Mengapa kita meninggalkan pintu Dzat Yang Maha Pemurah yang selalu terbuka dihadapan kita. Pintu yang tak pernah tertutup , tidak pernah terkunci dan tidak ada satu makhlukpun yang bisa menghalangi kita.
Orang yang mengenal jalan Allah SWT dan selalu berlindung kepada naungan-Nya adalah orang yang mengetahui bahwa shalat merupakan obat dari segala kesusahan dan kepedihan. Shalat adalah penenang hati, penyejuk jiwa dan penghapus segala kepedihan. Shalat adalah perintah puncak yang disampaikan langsung oleh Allah kepada Rasulullah saat Isra’ Mi’raj.
Rasulullah SAW mengerti benar arti semua ini. Sahalat bagi Rasulullah SAW adalah penghibur jiwa yang paling utama. Dari riwayat Hr Abu dawud dan at-Thabrani , Rasulullah bersabda,” Hiburlah kami dengan shalat, wahai Bilal ”.
Bila ditimpa musibah, Rasulullah SAW segera melaksanakan shalat karena shalat adalah tali pengikat yang akan mengikat seorang hamba dengan Tuhannya.
Saudaraku, andapun demikian. Ketika anda shalat , anda kembali kepada Tuhan dan mengadukan kepada-Nya segala kesusahan dan kesedihan kita.
• Siapa lagi yang dapat menyelesaikan segala permasalahan kita selain Allah?
• Siapa yang selalu berada disisi anda dan menjaga anda disaat-saat sulit selain Allah?
• Mengapa kita tidak datang dan mengetuk pintu kasih sayang Allah?
Bukankah kita akan merasa aman, tentram dan senag bila berada dalam jaminan Allah, perlindungan-Nya dan bimbingan-Nya .
Dari Hr Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “ Barang siapa shalat subuh , maka ia berada dalam jaminan Allah”.
Mengapa kita menemui orang lain , padahal kita tidak mengetahui apakah akan dibukakan pintu atau bahkan pintu itu akan ditutup rapat-rapat di depan wajah anda.
Mengapa kita meninggalkan pintu Dzat Yang Maha Pemurah yang selalu terbuka dihadapan kita. Pintu yang tak pernah tertutp , terkunci dan tidak ada satu makhlukpun yang menghalangi kita, menuju pintu rahmat-Nya.
Bila saat ini kita ditimpa kesusahan, kesedihan atau rasa cemas , maka cepat-cepatlah kit kembali ke naungan Allah. Berdiri, berwudhu dan shalat. Berdoa kepada Allah demi kebaikan dunia dan akhirat, sekalipun kita adalah sosok yang gemar berbuat maksiat.
Janganlah anda takut dan cemas karena rahmat Allah sangat luas sekali, seluas langit dan bumi. Alangkah gembiranya Allah SWT dengan tobatnya hambanya dan kembalinya hamba kepada naungan-Nya, dan juga ketukan hamba pada pintu kasih sayang-Nya.
Dalam sebuah hadits qudsy riwayat Hr Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda “ Aku (Allah) berada dalam persangkaan hamba-Ku mengenai-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Demi Allah, Allah lebih bergembira dengan tobat hamba-Nya, seperti bergembiranya salah satu dari kalian menemukan binatang kendaraannya yang telah hilang di padang ssahara. Barang siapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, maka Allah akan mendekat kepadanya satu hasta, dan barang siapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan bila seorang hamba datang kepada-Ku dengan berjalan, maka aAku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil.”
Pakar kedokteran barat, Dr Alexis Carrel, dalam buku populernya ‘Man the Unknown’ , menyatakan bahwa ‘ barangkali saat ini hanya shalat yang dikenal memiliki daya terbesar untuk menimbulkan vitalitas. Saya sebagai dokter, telah banyak menyaksikan kegagalan serium-serum dalam menangani para pasien. Dan ketika para dokter telah angkat tangan karena mersa menyerah dan tidak mampu menangani pasien, ternyata hanya shalatyang dapat menyembuhkan para pasien dari penyakit mereka.’ ‘Anda akan melihat , seseorang yang sekali saja merendahkan diri kepada Allah, telah dapat mendapat manfaat yang sangat besar.
Bagaimana kita tidak kembali kepada Tuhan, sedangkan Tuhan selalu memanggil kita.
Dari riwayat Hr Muslim , Rasulullah SAW bersabda ,” Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian adalah tersesat, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan menunjukkanmu. Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian merasakan lapar, kecuali orang yang telah Aku beri makan. Maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku beri makan kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian adalah telanjang, kecuali orang-orang yang telah Aku beri busana. Maka mintalah busana kepada-Ku niscaya Aku beri busana kalian.”
Memang ketika shalat, kita mengikatkan diri kepada kekuatan terbesar yang menguasai alam semesta , seluruh jagad raya. Kekuatan itu adalah Allah, Tuhan tempat kita meminta, tempat kita merendahkan diri mengatasi segala kesulitan.
Lihatlah seandainya kita senantiasa menjaga shalat lima waktu berjamaah di masjid , masihkah kita merasakan sempit, susah atau sedih ketika dan setelah menjalankan shalat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar