Pengertian zuhud adalah berpalingnya keinginan terhadap sesuatu yang lebih baik darinya. Ilmu yang akan menghantarkan manusia ke gerbang zuhud adalah ilmu tentang betapa hinanya sesuatu yang ditinggalkan jika disbanding dengan sesuatu yang diambil. Dunia ibarat sebongkah batu es yang diletakkan di bawah terik matahari. Ia akan terus meleleh sampai akhirnya hilang tak berbekas. Sedangkan akhirat itu bagaikan batu permata yang tak akan hilang ditelan masa.
Hadits hasan yang diriwayatkan Ibnu Majah dan lain dengan sanad bagus bahwa Sahl bin As-Sa’idiy berkata,” seseorang mendatangi Nabi dan bertanya ,”Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu amal, jika aku mengerjakannya aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai pula oleh sekalian manusia”. Rasulullah SAW menjawab ”Zuhudlah terhadap dunia niscaya kamu dicintai oleh Allah. Zuhudlah terhadap yang dimiliki manusia niscaya kamu akan dicintai oleh mereka. (Hr Ibn Majah, dalam majalah Az-Zuhud II/1373).
Firman Allah’” Dan mereka bangga dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia itu dibandingkan dengan akhirat hanyalah kesenangan (yang tidak berarti), (Qs Ar-Ra’d : 26).
Al-Mustaurid bin syaddad Al-Fihriy meriwayatkan, Rasuluulah SAW bersabda ,” Bila dibandingkan dengan kahirat, dunia ini hanyalah air yang menempel di jari ketika salah seorang dari kalian mencelupkannya di laut”, (HR Muslim, dalam al-jannah wa na imuha xvii/191).
Maka Zuhud adalah berpaling dari sesuatu karena keremehan dan kehinaanya, serta ketidakpantasannya untuk diperhatikan . Dikatakan barang itu zahid, artinya sedikit dan tidak bernilai.
Yunus bin Maisarah berujar,
- ‘Zuhud terhadap dunia itu bukan berarti mengharamkan yang halal dan bukan pula dengen membuang harta’.
- Tetapi zuhud terhadap dunia adalah bahwa lebih yakin dan percaya kepada apa yang ditangan Allah SWT daripada apa yang ada ditanganmu.
- Juga keadaanmu dan sikapmu sama, baik ketika ditimpa musibah ataupun tidak,
- serta dalam pandanganmu orang lain itu sama , baik yang memujimu atau yang mencelamu karena kebenaran.
Jika orang yang memuji kita dan yang mencela kita karena kebenaran , kita anggap sama, berarti kita telah mencintai kebenaran dan berusaha menggapai ridha Allah. Dan sudah tidak lagi menyediakan tempat lagi dihati kita bagi makhluk.
Ada seorang diantara mereka selama satu tahun (bahkan ada yang nema puluh tahun) tidak berganti pakaian, tidak dimasakkan, tidak menaiki tunggangan, dan tidak pernah memesan makana. Bila malam tiba, mereka berdiri diatas kaki mereka, pipi mereka berlinang air mata. Mereka bermunajat kepada Allah SWT dengan sepenuh hati.
Jika mereka berbuat kebajikan dengan segera mereka bersyukur dan mengharap ridha Allah SWT. Dan jika mereka berbuat sesuatu kejelekan mereka bersedih dan segera memohon ampunan kepada-Nya.
Demi Allah, tidak ada yang bisa menyelamatkan kita dari dosa-dosa yang kita kerjakan selain maghfirah dari Allah SWT. Ampunilah dan ridhailah kami, Ya Allah.
Sumber : Taskiyatun Nafs , Ibn Rajab Al-Hambali, Alih bahasa Imtihan As-syafi’i
Tidak ada komentar:
Posting Komentar