Mufattan
(orang yg diuji, diberi cobaan) dan banyak ditimpa fitnah. Artinya , orang yg waktu demi waktu selalu diuji oleh Allah
dgn bala' (bencana) dan dosa-dosa". (Faid-Qadir 5/491). Cobaan
itu akan meningkatkan keimanannya, memperkuat keyakinan dan mendorong semangat
utk terus berhubungan dgn Allah , sebab dgn
kelemahan dirinya menjadikan ia sering mohon ampun , bertaubat kpd Allah dan selalu berusaha
memperbaiki diri.
Saudaraku jangan
bersedih ,
sebab kehidupan itu penuh masalah. Dan kegembiraan yg ada
didalamnya hanyalah insidental, dan suka cita juga suatu
yg jarang terjadi. Seandainya dunia
ini bukan tempat ujian, pastilah didalamnya tidak ada sakit, dan
kerumitan-kerumitan lainnya.
Dan Para Rasul atau para Nabi , orang-orang shalih serta orang-orang terpilih tidak akan
tertekan dalam kehidupan yang sengsara. Bukankah Nabi Adam selama hidupnya
didera ujian. Nabi Nuh didustakan
bahakan dihina kaumnya sendiri. Nabi Ibrahim diuji dengan api dan dengan
perintah menyembelih anakanya sendiri dst.
Masih banyak lagi cerita menyedihkan yang dialami nabi-nabi yang lain.
Dan kalaupun kehidupan ini diciptakan untuk kelezatan, maka orang mukmin
tidak berhak mendapatkan kelezatan itu.
Sebab Rasulullah pernah bersabda, yang artinya ," Dunia ini adalah penjara
(bagi) orang mukmin dan surga (bagi) orang kafir".
Menurut sebuah riwayat dalam shahih Bukhari
dan shahih Muslim, Nabi saw bersabda, yang
artinya " Perumpamaan orang mukmin ibarat sebatang pokok yang
lentur diombang-ambing angin, kadang hembusan angin merobohkannya, dan
kadang-kadang meluruskannya kembali. Demikianlah keadaannya sampai ajalnya datang. Sedangkan
perumpamaan seorang munafik, ibarat sebatang pokok yang kaku, tidak bergeming
oleh terpaan apapun hingga (ketika) tumbang, (tumbangnya) sekaligus".
[Bukhari : Kitab Al-Mardha, Bab I, Hadist No. 5643, Muslim No. 7023, 7024,
7025, 7026, 7027].
Demikianlah sifat seorang mukmin dengan keimanannya yang benar, dengan tauhidnya yang bersih dan dengan sikap iltizam (komitment)nya yang sungguh-sungguh.
Demikianlah sifat seorang mukmin dengan keimanannya yang benar, dengan tauhidnya yang bersih dan dengan sikap iltizam (komitment)nya yang sungguh-sungguh.
Saudaraku, ingatlah bahwa cobaan yang berupa
penyakit ataupun yang lainnya sesungguhnya merupakan bukti cinta Allah kepada hamba-Nya.
Dari Anas ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang
artinya, " Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan
sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum niscaya Dia akan mencoba mereka. Maka barangsiapa ridha terhadap cobaan
itu, baginya keridhaan Allah, dan barang siapa murka terhadap cobaan tersebut,
maka baginya murka Allah ". (Hr Turmudzi 4/519 no. 2396 dan Ibn Majah .
Ibn Hibban 2/1338 no. 4031, dianggap hasan oleh Al-albani dlm shahih sunan
Turmudzi 2/286).
Saudaraku, sesungguhnya bala' atau cobaan sebenarnya adalah nikmat dan anuerah dari Allah
Subhanahu wa Ta'ala, dimana orang yang paling berhak adalah orang-orang yang beriman dan
beramal shalaih, yaitu para Rasul-Nya, Nabi-Nya dan orang-orang setelah mereka
sesuai dengan tingkatan keimanan masing-masing.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya,
" Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang
sebelum kamu, kemudia Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraaan dan
kemelaratan , supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan
diri." (Qs. Al-An'am : 42).
Ibn Jarir dalam Tafsir Ibn Jarir, menafsirkan
ayat ini, " Maka Kami beri ujian kepada mereka dengan
kesengsaraan". Maksudnya adalah berupa kefakiran yang menyakitkan dan
kesempitan dalam hidup. Dan yang dimaksud dengan "kemelaratan" adalah
berbagai penyakit dan penderitaan yang dirasakan
tubuh.
Firman Allah," Supaya mereka bermohon
(kepda Allah) dengan tunduk merendahkkan diri ". maksudnya adalah bahwa
Allah memberikan penyakit itu kepada mereka agar mereka tunduk hanya
kepada-Nya, hanya memasrahkan keinginannya kepada-Nya dan tidak menyerahkannya
kepada selain-Nya, yang merupakan sikap merendahkan diri mereka kepada Allah
saja dengan ketaatan dan memohon ketenangan dari mereka hanya kepada Allah
dengan bertaubat.
Tentang hal itu , Rasulullah memberikan
perumpamaan bahwa orang mukmin ibarat setangkai dahan yang lemah, yang akan
selalu terombang ambing ke kanan dan ke kiri taktali angin menerpa.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yg artinya
," Perumpamaan orang mukmin adalah seperti Khamah Az-Zar'I, Yafi'u
Waraquhu (daunnya akan bergerak dan mengikuti) arah angin yg Tukaffi'uha
(menghembusnya). Apabila angin tenang, mk keadaanya pun stabil. Demikianlah
keadaan orang beriman, hatinya akan selau berguncang dgn cobaan. Sedangkan
perumpamaan orang kafir adalah seperti pohon Urzah Ash-Shammaa, yg selalu
stabil hingga Allah Subhanahu wa Ta'ala memotong masa hidupnya". (Hr
Bukhari 3/103 no. 5644, dan 13/446 no.7466 , Muslim 4/216 no. 2809 dari hadits
Abu Hurairah dg lafazh pertama dari Muslim dan lafazh kedua dari Bukhari).
Ibn Qayyim dalam 'Uddatu Ash-Shabirin ,
berkata bahwa Allah memberikan nikmat kepada hamba-Nya dengan menimpakan cobaan
kepadanya, mengabulkan permohonannya dengan tidak memberikan apa yang
dimintanya dan memberikan kesehatan dengan menimpakan penyakit kepdanya. Maka
janganlah seorang hamba mukmin berburuk sangka kepada Allah karena keadaan yang
menyebabkannya menderita, kecuali keadaan itu dibenci Allah dan setiap hamba
diperintahkan untuk menjauhinya.
Dikatakannya juga , bahwa Wahab bin
Munbih berkata bahwa tidaklah seorang
itu dikatakan sebagai ahli fikih yang sempurna sehingga ia sanggup memahami bahwa cobaan itu sebetulnya adalah nikmat dan kesenangan adalah musibah.
Hal itu karena setiap orang yang ditimpa bala' pada hakikatnya sedang
menantikan kesenangan dan setiap orang yang senang pada hakikatnya sedang
menantikan musibah.
Tawaab Nasiyy
Tawaab Nasiyy
Inilah sifat
selanjutnya dari orang mumin. Dimana artinya : "Orang yang bertaubat kemudian lupa,
kemudian ingat, kemudian bertaubat". [Faid-Al Qadir 5/491]. Seorang mukmin dengan taubatnya, berarti
telah mewujudkan makna salah satu sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu sifat
yang terkandung dalam nama-Nya : Al-Ghaffar (Dzat yang Maha Pengampun).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.yang
artinya " Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang
bertaubat, beriman dan beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang
benar". [Qs. Thaha : 82].
Apabila Diingatkan, maka ia segera ingat. Artinya : "Bila diingatkan tentang ketaatan, ia segera bergegas melompat kepadanya, bila diingatkan tentang kemaksiatan, ia segera bertaubat daripadanya, bila diingatkan tentang kebenaran, ia segera melaksanakannya, dan bila diingatkan tentang kesalahan ia segera menjauhi dan meninggalkannya".
Ia tidak sombong, , tidak congkak dan tidak tinggi hati, tetapi ia rendah hati kepada saudara-saudaranya, lemah lembut kepada sahabat-sahabatnya dan ramah tamah kepada teman-temannya, sebab ia tahu inilah jalan Ahlul Haq (pengikut kebenaran) dan jalannya kaum mukminin yang shalihin.
Terhadap dirinya sendiri ia jujur serta berpenampilan luhur, sedangkan terhadap orang lain ia berperasaan lembut dan berahlak mulia, bersuri tauladan kepada insan teladan paling sempurna yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang telah diberi wasiat oleh Rabb-nya dengan firman-Nya , yang artinya ," : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka .....". [Qs. Ali Imran : 159]. Inilah hakekat kehidupan dan sifat seorang mukmin.
Apabila Diingatkan, maka ia segera ingat. Artinya : "Bila diingatkan tentang ketaatan, ia segera bergegas melompat kepadanya, bila diingatkan tentang kemaksiatan, ia segera bertaubat daripadanya, bila diingatkan tentang kebenaran, ia segera melaksanakannya, dan bila diingatkan tentang kesalahan ia segera menjauhi dan meninggalkannya".
Ia tidak sombong, , tidak congkak dan tidak tinggi hati, tetapi ia rendah hati kepada saudara-saudaranya, lemah lembut kepada sahabat-sahabatnya dan ramah tamah kepada teman-temannya, sebab ia tahu inilah jalan Ahlul Haq (pengikut kebenaran) dan jalannya kaum mukminin yang shalihin.
Terhadap dirinya sendiri ia jujur serta berpenampilan luhur, sedangkan terhadap orang lain ia berperasaan lembut dan berahlak mulia, bersuri tauladan kepada insan teladan paling sempurna yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang telah diberi wasiat oleh Rabb-nya dengan firman-Nya , yang artinya ," : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka .....". [Qs. Ali Imran : 159]. Inilah hakekat kehidupan dan sifat seorang mukmin.
Segala puji bagi Allah yang menjadikan ujian dan musibah bagi
hamba-hamba-Nya sebagai rahmat dan penghapus dosa-dosa mereka
Allahu a'lam
sumber : Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halaby , Majalah Al-Ashalah ed 15, Th III 15 Dzul Qa'dah 1415H , Majalah As-Sunnah edisi 07/th III/1419, Abdullah bin Ali Al-Ju'atsin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar