Sahabatku, bila kita masih mengalami kekalutan, gelisah ataupun depresi karena menghadapi suatu peroalan yang menimpa. Bisa dimungkinkan ini adalah pengaruh dari intreprestasi- intreprestasi yang bersumber dari pikiran kita sendiri.
Pikiran kita adalah berasal dari hasil kesimpulan dari pengamatan indera kita . Ada lima belenggu yang membuat perspektif pandangan kita menjadi kabur , dan berpikir sempit. Kondisi inilah awal terciptanya kegagalan dalam kehidupan ini. Kegagalan secara tidak sadar kita ciptakan sendiri.
a. Hal/ benda yang berwujud,
berarti adalah semua yang bisa ditangkap oleh indera kita mupun tidak. Ini bisa berupa materi-maupun n on materi disekitar kita. Pikiran yang menghasilkan ide-ide atau pendapat orang lain yang kita terima , termasuk dalam pengertian ini. Melihat wanita canti, pria tampan , mobil mewah atau rumah mewah lansung kita menjadi tertarik. Persoalan baru, yang justru timbul adalah perasaan tidak tenang.
Kita menjadi tidak tenang, susah makan sebelum mendapatkan wanita tadi. Tetangga punya mobil baru, perasaan menjadi tidak tenang, karena iri dan ingin bisa memiliki yang lebih baik.
Kondisi ketidaktenangan inilah , yang akhirnya membelenggu pikiran , dan merembet membelenggu aktivitas kita. Kita mudah terganggu oleh aktivitas –aktivitas disekitar kita.
b. perasaan.
Perasaan suka atau tidak suka, sukses atau tidak sukses, perhatian, cuek, gembira , sedih. Semua perasaan ini bisa membelenggu kita.
Seseorang yang baru dimabuk pacaran tentulah mempunyai perasaan yang membahagiakan. Namun sayang, kondisi ini diakhiri dengan putusnya hubungan pacaran. Pacar yang tadinya kita anggap sebagai wanita mempesona, menjadi sesosok makhluk yang kita benci , bahkan untuk cerita saja males.
Kegembiraan, kesenangan dan kebahagiaan yang bergantung pada hal-hal diluar diri kita. Misalnya bahagia karena punya jabatan, harta atau pacar idaman. Hanya akan berakhir pada kekecewaan.
Kata seorang ssufi, Janganlah letakkan harapanmu pada manusia, sebab anda akan terlukai . Letakkanlah harapan anda pada Allah, maka anda akan dianugerahi berkah yang besar.
c. pengamatan
Apa yang ada dalam pikiran anda bila melihat seseorang dengan baju amat seksi . dan dari bibirnya terdengan suara-suara desahan.
Orang pertama mengatakan kalau si wanita ini adalah wanita tuna susila, karena menurut pandangannya , memang beginilah ciri khas nya.
Orang kedua mengatakan, bahwa wanita ini seorang artis terkenal. Karena melihat penampilannya yang wah , pastilah cocok kalo dia seorang artis.
Orang ketiga mengatakan bahwa wanita ini adalah istrinya, karena selam ini memang begitulah dia berdandan menyambut suaminya.
Itulah pengamatan, sering tidak tuntas menyeluruh. Kita sering melakukan penilaian seseorang hanya dengan pengamatan sebagian dari yang bisa diketahui. Sehingga kesimpulan yang diambil sering tidak menggambarkan kebenaran secara menyeluruh.
d. keinginan
Manusia memang suka mereka-reka dan menyusun pola gambaran serta khayalan dari sumber yang ia amati. Misalnya saja, anda punya pacar yang cantik. Sabar dan ramah. Ia menyayangi anda, juga bisa cocok dengan keluarga anda. Teman diskusi yang baik. Dari hasil pengamatan itu, kemudian terbayang khayalan wah alangkah bahagianya kalau ia benar menjadi istri anda nantinya. Punya anak dan seterusnya.
Keinginan itu timbul sebagai akibat dari pola interaksi intens terhadap lingkungan sekitar. Pola ini menghasilan adegan pengalaman hidup. Dari hasil pengalaman itu maka dibuat langkah selanjutnya dan pengambilan keputusan.
Justru disinilah masalah anda, pengalaman-pengalaman ini yang akan mendominasi warna kehidupan anda. Anda tidak bisa bergerak keluar dari skenario yang telah disusun ini. Dan bila ditarik lagi kebelakang. Skenario itu berasal dari pikiran, kehendak dan keinginan anda sendiri.
Contoh lain , akibat dari hal semacam diatas, maka timbulah pernyataan seperti ini. “ Kalau bukan masakan padang, saya tidak berselra lagi”. “ Kalau bukan sepatu merk A, saya tidak nyaman memakainya”.
Kondisi ini, menyebabkan orang ini akan mudah dihinggapi kekecewaan. Mereka sulit untuk fleksibel dan toleran dalam memilih atau menerima suatu alternatif kondisi.
e. pengetahuan
Bila kita lebih bijak, pengetahuan yang selama ini kita miliki hanyalah sekumpulan informasi-informasi yang pernah kita terima. Pengetahuan kita adalah pengetahuan yang berasal dari katanya (katanya orang). Apa kata orang itulah yang terekam dalam pikiran kita.
Dalam kondisi sekarang, kita temui bahwa orang lebih percaya apa kata dokter x daripada dokter y, atau daripada terhadap diri kita sendiri.
Yang lebih parah, persoalan keluarga kita, anak kita, kita serahkan ke orang lain. Yang paling celaka, adalah masalah keyakinan kita kita serahkan ke orang lain.
Pengetahuan seperti inilah sering membuat kita diliputi kebimbangan, keraguan , was-was dalam melangkah .
Sumber : Yusuf Pora.