Hidup ini adalah tempat
ujian. Tanpa diundang atau dicari pun, masalah akan tetap kita temui. Setelah
menyelesaikan masalah yg satu, maka datanglah masalah baru untuk
diselesaikan. Maka untuk menghadapi segala kerumitan masalah, perlu adanya ketenangan dalam menghadapinya.
Ketenangan
hanya bisa
dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri. Salah satu rahasia
kebahagiaan adalah menjaga pikiran yg tenteram . Bagaimana kita merasa damai
, apapun yg sedang terjadi diluar diri kita. Kita akan setuju bahwa orang
yang mampu memecahkan masalah adalah mereka yg mampu menjaga pikiran damai,
tenang dan tak terusik. Salah satu cara terbaik mengendalikan situasi dimana saat
amarah membara dan kata-kata kasar adalah menjaga pikiran yg tetap damai dan
tenteram. Memang mudah untuk mengucapkan kata-kata tersebut, namun mampukah
kita melakukannya ?
Tetaplah berpikir dengan tenang dan damai agar kita lebih
jernih memahami dan memecahkan suatu problema. Di mana pun dan kapan pun, masalah dan
tantangan akan selalu datang menjemput. Hidup adalah inheren, sekaligus
identik, dengan masalah dari tantangan itu sendiri. Kalau kita menghadapinya
dengan hati tegar dan ikhlas, semua masalah itu akan sirna. Kalau kita
tertelikung dengan masalah, sesungguhnya bukan masalah itu sendiri sebagai
masalah. Seperti Ajahn Brahm
dalam bukunya Opening the Door of your Heart, ketika suatu masalah yang seolah
sudah tidak ada jalan keluar, ketika tak ada yang bisa atau perlu dilakukan ,
ya jangan ngapa-ngapain . Artinya ya kita tidak perlu bereaksi apa-apa.
Kegelisahan terlahir akibat tidak adanya keseimbangan antara
harapan dari hati, pikiran dan kenyataan. Adanya permasalahan hidup manusia
muncul kepermukaan lebih disebabkan oleh hanya semata-mata dipersepsikan pada logika
berpikir yang sempit. Itulah sebabnya, mengapa kebanyakan dari kita
mendefinisikan masalah berupa kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang
terjadi. Dalam kebingungan seperti
apapun, sebaiknya kita tetap tenang dan memegang kendali, sementara semua hal
lain didepan kita yang tengah berputar dan berdengung, tidak memiliki kekuatan
apapun untuk mempengaruhi tanpa persetujuan kita.
Kedengarnnya sangat
sulit untuk dilakukan , namun bisa kita mencobanya. Semoga teknik ini bisa
membawa kebaikan dalam diri. Mari kita mencoba.
Mata tidak hanya
mempengaruhi pandangan luar kita tetapi juga pandangan ke dalam. Kita bisa
merasakan emosi seseorang dengan melihat matanya. Dengan memperhatikan
bagaimana mata mempengaruhi emosi kita , maka kita akan mampu berkosentrasi pada
emosi dan mengendalikan melalui mata kita. Berikan perintah mental untuk
rileks. Secara mental katakanlah ‘rileeks’… ya rileks. Kosongkan mata kita, tak
melihat apapun, seakan tak ada kehidupan, tak responsif. Begitu rileks hingga
terasa seperti hendak tidur. Maka inilah kuncinya : bagaimana berekasi secara
emosional , jika mata kita tidak responsif sama sekali?
Kita pahamkan
bagaimana pikiran dan tubuh bisa saling mengikuti dengan kompak? Ketika pikiran
mulai berkata “ Saya tidak tertarik ppada hal ini”, “Atau ini sama sekali tidak
mempengaruhi saya,” .
Maka pada saat yang
sama tubuh mulai bisa rileks dengan sendirinya dan kita mampu membiarkan dan
melepaskan apapun yang menahan perhatian. Yakinlah bahwa anda akan mengindari
berpikir dengan cara ini, sebab kekompakan itu akan terjadi secara alami dan
otomatis, meski anda belum pernah mencobanya sama sekali.
Dalam kondisi tanpa
respon, mata tak akan menyebabkan atau mendorong eskalasi seperti amarah, rasa
takut, panik , bingung dst. Mata akan
menghentikan emosi-emosi yang tak diinginkan tsb. Maka dengan mengarahkan
bentuk mata dan mengosongkannya, kita akan tahu bahwa pikiran akan mengikuti
secara otomatis, demikian pula emosi kita.
Ingatlah selalu bahwa
emosi yang tidak dikehendaki tidak selalu buruk, namun bisa juga menyenangkan.
Kita bisa menggunakan teknik yang sama untuk mengatasinya. Misalnya cake yang
manis menggiurkan, tak akan terlihat sangat menggiurkan jika mata kita kosong ,
tak bernyawa dan tak responsif. Jika ini sudah kita lakukan, maka bagi mata
kita, kue situ sama sekali tak menarik.
Kapanpun saat kita mulai
tegang, termasuk karena rasa senang yang tidak lagi kita inginkan, mulailah
me-rileks-kan mata kita :
- Kita
akan merasa santai secara fisik,
- Kita
akan merasa santai secara mental,
- Kita
akan merasa damai, dengan pikiran yang tenteram.
Saat mata rileks maka
pikiran akan tenang. Kadang kita perlu memperhatikan napas, bernapaslah dengan
tenang, makin perlahan makin perlahan dan sangat santai. Perlu diperhatikan
jangan mengatur / menahan napas ikuti saja mengalir dengan tanpa paksaan.
Mungkin, kita perlu
melihat tubuh secara mental dan ketika kita mengetahui ada sebuah bagian diri
yang tegang, maka bersantailah dengan penuh
kesadaran. Kita mungkin perlu melihat cara kita duduk dan ketegangan
yang mungkin ditimbulkan.
Periksa setiap inci
tubuh kita dari atas hingga ujung kaki, lemaskan seluruh bagian yang tegang.
Dan berkonsentrasilah untuk menenangkan mata kita. Dengan cara ini kita melawan
eskalasi emosi dan membuat jiwa raga menjadi damai dan tenteram.
Untuk itu ;
- Rileks
dan Kosongkan mata kita,
- Tarik
napas dalam-dalam dan keluarkan dengan senyum
- Santaikan
tubuh
- Ulangi
langkah diatas untuk mempertahankan suasana kedamaian.
Bagian penting dari
teknik ini adalah rileks dan kosongkan mata. Teknik yang sederhana, namun
sangat efektif, praktis dan semoga bermanfaat. Dan yang terbaik aalah selalu
bersyukur . Setiap rasa syukur dan
terima kasih yang terlontarkan, diri anda akan kembali ke titik nol, situasi
yang dihadapi akan terasa begitu damai dan lega. Bersyukur bukan saja untuk
segala hal yang telah kita miliki dan anda rasakan selama ini, namun juga untuk
segala hal negatif yang selama ini memang tidak pernah kita harapkan untuk
datang.
Saudaraku, dalam hidup ini, sangat diperlukan adanya perilaku untuk peredam rasa gelisah. Pentingnya meredam gelisah hati ini,
tidak lain didasarkan pada kenyataan bahwa perasaan cemas, gelisah, keluh
kesah, dan amarah jelas tidak akan mengubah apa pun, malahan justru akan
menyengsarakan hati dalam jurang kegelisahan berikutnya.
Allahu a’lam
Sumber kutipan : Andrie Wongso , Majalah motivasi luar
biasa2009, Ajahn Brahm -
Opening the Door of your Heart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar