*****Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yg sabar.(Qs.Al-Baqarah 2 : 155).*****Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga , padahal (cobaan) belum datang kepadamu seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yg beriman bersamanya , berkata, 'kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah , sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.(Qs.Al-Baqarah 2 : 214). *****Dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan , agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati.(Qs.Al-An'am 6 : 42). *****Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yg baik-baik dan (bencana) yg buruk-buruk, agar mereka kembali (kepda kebenaran). (Qs. Al-A'raf 7 : 168). *****Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yg apabila disebut nama Allah gemetar hatinya , dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yg melaksanakan shalat dan yg menginfakkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yg benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yg mulia. (Qs.An-anfal 8 : 2-4). *****Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yg berjihad diantara kamu dan tidak mengambil teman yg setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yg kamu kerjakan. (Qs. At-Taubah 9 : 16) *****Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yg sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Qs. Al-Anbiya 21 : 35). *****Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh , Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yg dusta. (Qs. Al-'Ankabut 29 : 2-3)

Jumat, 20 Mei 2011

hamba yang bersyukur

Firman Allah SWT , yang artinya “Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu-bapakku dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai , dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih, (Qs An-Naml : 19).
Bersyukur memang mensyaratkan sebuah kesadaran tentang betapa luas rahmat Allah SWT. Kita harus berusaha membiasakan diri untuk memiliki kesadaran tersebut, untuk menhindari dari kekeliruan atau kekurang tepatan penerapan kalimat sykur.
Kita sudah dan sering mengucapkan alhamdulillah , namun kadang perbuatan kita masih diliputi dengan ketamakan, egoisme, menganiaya orang lain, atau bisa juga perbuatan kita sudah mendekati baik, namun masih saja berkeluh kesah, marah atau sebagainya. Kita harus selalu berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berdoa meminta bimbingan –Nya agar menjadi hamba-hamba yang pandai bersyukur. Kita pupuk terus rasa syukur kita dalam jiwa. Hal ini dikatakan sebagai jalan terbaik untuk menghindarakn diri dari kejahatan diri.
Pesan Allah dalam firman-Nya, yang artinya ,” ..... Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mesyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu-bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai ; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak-cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri “, (Qs. Al-Ahqaaf : 15).

Dengan berdoa syukur diatas , bersyukur , sebenarnya kita sedang meng-internaslisasi-kan rasa syukur kita kebawah sadar.
Inilah yang dikatakan sebagai afrimasi sebagaimana dikembangkan dalam pelatihan-pelatihan motivasi , pengembangan diri kemudian menyuntikkan ungkapan-ungkapan positif ke dalam diri.

Doa adalah salah satu bentuk afirmasi yang terbaik. Rasulullah selalu menganjurkan untuk mengulang-ulang doa maupun tilawah Al-Qur’an. Didalam doa kita didalam shalat kita . Dengan doa dan bacaan Al-Qur’an sebagaimana yang diajarkan Rasulullah , anda akan membuktikan kekuatannya pada diri anda.

Dari riwayat hadits Bukhari, Rasulullah bersabda, yang artinya, “Lihatlah orang yang dibawah kalian dan janganlah kalian melihat orang yang diatas kalian. Karena sesungguhnya itu lebih pantas, agar kalian tidak memandang rendah atas nikmat Allah yang diberikan kepada kalian”.

Dengan semakin sering kita mengulang doa syukur, maka makin kuatlah tertanam di alam bawah sadar kita. Syukur akan senantiasa berpijar menerangi kalbu dan tindakan kita. Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang pandai dan selalu bersyukur atas nikmat-Nya.

Allahu a'lam

Sumber : Rusdin SR, Ummu alifm , Inilah Rahasia Bersukur.

Sabarlah, karena ujian akan terus ada

Saudaraku, perhatikanlah sekitar kita , tidakkah Anda menyaksikan betapa banyaknya orang yang sedang mendapat cobaan, dan betapa banyaknya orang yang sedang tertimpa bencana? Telusurilah, di setiap rumah pasti ada yang merintih, dan setiap pipi pasti pernah basah oleh air mata. Sesungguhnya deraan ujian adalah sesuatu yang mesti dihadapi oleh semua insan yang beriman. Karena dengan ujian itulah akan menjadi jelas; siapa yang jujur dan siapa yang dusta. Dengan ujian tersebut akan terlihat kualitas keimanan seorang hamba.
Sungguh, betapa banyaknya penderitaan yang terjadi, dan betapa banyak pula orang-orang yang sabar menghadapinya. Maka Anda bukan hanya satu-satunya orang yang mendapat cobaan. Bahkan, mungkin saja penderitaan atau cobaan kita tidak seberapa bila dibandingkan dengan cobaan orang lain. Berapa banyak di dunia ini orang yang terbaring sakit di atas ranjang selama bertahun-tahun dan hanya mampu membolak-balikkan badannya, lalu merintih kesakitan dan menjerit menahan nyeri.
Saudaraku, hidup adalah ujian. Kita harus menyadari bahwa kehidupanini adalah sekumpulan masalah.

Siapapun orangnya , setinggi apapun jabatannya, sekaya apapun hartany, dimana pun dan kapanpun akan menemui masalah. Ada karakter yang khas dari masalah yaitu semakin tinggi kedudukan semakin tinggi pula masalah yang akan dihadapi. Seperti halny asuatu sekolah makin tinggi tingkatannya maka makin sulit ujiannya. Janganlah membenci masalah karana masalaha akan selalu menghadang. Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit. Setiap orang pasti akan merasakan susah. Muslim atau bukan. Jadi janganlah berkhayal bahwa kita akan bisa terbebas dari kesusahan dan cobaan. Memang cobaan bertentangan dengan angan-angan dan kesenangan.

Kini, sudah tiba waktu Anda untuk memandang diri Anda mulia bersama mereka yang terkena musibah dan mendapat cobaan. Sudah tiba pula waktu Anda untuk menyadari bahwasanya kehidupan di dunia ini merupakan penjara bagi orang-orang mukmin dan tempat kesusahan dan cobaan.

Ujian justru akan mengangkat derajad orang-orang shalih . Said bin Abi Waqqash berkata ," aku pernah bertanya ," Wahai Rasulullah , siapakah orang yang paling berat cobaannya?". Rasulullah menjawab , yang artinya ," Para Nabi , kemudian orang-orang shalih, kemudian yang sedudah mereka secara berturut turut menurut tingkat keshalihannya. Seseorang akan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat , akan ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya , akan diringankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikitpun," (Hr Bukhari)

Saudaraku, sebaiknya Anda mempersiapkan diri sebagaimana kesiapan seekor unta berpengalaman yang akan mengiringi Anda menyeberangi padang sahara. Bandingkan penderitaan Anda dengan penderitaan orang-orang di sekitar Anda dan orang-orang sebelum Anda, niscaya Anda akan sadar bahwa Anda sebenarnya lebih beruntung dibanding mereka. Bahkan, Anda akan merasakan bahwa penderitaan Anda itu hanyalah duri-duri kecil yang tak ada artinya.

Maka, panjatkan segala pujian kepada Allah atas semua kebaikan-Nya itu, bersyukurlah kepada-Nya atas semua yang diberikan kepada Anda, bersabarlah atas semua yang diambil-Nya, dan yakinilah kemuliaan Anda bersama orang-orang menderita di sekitar Anda.

Banyak suri tauladan Rasulullah s.a.w. yang perlu Anda contob. Syahdan, beliau pernah dilempar kotoran unta oleh orang-orang kafir Makkah, kedua kakinya dicederai dan wajahnya mereka lukai. Dikepung dalam suatu kaum beberapa lama hingga beliau hanya dapat makan dedaunan apa adanya saja, diusir dari Makkah, dipukul gerahamnya hingga retak, dicemarkan kehormatan isterinya, tujuh puluh sahabatnya terbunuh, dan seorang putera serta sebagian besar puterinya meninggal dunia pada saat beliau sedang senang-senangnya membelai mereka. Bahkan, karena berlalu laparnya, beliau pernah mengikatkan batu di perutnya untuk menahan lapar.

Beliau pernah dituduh sebagai seorang penyair (bukan penyampai wahyu Allah), dukun, orang gila dan pembohong. Namun, Allah melindunginya dari semua itu. Dan semua hal tadi merupakan cobaan yang harus beliau hadapi dan penyucian jiwa yang tiada tara dan tandingannya. Sebelum itu, Nabi Zakariya dibunuh kaumnya, Nabi Yahya digergaji kepalanyal, Nabi Musa diusir dan dikejar-kejar, dan Ibrahim dibakar. Cobaan-cobaan itu juga menimpa para khalifah dan pemimpin kita; Umar r.a. dilumuri dengan darahnya sendiri, Utsman dibunuh diam-diam, dan Ali ditikam dari belakang. Dan masih banyak lagi para pemimpin kita yang juga harus menerima punggungnya penuh bekas cambukan, dijebloskan ke dalam penjara, dan juga dibuang ke negari lain.

Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ," Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang'orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)." (QS. Al-Baqarah: 214)

Seringkali ujian juga datang dari lingkungan sekitar kita. Kita tidak kuasa untuk memilih lingkungan yang selalu beriringan dengan keinginan kita. Bahkan lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada keteguhan seseorang dalam menjalankan ajaran agamanya. Seorang yang tinggal di lingkungan yang baik biasanya lebih mudah untuk beramal Shalih dibanding orang yang tinggal di lingkungan yang rusak.

Namun, bagi anda yang terpaksa harus tinggal pada lingkungan yang buruk, selagi anda masih bisa beramal shalih, apalagi menjadi pintu kebaikan bagi orang lain, maka tetap bersabar dan terus berda’wah adalah yang jalan yang terbaik bagi anda. Karena sesungguhnya seorang mukmin yang berbaur dengan masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka lebih baik daripada seorang mu’min yang tidak berbaur dengan masya-rakat dan tidak sabar terhadap gangguan mereka .

Bila memang demikian keadaannya, maka sering-seringlah engkau hadirkan dalam hatimu bahwa pahala yang besar disisi Allah subhanahu wata’ala telah menanti. Sesungguhnya besarnya pahala yang akan diperoleh sesuai dengan jerih-payah yang didapatkan dalam mengamalkan kebaikan!
Abu Umayyah asy Sya’baaniy bercerita: “Aku pernah bertanya kepada Abu Tsa’labah al Khusyaniy. Aku berkata: “Wahai Abu Tsa’labah, bagaimana pendapatmu mengenai ayat ini:

عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ

“…jagalah dirimu…”

Abu Tsa’labah ra menjawab: “Ketahuilah sesungguhnya aku telah bertanya mengenai ayat ini kepada seorang yang benar-benar memahaminya; aku telah bertanya kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam,
lantas beliau bersabda, yang artinya , “Justru sebaliknya! Hendaklah kalian saling meme-rintahkan kepada kebaikan dan saling melarang dari kemungkaran! Sampai bilamana kalian telah melihat sifat kikir yang diikuti, nafsu durjana yang diperturutkan, gelamor dunia yang diutamakan serta masing-masing orang merasa bangga dengan pendapatnya, maka jagalah dirimu sendiri dan tinggalkanlah mayoritas orang yang ada, karena sesungguhnya dibelakang kalian nanti akan datang hari-hari kesabaran; pada saat itu (orang yang komitmen diatas Sunnah) bagaikan (orang yang) menggenggam bara api. Orang yang mengamalkan (kebaikan) pada mereka (akan diberi ganjaran pahala) sebagaimana ganjaran pahala lima puluh orang yang mengamalkan (kebaikan) seperti amalannya”.

Dalam riwayat yang lain terdapat tambahan:
“Seorang sahabat bertanya: “Ya Rasulullah! pahala lima puluh orang dari mereka?”.
Rasulullah SAW menjawab: “Sebasar pahala lima puluh orang dari kalian”.
Saudaraku teruslah maju, sabarlah dang bersyukurlah . Yakinlah Allah tidak akan memberikan masalah yang tidak sanggup dipikul oleh hambanya. Besarnya masalah yang menimpa seorang hamba setara dengan kemampuannya.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya " Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala yang diusahakannya dan mendapat siksa yang dikerjakannya," (Qs. Al-Baqarah : 286).

Allahu a'lam
Sumber : La Tahzan. .

Rabu, 18 Mei 2011

What you want ,isn't always what you need

Allah Yang Mahakuasa, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang, telah berfirman dalam al-Qur'an bahwa Dia dekat dengan manusia dan akan mengabulkan permohonan orang¬orang yang berdoa kepada-Nya.
Adapun salah satu ayat yang membicarakan masalah ter¬sebut adalah sebagai berikut, yang artinya , "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi-Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q.s. al-Baqarah: 186).
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, Allah itu dekat kepada setiap orang. Dia Maha Mengetahui keinginan, perasaan, pikiran, kata-kata yang diucapkan, bisikan, bahkan apa saja yang tersembunyi dalam hati setiap orang. Dengan demikian, Allah Mendengar dan Mengetahui setiap orang yang berpaling kepada-Nya dan berdoa kepadaNya. Inilah karunia Allah kepada manusia dan sebagai wujud dari kasih-sayang-Nya, rahmat-Nya, dan kekuasaan-Nya yang tiada batas.


Allah memiliki kekuasaan dan pengeta¬huan yang tiada batas. Dialah Pemilik segala sesuatu di seluruh alam semesta. Setiap makh¬luk, setiap benda, dan segala sesuatu mulai dari yang terbesar hingga paling kecilyangberada diseluruh bumi dan di langit. Semuanya milik Allah dan semuanya berada dalam kehendak-Nya dan pegaturan-Nya yang mutlak.

Seseorang hamba beriman terhadap kebenaran ini dapat berdoa kepada Allah mengenai apa saja dan dapat berharap bahwa Allah akan mengabulkan doa-doanya.
Misalnya, seseorang yang mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan tentu saja akan berusaha untuk melakukan berbagai macam pengobatan. Namun ketika mengetahui bahwa hanya Allah yang dapat memberikan kesehatan, lalu ia pun berdoa kepada-Nya memohon kesembuhan.
Demikian pula, orang yang mengalami ketakutan atau kecemasan dapat berdoa kepada Allah agar terbebas dari ketakutan dan kecemasan. Seseorang yang meng¬hadapi kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan dapat berpaling kepada Allah untuk menghilangkan kesulitannya. Seseorang dapat berdoa kepada Allah untuk memohon berbagai hal yang tidak terhitung banyaknya seperti untuk memohon bimbingan kepada jalan yang benar, untuk dimasukkan ke dalam surga bersama-sama orang-orang beriman lainnya, agar lebih meyakini surga, neraka, Kekuasaan Allah, untuk kesehatan, dan seba¬gainya.

Inilah yang telah ditekankan Rasulullah saw. dalam sabdanya, yang artinya "Maukah aku beritahukan kepadamu suatu senjata yang dapat melindungimu dari kejahatan musuh dan agar rezekimu bertambah?" Mereka berkata, "Tentu saja wahai Rasulullah." Beliau bersabda, yang artinya " Serulah Tuhanmu siang dan malam, karena 'doa' itu merupakan senjata bagi orang yang beriman." (Buyuk Hadis Kulliyati, kumpulan Hadis Besar, Gem¬ul-fevaid min Gami'il-usul dan Mecma'iz-zevaid, Imam Muhammad bin Muhammad bin Sulayman er-Rudani).

Namun demikian, terdapat rahasia lain di balik apa yang diungkapkan dalam Al-Qur'an yang perlu kita bicarakan dalam masalah ini.

Sebagaimana Allah telah menyatakan dalam ayat , yang artinya , " Dan manusia (seringkali) berdoa untuk kejahatan sebagaimana (biasanya) dia berdoa untuk kebaikan. Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa." (Q.s. al-Isra':11).

Tidak setiap doa yang dipanjatkan oleh manusia itu bermanfaat. What you want... is not always what you need !
Misalnya seseorang memohon kepada Allah agar diberi harta dan kekayaan yang banyak untuk anak-anaknya kelak. Akan tetapi Allah tidak melihat kebaikan di dalam doanya itu. Yakni, kekaya¬an yang banyak itu justru akan memalingkan anak-anak tersebut dari Allah. Dalam hal ini, Allah mendengar doa orang tersebut, meneri¬manya sebagai amal ibadah, dan mengabul¬kannya dengan cara yang sebaik-baiknya.
Contoh lainnya, seseorang berdoa agar tidak terlambat dalam memenuhi perjanjian. Namun tampaknya lebih baik baginya jika ia sampai di tujuan setelah waktu yang ditentukan, karena ia dapat bertemu dengan sese¬orang yang memberikan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk kehidupan yang abadi.

Allah mengetahui masalah ini, dan Dia mengabulkan doa bukan berdasarkan apa yang dipikirkan orang itu, tetapi dengan cara yang terbaik. Yakni, Allah mendengar doa orang itu, tetapi jika Dia melihat tidak ada kebaikan dalam doanya itu, Dia memberikan apa yang terbaik bagi orang itu. Tentu saja hal ini merupakan rahasia yang sangat penting. Allah never fails to grant our petitions, so keep on going for Him without doubting or murmuring.

ALLAH GIVES THE VERY BEST TO THOSE WHO LEAVE THE CHOICES UP TO HIM
Ketika doa tidak dikabulkan, orang-orang tidak menyadari tentang rahasia ini, mereka mengira bahwa Allah tidak mendengar doa mereka. Sesungguhnya hal ini merupakan keyakinan orang-orang yang sesat, karena Allah itu lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya " Dan sungguh , Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepdanya daripada urat lehernya," (Qs. Qaf: 16).

Dia Maha Mengetahui perkataan apa saja yang diucapkan, apa saja yang dipikirkan, dan peristiwa apa saja yang dialami seseorang. Bahkan ketika seseorang tertidur, Allah mengetahui apa yang ia alami dalam mimpi¬nya. Allah adalah Yang menciptakan segala sesuatu. Oleh karena itu, kapan saja seseorang berdoa kepada Allah, ia harus menyadari bahwa Allah akan menerima doanya pada saat yang paling tepat dan akan memberikan apa yang terbaik baginya.

Doa, di samping sebagai bentuk amal ibadah, juga merupakan karunia Allah yang sangat berharga bagi manusia, karena melalui doa, Allah akan memberikan kepada manusia sesuatu yang Dia pandang baik dan berman¬faat bagi dirinya.

Allah menyatakan pentingnya doa dalam sebuah ayat, yang artinya ,"Katakanlah (Muhammad) : 'Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, andaikan tidak karena doamu (ibadahmu). Tetapi kamu sungguh telah mendustakanNya, karena itu kelak azab pasti akan menimpamu." (Q.s. al-Furqan: 77)

Allah Mengabulkan Doa Orang-orang yang Menderita dan Berada dalam Kesulitan
Doa adalah saat-saat ketika kedekatan seseorang dengan Allah dapat dirasakan. Sebagai hamba Allah, seseorang sangat memerlukan Dia. Hal ini karena ketika seseorang berdoa, ia akan menyadari betapa lemahnya dan betapa hinanya dirinya di hadapan Allah, dan ia menyadari bahwa tak seorang pun yang dapat menolongnya kecuali Allah.

Keikhlasan dan kesungguhan seseorang dalam berdoa tergantung pada sejauh mana ia merasa memerlukan.

Misalnya, setiap orang berdoa kepada Allah untuk memohon keselamatan di dunia. Namun, orang yang merasa putus asa di tengah-tengah medan perang akan berdoa lebih sungguh-sungguh dan dengan berendah diri di hadapan Allah. Demikian pula, ketika terjadi badai yang menerpa sebuah kapal atau pesawat terbang sehingga terancam bahaya, orang-orang akan memo¬hon kepada Allah dengan berendah diri. Mereka akan ikhlas dan berserah diri dalam berdoa.

Allah menceritakan keadaan ini dalam sebuah ayat, yang artinya, "Katakanlah: Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan berendah diri dengan suara yang lem¬but ?" : (Dengan mengatakan) ' Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dani (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bensyukur." (Qs. al An'am: 63).

Di dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan manusia agar berdoa dengan merendahkan diri: 'Bendoalah kepada Tuhanmu dengan benendah dini dan suana yang lembut. Sesung¬guhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (Qs. al-A'raf: 55).
Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa Dia mengabulkan doa orang-orang yang teraniaya dan orang-orang yang berada dalam kesusahan: 'Atau siapakah yang mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi? Apakah ada tuhan lain selain Allah? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat" (Q.s. an-Naml: 62).

Tentu saja orang tidak harus berada dalam keadaan bahaya ketika berdoa kepada Allah.
Contoh-contoh ini diberikan agar orang¬-orang dapat memahami maknanya sehingga mereka berdoa dengan ikhlas dan merenung¬kan saat kematian, ketika seseorang tidak lagi merasa lalai sehingga mereka berpaling kepada Allah dengan keikhlasan yang dalam.

Dalam pada itu, orang-orang yang beriman, yang dengan sepenuh hati berbakti kepada Allah, selalu menyadari kelemahan mereka dan kekurangan mereka, mereka selalu ber¬paling kepada Allah dengan ikhlas, sekalipun mereka tidak berada dalam keadaan bahaya. mni merupakan ciri penting yang membeda-kan mereka dengan orang-orang kafir dan orang-orang yang imannya lemah.

Tidak Ada batasan Apa pun dalam Berdoa
Seseorang dapat memohon apa saja kepada Allah asalkan halal. Hal ini karena sebagai¬mana telah disebutkan terdahulu, Allah adalah satu-satunya penguasa dan pemilik seluruh alam semesta; dan jika Dia menghen¬daki, Dia dapat memberikan kepada manusia apa saja yang Dia inginkan. Setiap orang yang berpaling kepada Allah dan berdoa kepada-¬Nya, haruslah meyakini bahwa Allah berku¬asa melakukan apa saja dan bersungguh¬sungguhlah dalam berdoa sebagaimana disabda¬kan oleh Nabi saw.(Bukharj, Jilid 8, Buku 75, Nomor 351.a.s.) .

Ia perlu mengetahui bahwa mudah saja bagi-Nya untuk memenuhi keinginan apa saja, dan Dia akan memberikan apa yang diminta oleh seseorang jika di dalam¬nya terdapat kebaikan bagi orang itu dalam doa tersebut. Doa-doa para nabi dan orang¬orang beriman yang disebutkan dalam al-Qur'an merupakan contoh bagi orang-orang beriman tentang hal-hal yang dapat mereka mohon kepada Allah.

Misalnya,
Nabi Zakaria berdoa kepada Allah agar diberi keturunan yang diridhai, dan Allah pun mengabulkan doanya, meskipun istrinya mandul: "Yaitu ketika ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada¬-Mu,ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra. Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah dia , ya Tuhanku, Seorang yang diridhai'. " (Qs. Maryam: 3-6).

Maka Allah mengabulkan doa Nabi Zaka¬ria dan memberikan kepadanya berita gem¬bira tentang Nabi Yahya a.s. Setelah meneri¬ma berita gembira tentang seorang anak laki¬-laki, Nabi Zakaria merasa heran karena istri¬nya mandul.

Jawaban Allah kepada Nabi Zakaria menjelaskan tentang sebuah rahasia yang hendaknya selalu dicamkan dalam hati orang-orang yang beriman: "Zakaria berkata, 'Ya Tuhanku, bagai¬mana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku sesung¬guhnya sudah sangat tua. ' Tuhan berfirman, 'Demikianlah.' Tuhan berfirman, 'Hal itu mudah bagi-Ku, dan Sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebe¬lum itu, padahal kamu belum ada sama sekali'." (Qs. Maryam: 8-9)

Ada beberapa Nabi lainnya yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang doa-doa mereka dikabulkan. Misalnya, Nabi Nuh a.s. memohon kepada Allah untuk menimpakan azab kepada kaumnya yang tersesat meskipun ia telah berusaha sekuat tenaga untuk membimbing mereka kepada jalan yang lurus. Sebagai jawaban dari doanya, Allah menimpakan azab besar kepada mereka yang tercatat dalam sejarah.

Nabi Ayub a.s. menyeru Tuhannya ketika ia sakit, ia berkata, ".. Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (Qs. al-Anbiya': 83).
Sebagai jawaban ter¬hadap doa Nabi Ayub, Allah berfirman sebagai berikut: "Maka Kami pun mengabulkan doanya itu, lalu Kami hilangkan penyakit yang menimpanya dan Kami kembalikan keluar¬ganya kepadanya, dan Kami lipat- gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadiperingatan bagi semua yang menyembah Allah. (Q.s. al¬Anbiya': 84).

Allah mengabulkan Nabi Sulaiman as yang berdoa, "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerah kanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi." (Q.s. Shad: 35).

Maka Allah mengaruniakan kekuasaan yang besar dan kekayaan yang banyak kepada¬nya. Oleh karena itu, orang-orang yang berdoa hendaknya mencamkan dalam hati ayat ini, "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, 'Jadilah.' Maka terjadilah ia. (Qs. Yasin: 82).
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, segala sesuatu itu mudah bagi Allah dan Dia Mendengar dan Mengetahui setiap doa.

Allah Memberi Karunia di Dunia ini bagi Orang-orang yang Menginginkannya, Tetapi di Akhirat Mereka akan Menderita Kerugian
Orang-orang yang tidak memiliki ketakwaan kepada Allah dalam hatinya, dan imannya lemah terhadap kehidupan akhirat, hanyalah menginginkan keduniaan. Mereka meminta kekayaan, harta benda, dan kedudukan hanyalah untuk kehidupan di dunia ini. Allah memberi tahu kita bahwa orang-orang yang hanya menginginkan keduniaan tidak akan memperoleh pahala di akhirat. Tetapi bagi orang-orang yang beriman, mereka berdoa memohon dunia dan akhirat karena mereka yakin bahwa kehidupan di akhirat sama pastinya dan sama dekatnya dengan kehidupan dunia ini.

Tentang masalah ini, Allah menyatakan sebagai berikut: "Di antara manusia ada orang yang berdoa, 'Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia, 'dan tidak ada baginya bagian di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, 'Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.' Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepatperhitungan-Nya. (Qs. Al-Baqarah: 200).

Orang-orang yang beriman juga berdoa memohon kesehatan, kekayaan, ilmu, dan kebahagiaan. Akan tetapi, semua doa mereka adalah untuk mencari keridhaan Allah dan untuk memperoleh kebaikan bagi agamanya. Mereka memohon kekayaan misalnya, adalah untuk digunakan di jalan Allah. Berkenaan dengan masalah ini, Allah memberikan contoh tentang Nabi Sulaiman di dalam al-Qur'an. Jauh dari keinginan untuk memperoleh dunia, doa Nabi Sulaiman untuk memin¬ta kekayaan adalah demi tujuan mulia untuk digunakan di jalan Allah, untuk menyeru manusia kepada agama Allah, dan agar diri¬nya sibuk berdzikir kepada Allah.

Kata-kata Nabi Sulaiman sebagaimana yang diceritakan dalam al-Qur'an menunjukkan niatnya yang ikhlas: "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik karena ingat kepada Tuhanku." (Q.s. Shad: 32).
Maka Allah mengabulkan doa Nabi Sulai¬man a.s. tersebut dengan mengaruniakan kepadanya kekayaan yang sangat banyak di dunia dan ia akan memperoleh pahala di akhirat.

Dalam pada itu, Allah juga mengabulkan keinginan orang-orang yang hanya menghendaki kehidupan dunia, namun azab yang pedih menunggu mereka di akhirat.
Keuntungan yang telah mereka peroleh di dunia ini tidak akan mereka peroleh lagi di akhirat kelak.

Kenyataan yang sangat penting ini di¬ceritakan dalam al-Qur'an sebagai berikut:
"Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia, Kami memberikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, tetapi dia tidak akan mendapat bagiannya sedikit pun di akhirat. (Qs. Asy-Syura: 20).

Sungguh benar firman-Nya, yang artinya," Siapa yang menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) maka Kami segerakan baginya di (dunia ini) apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka jahanam ; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha kearah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik. Kapada masing-masing (golongan) , baik (golongan ) ini (yang menginginkan dunia) maupun (golongan) itu (yang menginginkan akhirat), Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu . Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. (Q.s. al-Isra': 18-20 )

Allahu a'lam
Sumber : Some Secrets of the Qur'an , harun yahya

Rahasia Al-Qur'an

Banyak orang mengaku sebagai orang yang beriman., namun sejujurnya tidak beriman kepada Al-Qur'an. Mereka menghabiskan hidup mereka dengan berpegang pada khayalan, dan kehidupan yang menyalahi al-Qur'an, bahkan menolak Al-Qur'an sebagai pembimbing mereka. Padahal, hanya Al-Qur'an yang memberikan pengetahuan yang benar dalam masa kehidupan ini kepada setiap orang, dan Al-Qur'an menjelaskan rahasia-rahasia penciptaan Allah dengan penjelasan paling benar dan paling murni. Informasi apa pun yang tidak berdasarkan pada Al-Qur'an adalah informasi yang tidak benar, dengan demikian informasi tersebut merupa¬kan tipuan dan khayalan. Dengan demikian, orang-orang yang tidak berpegang pada Al-Qur'an hidupnya dalam keadaan mengkhayal.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ," Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu ? Tetapi mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari tagut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya " (Qs. An-Nisa : 60).

Dalam al-Qur'an, juga dalam shalat, perintah, larangan, dan akhlak yang baik, Allah menjelaskan berbagai rahasia kepada umat manusia. Sesungguhnya semuanya ini merupakan rahasia penting, dan mata yang mau memperhatikan dapat menyaksikan rahasia-rahasia ini di dalam hidupnya. Tidak ada sumber lain selain al-Qur'an yang dapat menjelaskan rahasia-rahasia ini.

Al-Qur'an adalah sumber istimewa bagi rahasia-rahasia ini, sehingga siapa pun orangnya, betapapun ia orang yang cerdas dan melek huruftidak akan pernah menemukan rahasia-rahasia ini di tempat lain. Jika sebagian orang tidak dapat memahami pesan-pesan yang tersembunyi dalam Al-Qur'an, sedangkan orang lain dapat memahaminya, ini merupakan rahasia lain yang dicip¬takan oleh Allah. Orang-orang yang tidak mengkaji rahasia-rahasia yang diwahyukan dalam al-Qur'an hidup dalam keadaan menderita dan berada dalam kesulitan.

Ironisnya, mereka tidak pernah mengetahui penyebab penderitaan mereka bahkan tidak menyadari penderitaan yang dirasakan. Dalam pada itu, orang¬orang yang mempelajari rahasia-rahasia dalam Al-Qur'an menjalani kehidupannya dengan mudah dan gembira. Sebabnya adalah karena Al-Qur'an itu jelas, mudah, dan cukup sederhana untuk dipahami oleh setiap orang.

Firman Allah, yang artinya ," Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur'an ketika (Al-Qur'an) itu disampaikan kepada mereka (mereka itu pasti celaka) , dan sesungguhnya (Al-Qur'an) itu adalah kitab yang mulia, (yang) tidak akan didatangi oleh kebatilan baik dari depan maupun dari belakang (dari masa lalu dan yang akan datang), yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana, Maha Terpuji." (Qs. Fussilat : 41-42).

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman , yang artinya ," Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenanan dani Tuhanmu. Kami telah menununkan kepada¬mu cahaya yang tenang bendenang. Adapun onang-onang yang beniman kepada Allah dan benpegang teguh kepada-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya dan limpahan karunia-¬Nya, dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus." (Q.s. an-Nisa': 174-75).

Namun demikian, kebanyakan manusia, meskipun mereka sanggup memecahkan masalah yang sangat sulit, memiliki pemahaman dan mampu mempraktikkan filsafat yang sangat membingungkan , ternyata tidak mampu memahami hal-hal yang jelas dan sederhana yang terdapat dalam Al-Qur'an.

Rahasia - rahasia dalam Al-Qur'an merupakan rahmat bagi orang beriman, dan di sisi lain, Al-Qur'an memberikan ancaman bagi orang-orang yang tidak beriman, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Allah menjelaskan kenyataan ini dalam sebu¬ah ayat sebagai berikut, yang artinya ," Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qun'an itu hanyalah menambah kerugian bagi orang-¬orang yang zalim." (Q.s. Al-Isra': 82).

Ketika seseorang membaca ayat-ayat ini, dan perhatiannya tertuju kepada rahasia-rahasia yang terkandung dalam ayat ini, maka yang harus ia lakukan adalah berusaha mengetahui maksud Allah di balik berbagai peristiwa, lalu memikirkan segala sesuatunya berdasarkan Al-Qur'an. Maka, orang-orang pun akan menyadari dengan kesadaran yang mendalam tentang rahasia-rahasia tersebut, sehingga Al-Qur'an akan mengendalikan kehidupan mereka dan kehidupan orang lain.

Semenjak orang bangun pada pagi hari, wujud dari rahasia-rahasia yang diciptakan Allah ini dapat dilihat. Untuk memahami rahasia-rahasia ini, yang ia perlukan hanyalah selalu memperhatikannya , berpaling kepada Allah, dan bertafakur. Maka, ia akan menya¬dari bahwa hidupnya sama sekali tidak tergan¬tung pada hukum—hukum yang merugikan sebagaimana yang dipakai banyak orang, dan ia akan menyadari bahwa satu-satunya kekuasaan dan hukum yang dapat dipercaya ha¬nyalah hukum Allah. Ini merupakan rahasia yang sangat penting.

Tidak ada kebaikan di dalam aturan-aturan dan praktik-praktik yang digunakan kebanyakan orang selama berabad¬-abad yang dianggap sebagai kebenaran yang pasti. Sesungguhnya, orang-orang ini telah tertipu. Kebenaran adalah apa yang dinyata¬kan dalam Al-Qur'an.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ," Dan (Al-Qur'an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Mahaesa, dan agar orang-orang berakal mengambil pelajaran." (Qs. Ibrahim : 52).

Siapa pun yang membaca Al-Qur'an dengan ikhlas, lalu memikir¬kan berbagai peristiwa berdasarkanAal-Qur'an dan iman, dan mendekatkan diri kepada Allah, ia akan melihat dengan jelas rahasia-rahasia ini. Perbuatan inilah yang akan memberikan pemamahan yang lebih baik bahwa

Allah adalah Yang Maha Esa Yang mengendalikan setiap makhluk, hati, dan pikiran, sebagaimana pernyataan Allah dalam sebuah ayat, yang artinya ," Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur'an itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?" (Q.s. Fushshilat: 53).

Sungguh, beruntung hamba-hamba-Nya yang mempelajari dan mengamalkan apa yang tertulis dalam Al-Qur'an.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ," Wahai manusia ! Sungguh, pelajaran (Al-Qur'an) telah datang kepadamu dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman." (Qs. Yunus : 57).

Allahu a'lam
Sumber : SOME SECRETS OF THE QUR'AN , Yahya, Harun