Seringkali kita tidak sabar menghadapi cobaan hidup, merasa cemas, takut , marah dst. Dengan perjalanan waktu , seorang hamba baru tersadar bahwa cobaan itu adalah anugerah terindah dari Allah. Allah menutup satu pintu untuk kebaikan hamba-Nya. Sebagai gantinya, Dia membukakan pintu-pintu lain yang lebih baik.
Kini jelaslah bahwa bala/musibah adalah nikmat dan anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan perlu anda ketahui bahwa orang yang paling berhak memperoleh nikmat dan anugerah dari berbagai ujian-cobaan-musibah adalah hamba-hamba-Nya yang paling beriman dan beramal shalih.
Siapa mereka ? Yaitu para Rasul (Nabi) dan orang-orang setelah mereka sesuai dengan tingkatan keimanan masing-masing.
Saudaraku, cobaan-derita senantiasa mengiringi para Nabi dan para wali Allah, sebab inilah bentuk penghormatan dan kebaikan dari Allah kepada mereka. Sehingga setiap kali keimanan seorang hamba bertambah, maka bertambah pula cobaan yang dialaminya.
Saudaraku, tentang hal ini, Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam memberikan kiasan bahwa seorang hamba beriman ibarat setangkai dahan lemah, yang selalu terombang-ambing kesana kemari taktala angin menerpanya. Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Perumpamaan seorang mukmin tak ubahnya seperti tanaman, angin selalu menghembusnya, ia akan selalu mendapat cobaan. Sedangkan perumpamaan seorang munafiq adalah seperti pohon Urza yang tidak bergoyang dengan hembusan angin, hatta tastahsidh (hingga ia terputus) “, (Hr Muslim) .1.
Saudaraku, sudah diketahui jika para Rasul (Nabi) dan orang-orang shalih adalah makhluk yang paling dicintai Allah, maka cobaan bagi merekapun melebihi cobaan yang ditimpakan bagi orang-orang selain mereka.
Dari riwayat Sa’id bin Abi Waqqash, bahwa dia berkata, ‘Aku bertanya ,’ Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling berat cobaanya ?
Rasulullah menjawab ,” Para Nabi, kemudian orang-orang terbaik setelah mereka dan orang-orang terbaik setelah mereka. Seseorang itu diberi cobaan sesuai dengan agamanya. Jika agamanya kuat maka cobaanya pun berat, namun jika agamanya lemah maka ia akan diberi cobaan sesuai dengan agamanya. Seorang hamba tidak akan lepas dari cobaan hingga cobaan itu menghapuskanseluruh dosa-dosanya dan dia dapat berjalan dimuka bumi ini tanpa ada dosa sedikitpun ,” (Hr Turmudzi dan Ibn Majah). 2.
Lalu siapakah orang yang paling berat cobaanya?
Ya , tentu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah orang yang paling berat cobaanya. Sehingga Aisyiah ra menyatakan, “ Aku tidak pernah melihat orang yang menderita karena sakit melebihi derita yang dialami Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,” (Hr Bukhari Muslim).
Demikianlah, kita memahami bahwa Rasulullah mengalami penderitaanyang terus menerus silih berganti, disamping sakit juga penderitaan demi penderitaan ketika menyampaikan risalah Allah. Penyakit yang dideritanyapun lebih berat dari penyakit yang menimpa manusia lain.
Seandainya itu semua bukanlah kebaikan dan nikmat, niscaya Rasulullah tidak akan mengalaminya melebihi manusia pada umumnya, karena beliau adalah kekasih Allah dan penutup para Nabi.
Demikian pula dengan keadaan para Nabi lainnya. Cobaan yang dialami mereka sangat banyak. Allah menguji mereka dengan berbagai macam musibah dan melimpahkan kepada mereka nikmat cobaan yang sangat banyak. Nabi Ayyub harus menjalani masa sakit selama 18 tahun.
Saking lamanya beliau Nabi Ayyub menderita sakit, sehingga manusia sampai bosan menjenguknya karena lamanya dia terbaring sakit. Hingga ketika Allah menghendaki kesembuhan baginya dan masa sakit yang dideritanyapun usai. Hanya dari Allah-lah kesembuhan dan dari-Nya pula datang manfaat dan dampak dari setiap penyakit.
Saudaraku kini jelaslah bahwa Allah menjadikan segala penyakit, kegundahan , kesedihan didunia adalah sebagai pelebur kesalahan-kesalahan hamba beriman. Sehingga Rasulullah pun memberitahukan kepada umatnya bahwa seseorang didalam kehidupannya, hampir tidak dapat dipisahkan dari perbuatan dosa yang dilakukan baik siang dan malam sepanjang hidupnya. Dan tentu hal ini akan menjerumuskannya kedalam neraka, andaikata ia tidak mendapatkan ampunan Allah. Jadi setiap manusia akan mendapatkan balasan sesuai dengan perbuatannya, dan penyakit (musibah) yang dideritanya untuk menghapuskan sebagian dosa-dosa yang dilakukannya di dunia.
Saudaraku,mari kita bertawakal kepada Allah. Jangan patah semangat untuk mewujudkan impian ada. Kendati semua pintu dihadapan anda seakan ditutup, jangan putus asa. Terus berusaha dan bersabar. Yakinlah Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Dia tidak menyia-nyiakan pahala bagi hamba-hamba –Nya yang bersabda. Yakinlah allah akan membukakan pintu yang lebih baik bagi anda daripada yang anda bayangkan. Dialah Allah Yang Mahapengasih dan Mahamulia.
Allahu a’lam
Sumber : Abdullah bin ali al-Ju’aitsin, hikmah bagi orang sakit, Dr Ibrahim elfiky , Quwwat al Tafkir.
Catatan :
1. Urza adalah nama pohon Urzun, yaitu pohon yang kayunya sangat dikenal, menyerupai pohon sonubari. Ada yang mengatakan ia pohon yang sangat kerasa , tidak bergoyang dengan hembusan angin. Ada yang mengatakan ,’ia adalah pohon sonubari’. An-Nihayah (1/38) shahih Muslim dengan syarah Nawawi (17/157), al Fath (10/107).
Sedangkan Tastahsidh artinya tidak dapat bergoyang, hingga terputus dengan sekali hempasan. Seperti dahan atau pohon yang sudah kering (syarah shahih Muslim 17/157).
2. Dikeluarkan oleh At-Turmudzi (4/520 no.2398), Ibn Majah (2/1334 no. 4023). Imam At-Turmudzi berkata ,’hadits ini hasan dan shahih’. Demikian pula yang dikatakan oleh Imam al Albaani dalam kitab shahih sunan At Turmudzi (2/286). Hadits ini juga dinyatakan shahih oleh Ibn Hayyan dalam kitab al-Ihsaan (7/161 no.2901).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar