Jika suatu penyakit, musibah disebabkan oleh suatu sebab, maka janganlah kita membuka pintu setan untuk masuk ke dalam diri. Seandainya dulu aku melakukan seperti ini, pasti akan jadi begitu, seandainya aku tidak melakukan itu , tentu jadinya akan begini. Begitulan kata-kata yang sering terlontar, atau kata-kata lain yang mengandung penolakan terhadap takdir.
Saudaraku , semua yang terjadi , semua yang menimpa kta, harus kita serahkan dengan penuh keyakinan bahwa semua yang menimpa pasti terjadi. Semua ini adalah kehendak-Nya. Sebagaimana disabdakan Rasulullah diatas.
Dalam Bajat Qulub al-Abrar , As-Sa’di berkata, bahwa,’ Jika seorang hamba ditimpa sesuatu yang tidak ia sukai, maka janganlah ia mengatakan bahwa hal itu disebabkan karena ia tidak melakukan beberapa sebab yang menurut prasangkanya bila hal itu ia lakukan, maka akan memberikan manfaat buat dirinya. Akan tetapi kita serahkan kepada ketentuan Allah, agar iman kita bertambah kuat, hati menjadi tenang dan jiwa tidak bergoncang. Karena dalam kondisi seperti ini kata-kata ‘Seandainya ‘ hanya akan membuka perbuatan setan yang akan mengurangi keimanan terhadap takdir, bahkan menolak takdir dan membuka pintu kebimbangan, rasa sedih dan kelemahan hati ,’
Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat iman sampai ia mengetahui bahwa segala musibah yang menimpanya dan nikmat yang ia terima merupakan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw, yang artinya , “ Segala sesuatu memiliki hakikat, seorang hamba tidak akan mencapai hakikat iman hingga ia mengetahui bahwa segala sesuatu yang menimpanya bukan untuk menyalahkan dirinya dan kesalahan yang diperbuatnya tidak mendatangkan musibah baginya ,” (Hr Ahmad). 1.
Saudaraku in semua adalah ujian dari-Nya. Rasulullah saw mengajarkan bahwa amal shaleh diterima dengan syarat iman kepada qadha dan qadar, bahwa semua cobaan yang menimpa dan nikmat yang diterima merupakan takdir Allah.
Dari riwayat Zaid bin Tsabit ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Seandainya Allah Subhanahu wa ta’ala menyiksa semua penduduk langit dan bumi, maka Dia tidaklah berbuat zhalim terhadap mereka dan andaipun Dia memberikan rahmat-Nya kepada mereka, maka rahmat-Nya itu lebih baik dari perbuatan mereka. Andai engkau infaqkan emas sebesar bukit Uhud di jalan Allah ,maka sesungguhnya Allah tidak akan menerimanya hingga engkau beriman dengan takdir dan engkau mengetahui segala sesuatu yang menimpamu dan nikmat yang engkau terima merupakan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala, anda engkau mati dalam keyakinan selain ini , maka engkau pasti masuk neraka “. (Qs. Abu Dawud, Ibn Majah dan Ahmad). 2.
Wallahu a’lam bish shawab.
Sumber : Abdullah bin Al-Juaitsin
Catatan :
- Diriwayatkan imam Ahmad 6/411, dari hadits Abu Darda, Al Haitsami berkata dalam Al Mujamma’ 7/197 : Semua perawinya terpercaya. Dishahihkan al Albani dalam kitab Shahih Al Jami’ 2150, diriwayatkan Al Bazzar dalam Kasyful Asrar 33, tanpa perkataan ‘segala sesuatu memiliki hakikat’, Al Bazzar berkata ‘ sanandnya hasan’.
- Riwayat Abu Dawud 5/75 hadits no. 4699, Ibn Majah 1/29 hadits no.77 , Ahmad 5/185 dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al Jami’ hadits no.5244.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar