaringlah. Jika kamu masih
marah, padahal sudah dalam keadaan berbaring, segera bangkit dan ambil air wudhu
untuk bersuci dan lakukan shalat sunah dua rakaat."
Hal ideal yang harus dipikirkan adalah mempunyai pikiran positif. Jangan biarkan diri anda menerima belenggu emosi negatif. Hal ini dapat anda lakukan dengan berlatih. Anda bisa menggunakan hukum substitusi untuk proses ini. Dimana setiap pikiran negatif yang masuk ke pikiran anda, maka sesegera mungkin mengganti emosi (pikiran) negatif ini dengan lawannya yang positif.
Hal ideal yang harus dipikirkan adalah mempunyai pikiran positif. Jangan biarkan diri anda menerima belenggu emosi negatif. Hal ini dapat anda lakukan dengan berlatih. Anda bisa menggunakan hukum substitusi untuk proses ini. Dimana setiap pikiran negatif yang masuk ke pikiran anda, maka sesegera mungkin mengganti emosi (pikiran) negatif ini dengan lawannya yang positif.
Petuinjuk Nabi SAW tentang perubahan
gerakan fisik dari berdiri kepada duduk dan dari duduk kepada berbaring
bertujuan untuk melenturkan dan meredakan (relaksasi) ketegangan syaraf otak
dan syaraf-syaraf lainnya, sehingga akan menjadikan sumber kekuatan tumbuhnya energi positif . Jika gerakan
fisik juga belum meredakan emosi, Nabi SAW berpesan agar
segera berwudu dan mendirikan shalat dua rakaat. Tujuannya, segera berlindung
kepada kekuatan Allah untuk mengusir kekuatan setan yang merupakan perwujudan energy
negative dalam bentuk sikap marah dan
emosi..
Sebagai contoh anda dapat mengulangi kata-kata sbb :
“ Saya mampu mengendalikan emosi saya dengan sempurna. Saya menguasai reaksi saya sepenuhnya. Saya menjadi semakin positif dan puas, bahagia , dalam semua situasi “.
Bisa juga dengan Variasi Visual.
Bayangkan diri anda berada dalam situasi dimana anda dapat mengendalikan emosi anda dengan mudah. Visualisasikan dalam kondisi yang ideal menurut anda.
- Jika anda tipe pemalu untuk berhadapan dengan orang lain. Bisa dimisalkan ; bayangkan anda sendiri dapat bergaul dengan mudah dan penuh percaya diri.
- Jika anda cenderung lebih mudah marah., visualisasikan situasi dimana anda berada ditengah-tengah sekelompok orang. Tidak ada satupun dari tindakan atau kata-kata merekayang bisa memancing anda kehilangan kendali. Bahkan masalah yang tidak terduga tidak menimbulkan emosi negatif dalam diri anda. Bahkan orang-orang tersebut menghargai kehadiran anda, karena anda selalu bias mengendalikan emosi negatif anda.
Emosi negatif dapat menghancurkan kehidupan seseorang. Emosi dapat mengubah hidup anda. Marilah kita belajar menetralkan emosi yang negatif, dan segera menggantikan dengan emosi yang lebih positif.
Wa Allahu A'lam
Sumber : Republika
, Kekuatan Pikiran
(terj. Mind Power) Christian HG , DR Steevens
Tidak ada komentar:
Posting Komentar