Firman Allah , yang artinya ,” Dan, hamba-hamba Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati”. (Qs. Al-furqan : 63)
Tawadhu’ bisa diartikan sebagai tenang, berwibawa, rendah hati, tidak jahat, tidak congkak , tidak sombong.
Dari Ibn Mas’ud ra, berkata bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya, “ Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun seberat dzarrah”. (Hr Muslim).
Al Hasan, mengartikannya sebagai orang-orang yang berilmu dan bersikap lemah lembut. Sedangkan menurut Muhammad bin Al Hanafiah , tawadhu’ adalah orang yang berwibawa, menjaga kehormatan diri dan tidak berlaku bodoh. Kalaupun mereka dianggap bodoh , mereka tetap bersikap lemah lembut.
Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya memiliki kelebihan dari orang lain, sedangkan takabur merasa dirinya memiliki kelebihan dibanding orang lain dan menghargai dirinya secara berlebihan
Tawadhu’ dikatakan sebagi al-haun, maka artinya lemah lembut.
Sikap tawadhu' merupakan sikap terpuji. Orang yang tawadhu' merasa dirinya hanyalah sebagai hamba yang lemah di hadapan Allah yang senantiasa membutuhkan rahmat dan karunia Allah. Apa yang ia miliki baik rupa, ilmu, harta dan kekayaannya serta pangkat dan kedudukan semuanya adalah karunia Allah, maka tidaklah pantas bila ia sombong baik kepada sesama apalagi kepada Allah SWT.
Allah berfirman : Artinya: "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allahlah (datangnya) dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan (QS. An-Nahl (16) : 53)
Tawadhu’ merupakan kerendahan hati yang menunjukkan sikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin tidak diartikan merendahkan diri yang menjadikan pelakuknya menjadi hina. Tetapi merupakan sikap lemah lembut yang membuat pelakunya penurut.
Dalam shahih Muslim disebutkan dari hadits bin Himar ra, dia berkata bawa Rasulullah saw bersabda “ Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadau, agar kalian rendah hati, hingga seseorang tidak membanggakan diri terhadap orang lain dan seorang tidak berbuat aniaya terhadap yang lain “,
Rasulullah banyak mencontohkan sikap tawadhu ini, al :
- Beliau makan bersama dengan para pelayan, duduk bersama orang-orang miskin, berjalan dengan para janda dan anak-yatim, memenuhi keperluan mereka dan selalu mengucapkan salam terlebih dahulu kepada mereka.
- Jika berada dirumah, maka beliau mengerjakan tugas-tugas keluarganya.
- Beliau biasa menjahit sendiri sandalnya, menambal pakaian, memerah susu untuk keluarganya, memberi makan onta.
- Berakhlak lembut, wajah selalu berseri , dermawan tapi tidak boros. Dst.
Allah berfirman dalam surat al-Furqan ayat 63 : Artinya: "Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati “.
Saudaraku, takabur lebih jahat daripada syirik. Sebab orang yang takabur merasa dirinya hebat untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan orang musryk masih mau beribadah kepada Allah dan kepada selain-Nya.
Sehingga, Allah menjadikan nerka sebagi tempat orang-orang takabur. Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” Maka masukilah pintu-pintu neraka jahanam, kalian kekal didalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu “, (Qs. An-Nahl : 29).
Allahu a’lam
Sumber : Ibn Qayyim Al-Jauziyah, Madarijus Salikin , pendakian menuju Allah (terjemahan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar