1.
saat
kunci diputar ke posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk
kondisi stand-by,
2.
bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel
instrumen menyala.
3.
Saat
mesin hidup, Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control Module untuk
mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung menghubungkan motor dengan
batang setir.
4.
Salah
satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada
Control Module ketika setir mulai diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan
mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat
putarannya.
5.
Dengan
dua informasi tersebut, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai yang
dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses
memutar setir menjadi ringan. Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai
melaju. Sensor ini menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan
kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor
elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module.
Dengan
begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS
ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai
kebutuhan saja. Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari
sensor, Control Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS.
Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai
terjadi kerusakan. Selanjutnya, Control Module menonaktifkan motor elektrik dan
clutch akan melepas hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem
kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja,
maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan
terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.
Electric
Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik seperti:
1.
Control
Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
2.
Motor
elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.
3.
Vehicle
Speed Sensor: Terletak di girboks dan sebagai sensor data kecepatan mobil.
4.
Torque
Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module
jika setir mulai diputar oleh pengemudi.
5.
Clutch:
Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk menghubungkan
dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
6.
Noise
Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau
tidak.
7.
On-board
Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan menyala jika
ada masalah sengan sistem EPS.
electric
power steering system" dilihat dari system pemasangannya dibagi menjadi 2
tipe, antara lain (1) tipe 'rack-pinion' (2) tipe 'column'.
EPS ada 2 jenis
yaitu :
Fully
Electric,
Dalam sistem ini , secara
langsung gerakan kemudi dibantu oleh motor elektrik, yang letaknya tidak
menempel pada mesin melainkan pada steering
column. Electric power steering merupakan salah satu sistem terbaru
dan banyak diaplikasikan pada mobil generasi baru. Pada sistem power steering
full electric, motor elektrik bekerja langsung dalam membantu gerakan kemudi,
sehingga seluruh sistem power steering electrical bekerja secara electric
kemudian disalurkan menjadi energi mekanik.
Letak
sistem electric pada power steering ini adalah menempel pada batang kemudi /
rack dan gearbox steer.Mobil yang menggunakan power steering jenis EPS ini
adalah seperti Toyota Vios, Toyota Yaris, Suzuki Karimun, Toyota Crown, Suzuki
Swift dan Honda Jazz.
Dalam model Fully electric , pada dasarnya tetap
menggunakan tenaga bantuan motor elektrik. Maksuidnya adalah motor listrik bekerja langsung dalam membantu gerakan kemudi. Baik yang
letaknya menempel pada batang kemudi, seperti pada Toyota Yaris dan Vios. Juga
yang letaknya menempel pada rack steer seperti Honda Jazz, Suzuki Karimun dan
Swift. Bahkan pada generasi awal yang diterapkan Mazda Vantrend lansiran 1995
ataupun Toyota Crown keluaran 2005, di tempatkan pada gearbox steering.
Semi Electric,
motor elektrik sebagai
pendorong sistem hidraulik , dan masih dibantu tekanan minyak agar gerakan kemudi
menjadi ringan, letaknya juga telah tidak menempel di mesin. Umumnya digunakan
pada mobil eropa atau mobil lama yg masih menggunakan kerja hidrolik sebagai
sistem utama penggerak power steering ini. Pada semi electric, putaran motor
elektrik hanya dimanfaatkan untuk mendorong hidraulis.
Fungsi ini sebagai pengganti power steering pump yang menempel di mesin dan diputar oleh sabuk van belt. Letaknya tidak menempel pada mesin dan masih mengandalkan minyak untuk meringankan gerak setir melalui selang tekan dan selang balik dari minyak. Contoh mobil yang menggunakan jenis EPS ini adalah Mercedes Benz A-Class, Chevrolet Zafira.
Fungsi ini sebagai pengganti power steering pump yang menempel di mesin dan diputar oleh sabuk van belt. Letaknya tidak menempel pada mesin dan masih mengandalkan minyak untuk meringankan gerak setir melalui selang tekan dan selang balik dari minyak. Contoh mobil yang menggunakan jenis EPS ini adalah Mercedes Benz A-Class, Chevrolet Zafira.
Dalam
semi electric , putaran motor elektrik hanya dimanfaatkan
untuk mendorong hidraulis. Ini sebagai pengganti pompa power steering yang
menempel di mesin dan diputar oleh sabuk V-belt. Misalnya seperti pada
Chevrolet Zafira dan Mercedes Benz A-Class. Perangkat EPS yang digunakan
tentunya tidak lagi menempel pada mesin. Namun masih mengandalkan minyak untuk
meringankan gerak setir. Biasanya perangkat ini juga masih menggunakan slang
tekan dan slang balik dari minyak.
Kendaraan
yang menggunakan EPS mempunyai beberapa keuntungan karena dengan mengaplikasikan
electronic computer unit dalam mengatur putaran motor sesuai dengan gerak
kemudi dan tidak membebani mesin, sehingga putaran kemudi menjadi lebih
responsif dan konsumsi bahan bakar menjadi irit. Keuntungan lainnya, EPS dapat
lebih hemat dalam biaya perawatan (free
maintenance) dan didesain tidak mudah rusak karena sudah tidak
menggunakan komponen-komponen seperti pada sistem hidraulik power steering
(HPS).
Disini dinamo masih
harus meneruskan oli untuk membuat tekanan dalam racksteer
Hadirnya sistem ini memang relatif sebagai penyempurnaan sistem Power Steering konvensional. “Respons terhadap gerakan kemudi juga semakin baik dan lebih disesuaikan kondisi dibanding model konvensional .
Hadirnya sistem ini memang relatif sebagai penyempurnaan sistem Power Steering konvensional. “Respons terhadap gerakan kemudi juga semakin baik dan lebih disesuaikan kondisi dibanding model konvensional .
Kerja dinamo dalam meringankan putaran kemudi dideteksi
pertama kali oleh sensor yang kumumnya diletakkan pada poros batang kemudi (steering column). Gerakan
kiri-kanan oleh setir bakal diterima oleh sensor untuk diatur modul sebagai
otaknya.
Setelah ada gerakan setir yang cepat ataupun lambat, akan
dideteksi juga untuk disesuaikan menurut laju kendaraan. Semakin lambat laju
mobil, artinya akan semakin besar juga kebutuhan daya oleh motor eletrik. Hasil
perhitungan modul EPS akan mengatur besaran arus yang sesuai dengan
kebutuhannya. Masih dibutuhkan adanya tekanan hidraulik dalam sistem ini berarti kerja
simultan mulai dari sensor, modul dan dinamo masih diteruskan ke hidrolis lagi.
Sehingga kerja power steering secara elektrik hanya pada tahap awal saja.
Selanjutnya setelah kecepatan dinamo menciptakan tekanan minyak Power Steering dalam rangkaian racksteer.
Bagaimana
Electric Power Steering (EPS) bekerja ?
- Pada saat pengemudi memutar roda kemudi, sebuah sensor torsi kemudi mendapat sinyal posisi dan kecepatan rotasi dari roda kemudi.
- Sinyal dari sensor torsi kemudi tersebut dikirimkan ke EPS ECU (Electronic Control Unit), bersamaan sinyal lainnya dari ECM (Electronic Control Module) seperti kecepatan kendaraan dan kecepatan mesin.
- EPS ECU memerintah motor listrik untuk memberikan kemampuan daya putar tambahan pada steering rack dalam jumlah tertentu yang diperlukan.
- Daya putar tambahan tersebut disalurkan ke roda-roda sehingga roda kemudi menjadi lebih responsif.
Bersambung ……
Allahu a’lam
Semoga bermanfaat.
Sumber
: OtomotifNet , www.liektoyota.com ,
SRIPOKU.com, otmotive dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar