Salah satu perbuatan dosa yang tidak pernah bisa diampuni adalah perbuatan syirik atau menyekutukan Allah SWT.
Memamerkan (riya’) ibadah kepada orang lain, berarti ia tidak ikhlas, karena didalam ibadahnya masih terdapat tujuan yang lain, tidak semata-mata untuk mencari ridha Allah. Kita harus berhati-hati terhadap sifat riya’ ini, karena digolongkan dalam perbuatan syirik yang tidak diampuni Allah.
Ibadah yang kita lakukan hendaknya semaksimal mungkin diusahakan untuk mencari ridha Allah. Hindarkan tujuan-tujuan lain seperti mencari ketenaran , pamer dst.
Dalam sebuah hadits qudsi , Allah SWT berfirman,” Aku Mahakaya dari sekian banyak sekutu. Barang siapa menyekutukan Aku dengan yang lain dalam ibadahnya. Maka Aku biarkan ia dengan sekutu-sekutunya.” (misykat). Artinya orang tersebut supaya meminta balasan amalan dari sekutunya tersebut, dan Allah SWT berlepas diri darinya. Karena Allah SWT tidak membutuhkan sekutu dari apapun juga.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersbda,” Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang lebih aku takuti atas diri kalian daripada dajjal?”.
Mereka berkata,”Beritahukanlah ya Rasulullah,”
Rasulullah SAW bersabda,”Syirik khafi (syirik tersembunyi).”
Misalnya seseorang yang sedang mengerjakan shalat, memudian orang itu memanjangkan shalatnya karena dilihat orang.
Sahabat lain meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Sesuatu yang aku takuti atas diri kalian adalah syirik kecil,”
Sahabat bertanya,”Ya Rasulullah apakah syirik kecil itu?”
Rasulullah SAW menjawab,”Riya’,”
Allah berfirman,”Barang siapa menemui Tuhan-nya (dan hendak menjadi kekasih-Nya, dan mendekati-Nya), hendaknya ia beramal shalih dan janganlah ia menyekutukan dengan yang lain dalam menyembah Tuhan-nya,” (Qs. Al-Kahfi : 110).
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman,”Barangsiapa menyekutukan sesuatu yang lain beserta amalannya. Aku akan meninggalkannya. Aku hanya menerima amalan yang diperuntukkan semata-mata untuk diri-Ku”.
Perbuatan syirik ancamannya sangat berat, sebuah hadits , Rasulullah SAW bersabda
,” Berlindunglah kalian dari jubbul Hanz (sumur kesusahan yang berada didalam neraka jahannam)”.
Sahabat bertanya ,”Wahai Rasulullah, siapakah yang akan tinggal didalamnya ?”
Rasulullah menjawab,”Mereka yang riya’ dalam amalannya”.
Menurut Imam Ghazali :
- 1. syaitan menghalang-halangi manusia untuk beramal baik, kemudian ia memasukkan kedalam pikiran manusia berbagai macam khayalan, sehingga ia tidak akan beramal.
- 2. Akan tetapi bila manusia bersungguh-sungguh dalam melawan syaitan, dan tidak menghiraukan larangan syaitan. Maka syaitan akan berkata, jika dalam ibadahmu tidak ada keikhlasan, maka ibada dan usahamu akan sia-sia.
Oleh karena itu, janganlah kita berhenti dari beribadah dan berusaha untukselalau ikhlas dalam menjalankannya. Serta berdoa kepada Allah SWT agar dilindungi dari godaan syaitan dan tidak ada perasaan was-was dalam beribadah.
Allah Maha Pengasih dan Allah Maha Pemurah, tent dengan kemurahan-Nya Allah akan menjaga kita dari pikiran dan perbuatan yang merusak ibadah, serta pada perbuatan yang sia-sia.
Kalau kita berhenti menjalankan ibadah hanya karena da perasaan was-was dan menganggap ibadah tadi sia-sia, maka sesungguhnya syaitan berhasil mencapai tujuannya. Marilah kita selalu berusaha untuk terus melakukan ibadah dan berbuat kebaikan, walaupun dalam pikiran terlintas perasaan-perasaan yang bisa menggagalkan perbuatan baik.
Setiap aktivitas diupayakan selalu dilandaskan pada niat ikhlas karena Allah SWT. Adapun pahala serta diterima tidaknya ibadah kita merupakan rahasia Allah SWT, kita sebagai manusia wajib berusaha sebaik-baiknya.
Sumber: Keajaiban Shodaqoh, the real stories, Sugeng D T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar