Allah berfirman, yang artinya ,” Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang beriman, “ hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan “, (Qs. Ibrahim : 31)
Dari Al-Aswad bin Yazid meriwayatkan dari Abdullah, bahwa Rasulullah pernah bersabda, “ Obatilah orang-orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah, bentengilah harta kalian dengan zakat, dan siapkanlah doa untuk menghadapi musibah ,”.1.
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya, “ Bersihkanlah harta kalian dengan membayar zakat, dan sembuhkanlah penyakit-penyakit kalian dengan bersedekah, dan sambutlah gelombang-gelombang musibah dengan doa “, (At Targhib).
Diantara sifat-sifat orang beriman adalah bersegera menjalankan perintah Allah. Sementara bersedekah termasuk hal yang diperintahkan Allah.
Saudaraku, hadits ini menyebutkan bahwa sedekah merupakan salah satu media pengobatan dan penyembuhan atas izin Allah. Sedekah bisa menghilangkan penyakit setelah terjangkit dan akan mencegahnya sebelum terjangkit.
Benarlah apa yang disabdakan Rasulullah, yang artinya ,”Obatilah orang-orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah “,
Ibnu Al-Qayyim, dalam Zad Al-Ma’ad , menyatakan bahwa setiap dokter yang tidak mengobati pasiennya dengan memeriksa hati, kebaikan, kekuatan ruhani dan tidak menguatkan itu semua dengan sedekah, berbuat kebaikan dan kebajikan serta kembali kepada Allah dan hari akhir, berarti ia bukan dokter sejati.
Bahkan dalam kitab Kanzul- ‘Ummal , menyebutkan bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya,” Obatilah orang-orang sakit diantara kalian dengan bersedekah, karena sedekah dapat menghilangkan kehinaan dan obat segala penyakit, juga dapat melipat-gandakan kebaikan, serta menambah umur ,”.
Saudaraku, masihkah kita ragu akan kebenaran sabda Rasulullah ?
Namun disamping itu seorang hamba haruslah membangun keyakinan diri yang kuat , kepercayaan dan tawakal yang benar serta berupaya selalu berbaik sangka kepada Allah. Sebagaimana firman Allah dalam suatu hadits qudsi, yang artinya ,” aku berada pada sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku”..
Saudaraku, secara etimologi, sedekah adalah kata benda yang dipakai untuk suatu hal yang disedekahkan. KAta tersebut berasal dari unsure-unsur huruf seperti Shad, Dal, dan Qaf serta unsure kata ash-shidq (benar, jujur). Sedekah juga merupakan sarana untuk menunjukkan ciri penghambaan seorang hamba beriman. Dan tentu saja harta yang kita sedekahkan haruslah bersumber dari harta (penghasilan) yang halal dan baik
Al Jurjani dalam At Ta’rifat , menyatakan bahwa sedekah adalah sebuah pemberian yang diberikan karena hanya mengharap pahala (ridha) dari Allah. Sementara Ar-Raghib dalam Al-Mufradat , menyatakan bahwa sedekah ialah harta yang dikeluarkan seorang hamba dengan maksud ibadah (seperti zakat). Hanya saja sedekah disyariatkan untuk suatu hal yang disunahkan, sedangkan zakat untuk hal yang diwajibakan.
Saudaraku , mari kita berupaya untuk memperbanyak sedekah dan jangan terlalu dihitung. Yakinlah Allah akan menyimpannya untuk kita. Sebagaimana disabdakan Rasulullah, yang artinya ,” Perbanyaklah membelanjakan harta dan jangan dihitung-hitung (sedkit) dan jangan disimpan, nanti Allah SWT akan menyimpannya darimu (tidak memberimu). Belanjakanlah semampumu “. (Misykat).
Yakinkan diri bahwa bersedekah berarti memberika pinjaman kepada Allah. Dan ini adalah investasi yang tiada mengenal rugi. Sebagaimana janji Allah dalam firman-Nya , yang artinya ,” Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan ,” (Qs. Al-Baqarah : 125).
Saudaraku, bukankan kesembuhan dan kesehatan adalah salah satu rizki yang baik buat kita. Kembalian dari Allah bisa berupa ampunan, hidayah, kesehatan, kesembuhan, pahala , atau bahkan diberikan meudahan jalan ketika mengalami kesulitan. Apapun namanya memberikan pinjaman yang baik kepada Allah merupakan investasi yang besar nilainya.
An-Nawawi dalam Syarah Muslim , menyatakan bahwa dinamakan sedekah karena ia membuktikan kejujuran pelakunya dan kebenaran imannya secara lahir batin. Dengan demikian, sedekah itu merupakan kejujuran dan kebenaran iman orang yang bersangkutan.
Bukankah itu berarti, biaya yang kita keluarkan untuk sedekah, masih sangat jauh lebih murah daripada hasil yang kita terima dari Allah. Subhanallah.
Allahu a’lam
Sumber : Hasan bin Ahmad Hammam, At Tadawi bil istighfar, bis shdaqati, bid du’ai, bil Qur’ani, bis shalati, bis shaumi.
Catatan
1. Hr Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra III/382, ia berkata , “Abu Abdullah mengatakan bahwa Nusa bin Umair sendiri yang meriwayatkannya,”. Asy-Syaikh berkata,”Matan riwayat ini diketahui oleh Al-Hassan al Bashri dari Nabi secara mursal dan Al-albani menilainya sebagai hadits hasan dalam al-Jami’ Ash-shagir “, Lihat Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdhad XIII/20 dan Ismail bin Muhammad Al-Ajluni, Kasyf al-Khafa I/144.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar