Orang-orang yang tidak punya kegiatan dalam hidupnya berpotensi sekali untuk melakukan pergunjingan dan gosip, karena pemikiran mereka bercabang. “ Mereka merasa senang tinggal bersama orang-orang yang tidak diwajibkan ikut berperang.” (Qs.9 :87)
Kondisi yang paling kritis bagi pemikiran seseorang ialah manakala yang bersangkutan kosong dari kegiatan yang menyibukkannya, sehingga keadaannya seperti mobil yang digelandang menuju jalan menururn tanpa pengemudi.
Saudaraku, bila saat ini,hari ini,anda sedang mengalami kekosongan dalam hidup anda, maka bersiap-siaplah untuk menyambut datangnya kesedihan, kesusahan dan ketakutan. Sesungguhnya kekosongan anda ini akan menarik semua arsip masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang anda dari panggung kehidupan, sehingga menjadikan anda dalam posisi yang lebih rumit
Hendaklah anda isi kekosongan yang mematikan ini dengan kegiatan yang memberi hasil dan bermanfaat, karena kekosongan akan menggilas kreatifitas anda. Kita harus belajar mengisi setiap yang kosong dalam hidup ini, mengisi jiwa yang negative menjadi jiwa yang positif.
Kekosongan itu mirip dengan siksaan perlahan-lahan sebagaimana dipraktekkan di banyak penjara di negeri komunis dulu. Seorang narapidana disekap dalam tahanan sempit dibawah pipa yang meneteskan air setiap detiknya setiap menitnya. Lambat laun , si narapidana akan masuk dalam irama suara tetesan air.. terus menerus. Seakan dia dipaksa untuk mennatikan maut yang setiap saat menyergapnya.
Dalam penantiannya seraya mendengar suara tetesan itu, narapidana tersebut lama-kelamaan akan terserang penyakit gila.
Kesenjangan yang berkepanjangan mewariskan kelalaian dan kekosongan tak ubahnya seperti copet ulung, sedang mencari mangsa untuk menghancurkan pikiran anda dengan gempuran ilusinya.
Saudaraku ,bangkitlah mulai sekarang juga untuk memperbanyak berbagai kegiatan , seperti shalat sunnah, membaca (Qur’an), menelaah, menulis, ikuti kegiatan-kegiatan keagamaan (bermanfaat), memperbaiki rumah atau kegiatan lainnya yang bermanfaat , hingga kekosongan anda terisi.
Mari kita perhatikan para kuli bangunan, pedagang pasar, mereka mendendangkan nyanyian pengobar semangat bagaikan burung-burung pipit yang berkicau dengan hati riang gembira. Sedangkan kita yang berada di peraduan, menyeka air mata dan dirundung rasa gelisah. Itulah sengatan racun kekosongan.
Sumber : jangan bersedih, Terj. (Laa Tahzan) Bahrun Abubakar IZ,Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar