Seorang hamba bisa menempati salah satu dari dua derajat ini ; ridha dan sabar. Ridha adalah lebih utama, adapun sabar wajib bagi setiap insan yang beriman.
Ridha adalah dapat menghayati hikmah daan kebaikan Dzat yang mendatangkan ujian, dan tidak berburuk sangka kepada-Nya. Ia terhanyut dalam persaksian atas semua itu, sehingga ia tidak lagi merasakan derita.
Dihayatinya betapa Allah Maha Agung, Maha Mulia dan Maha Sempurna. Bahkan orang seseorang ini dapat menikmati musibah yang menimpanya, karena tahu bahwa musibah itu datang dari Dzat yang dicintainya.
Ridha adalah berlapang dada atas ketetapan Allah SWT danmembiarkan keberadaan rasa sakit, walaupun ia merasakannya. Keridhaan ini meringankan deritanya. Karena hatinya dipenuhi dengan keyakinan dan ma’rifah.
Sabar berbeda dengan ridha. Sabar adalah menahan diri dari amarah dan kekesalan ketika merasa sakit sambil berharap derita itu segera hilang.
Dalam riwayat Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda,” Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum Dia menguji mereka. Barangsiapa yang ridha niscaya ia akan mendapatkan Ridha-Nya. Barang siapa kesal dan benci niscaya ia akan mendapat murka-Nya,”.
Ibn Mas’ud berkata,’Sesungguhnya Allah SWT (dengan keadilan dan ilmu-Nya) menjadikan kesejahteraan dan kegembiraan pada yang yakin dan ridha ; serta menjadikan kesusahan dan kesedihan pada keraguan dan kekesalan dan kemurkaan’.
Sumber : Taskiyatun Nafs , Ibn Rajab Al-Hambali, Alih bahas Imtihan As-syafi’i
Tidak ada komentar:
Posting Komentar