عن عبد اﷲ بن أبي قيس قل ٭ قلت لي عاءسة رضي اﷲ عنها ؛ لا تد ع قيام الليل، فإ ن رسو ل اﷲ صلى اﷲ عليه و سلم كا ن لا يد عه، و كن إذامرض أو كسل صلى قا عدا ؛ رواه أبو داودوابن حزيمة؛
“Dari Abdillah bin Abu Qays ra bahwa Aisyah ra berkata ,”Janganlah kamu meninggalkan qiyamullail ! karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam tidak pernah meninggalkan-nya. Jika beliau sakit atau malas, maka beliau shalat sambil duduk “. (diriwayatkan Abu Dawud dan Ibn Majah).
Bangunlah saudaraku, untuk menegakkan tahajud , karena didalamnya ada ridha Allah yang menjaga dirimu. Dan ini adalah kemuliaan hamba beriman dihadapan-Nya.
Hamba yang beriman akan memanfaatkan kesempatan ini dengan akal dan melihat dirinya,lalu mengambil bagiannya , sehingga merasa bergembira ketika datangnya waktu malam.
Waktu malam adalah waktu dimana ruh manusia hidup, aktif dan bernafas, sehingga merasakan kegembiraan dan kesenangan di dalamnya,memperbanyak permohonan, dengan memohon kebaikan dari Rabb-nya.
Saat itu hamba yang beriman bersimpuh dihadapan-Nya, beriktikaf untuk bermunajat kepada-Nya, menggapai cahaya kedekatan, serta mengingat dosa-dosanya . Begitu mulianya waktu malam, bahkan Ali bin Bikar dalam Al-Jarh wa At ta’dil (Ibn abi Hatim) berkata bahwa sejak empat puluh tahun yang lalu, tidak ada yang membuatku sedih kecuali terbitnya fajar.
Diantara hal penting dalam proses pendidikan iman adalah unsur rutinitas dan istiqomahnya dalam ketaatan walaupun sedikit. Karena sebagaimana hadits diatas , suatu ketaatan bila dilakukan dengan rutin maka akan lebih melekat dalam jiwa, sehingga jiwa akan terbiasa, merindukan dan bersedih jika terlewatkan.
An Nawawi dalam Syarh Muslim , menjelaskan hadits diatas, bahwa sesuatu yang sedikit namun apabila dilakukan terus menerus lebih baik daripada sesuatu yang banyak tetapi hanya dikerjakan sepotong-sepotong.
Dalam Sairu a’lami an-Nubala (Adz Dzahabi) dikatakan oleh Muhammad bin Himdun berkata, ‘Saya menemani Abu Bakar Ahmad bin Ishak an –Nisaburi bertahun-tahun. Aku tidak pernah melihatnya meninggalkan qiyamullail baik ketika dalam perjalanan maupun ketika muqim.
Begitu mulianya seorang hamba yang bangun malam dan melaksanakan tahajud, sehingga membuat Allah dan malaikat bangga akan hal itu.
Saudaraku , bangunlah dalam keheningan malam dan bermunajatlah kepada Allah serta mohonlah ampunan-Nya.
- Pertama , orang yang bangun malam meninggalkan istri dan kasurnya yang dicintainya, untuk shalat malam. Maka Allah berfirman ,”Wahai malaikat-Ku, lihatlah hamba-Ku yang meninggalkan kasur dan istri yang dicintainya karena mengerjakan shalat dan lebih mencintai apa yang ada disisi-Ku dan merindukan apa-apa yang ada pada-Ku !”
- Kedua , orang yang berperang di jalan Allah dan kawan-kawannya kalah, sedangkan dia tahu kekalahan itu, tetapi dia tidak kembali, melainkan terus berperang hingga darahnya tertumpah. Lalu Allah berfirman kepada malaikat-Nya ,” Lihatlah kepada hamba-Ku yang kembali karena mengharapkan apa yang ada disisi-Ku dan merindukan apa yang ada disisi-Ku hingga darahnya tertumpah “. (Hr Ahmad, Abu Dawud, Ibn Hibban dalam shahihnya).2.
Hasan Basri dalam Az-Zuhud (Imam Ahmad) berkata, ‘ jika seorang hamba tidur dalam keadaan sujud (bangun malam) maka Allah membanggakannya terhadap malaikat seraya berkata “ Lihatlah hamba-Ku ini! Dia menyembah-Ku dan ruhnya adapada-Ku sedangkan dia dalam keadaan bersujud “.
Saudaraku, bukankah suatu tanda kemuliaan bagi seorang hamba yang bertahajud disaat manusia lain tidur, yang menjadikan khalwatnya sebagai kesenangan, menjadikan munajatnya sebagai kegembiraan, zikir dan bacaan Al-Qur’an nya sebagai kenikmatan.
Allahu a’lam
Sumber : Muhammad bin Shalih Ash Shai’ari dalam Kaifa Tatahammasu liqiyan al-lail.
Catatan :
1. Hadits ini menurut Al-Albani dalam shahih at targhib wa at tarhib, berderajad hasan.
2. Diriwayatkan Ibn Mas’ud yang dihasankan oleh Al-Albani didalam shahih at Targhib wa at tarhib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar