Hasad (dengki) adalah penyakit hari yang membahayakan diri sendiri., karena dia menyerang hati dan meracuninya.
Saudaraku, kita hendaknya mewaspadainya, karena ini sering dijumpai diatara sesama saudara, sesama teman sejabatan, seprofesi , seperjuangan dst. Penyakit ini pertama kali menyerang iblis , dimana sikap hasad dan takaburnya kepada Adam yang sama-sama makhluk Allah , sehingga ia dilaknat Allah.
Sumber hasad adalah cinta dunia, baik cinta harta, kedudukan, jabatan maupun pujian manusia. Dunia teras makin sempit , dan juga menyempitkan bagi hamba-hamba yang memburu dan terlalu mencintai dunia, sehingga sering terpeleset jatuh kejurang hasad.
Karena hasad adalah penyakit , maka tentu ada obatnya , al
- Ilmu. Ilmu yang bermanfaat untuk mengobati penyakit hasad adalah pengetahuan tentang hakikat hasad itu sendiri. Diantaranya adalah menyadari bahwa hasad berbahaya bagi si penderita, baik bagi agamanya maupun dunianya.
Didunia, hatinya selalu menderita, dimana ia membenci orang lain yang menurutnya mendapat kenikmatan lebih dan mengharap kenikmatan itu musnah darinya. Padahal semua adalah kehendak Allah. - Pemahaman bahwa hasad tidak merugikan dan tidak berbahaya sediktipun terhadap orang yang dihasad, baik bagi agamanya maupun dunianya. Bahkan orang lain itu mendapat keuntungan (pahala) jika hasad yang ditujukan kepadanya berupa perkataan atau perbuatan. Sebab dia termasuk orang yang kita zalimi. Kenikmatan yang ada padanya tidak akan berkurang karena hasad orang lain sebab kenikmatan itu telah ditakdirkan Allah untuknya.
- Amal perbuatan. Saudaraku, amal perbuatan yang berlawanan dengan perbuatan yang ditimbulkan hasad bisa menjadi obat yang manjur. Misalnya, akibat godaan hasad memaksa seorang hamba ingin mencela atau meremehkan orang yang dihasad. Jika seperti itu hendaknya , dia melakukan hal yang berlawanan yaitu memuji orang yang dihasad tersebut. Juika hasad itu membuatnya sombong atau merasa lebih kepada orang yang dihasad, maka hendaknya dia tawaddu’ kepadanya. Dst.
Ibnu Sirin dalam Raudatul Uqala’ Wanuszhatul Fudhala, menyatakan bahwa ‘Aku tidak pernah hasad kepada seorangpun dalam masalah dunia, karena jika dia termasuk ahli surga, maka bagaimana aku hasad kepadanya dalam masalah dunia, padahal dia akan masuk surga ? Dan jika dia termasuk ahli neraka, maka bagaimana aku hasad kepadanya dalam hal dunia, sedangkan dia akan masuk neraka ?’
Saudaraku, semoga kita mendapat hidayah Allah , menjadi seorang hamba yang hatinya bersih dari hasad, tenang, jernih seperti air, lembut sehingga tidak ada tempat bagi kotornya hasad.
Allahu a’lam
Sumber : As-Sunnah no.06-07th. XIII 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar