“Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yg lurus. (Qs. Al-Bayyinah : 5).
Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah berkata bhw , shalat mencakup setiap bacaan , dzikir
dan doa , dan menghimpun seluruh bagian ibadah dalam bentuk yg paling
sempurna. Sehingga ia lebih baik dibanding semua bentuk bacaan, dzikir dan doa
yg dilakukan selainnya, karena shalat mencakup semua bentuk ibadah
yg diaplikasikan oleh semua anggota tubuh. Shalat
harus dijadikan sbg pedoman kehidupan, baik lahir maupun batin. Dimana
hati, lisan dan perbuatannya menyatu dlm shalat.
حَٰفِظُوا۟ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلْوُسْطَىٰ وَقُومُوا۟
لِلَّهِ قَٰنِتِينَ
“Peliharalah semua shalat(mu), dan
(peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan
khusyu`.”(Qs. Al-Baqarah : 238).
قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ
وَذَكَرَ ٱسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan
diri, dan ia ingat nama Tuhannya, lalu ia (mendirikan) shalat. (Qs. Al-A’laa :
14-15)
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang
artinya ,” Sesungguhnya di dalam shalat terdapat kesibukan”, (dishahihkan
Al-albani dalam As-Silsilah ash-Shahihah).
Saudaraku, shalat adalah satu-satunya
saat seorang hamba dapat berkonsultasi langsung dengan Rabb Sang
Pencipta alam semesta. Saat itu tak ada
pengahalang antara hamba yang sedang shalat diahadapan Allah. Pengaruh cinta telah tampa jelas dalam shalat
, karena tidak ada yang lebih nikmat bagi seorang yang mencinta melebihi
nikmatnya berkhalwat bersama yang dicintai, agar dapat mendapatkan hasrat yang
didambakannya.
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم: ((إِنَّ اللهَ تعالى
قَالَ: مَنْ عَادَى لِيَ وَلِيًّا فَقَدْ اَذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ
عَبْدِى بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ
عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ
كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ،
وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا وَإِنْ
سَأَلَنِى أَعْطَيْتُهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِى لَأُعِيْذَنَّهُ)) رواه البخارى
Dari Abu Hurairah ra ia berkata, “Telah
bersabda Rasulullah SAW: Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa
memusuhi kekasih-Ku maka Aku menyatakan perang dengannya. Tiada sesuatu yang
lebih Aku sukai dari hamba-Ku melainkan ia mengerjakan amalan yang Aku wajibkan
kepadanya untuk mendekatkan diri kepada-Ku. Dan hamba-Ku selalu mengerjakan
amalan-amalan sunnah untuk mendekatkan diri kepada-Ku sehingga Aku
mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Aku merupakan pendengaran
yang ia pergunakan untuk mendengarnya, Aku merupakan penglihatan yang ia
pergunakan untuk melihatnya, Aku merupakan tangannya yang ia pergunakan untuk
bertindak, Aku merupakan kakinya yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya
dia meminta sesuata kepada-Ku pastilah Aku kabulkan, jika ia meminta perlindungan
kepada-Ku niscaya Aku beri perlindungan untuknya”. (HR: Bukhari)
Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya Allah
azza wa jalla berfirman:”Aku bersama hambaKu selama ia mengingatKu dan kedua
bibirnya (berzikir) untuk-Ku.[HR.Ibnu
Majah]
Abdullah bin Mas’ud ra berkata ,’barang siapa yang mendirikan
shalat maka ia mengetuk pintu sang Raja, dan siapa yang mengetuk pintu sang
Raja, niscaya alan dibukakan untuknya’.
Sesungguhnya cinta sejati cinta yang
paling tinggi dan paling mulia, paling bermanfaat, paling sempurna yakni
mencintai Allah Sang Maha Pencinta. Ini adalah muara dari segala cinta yang
terpuji, Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Cinta yang bermanfaat itu terbagi
tiga, yaitu: Mahabbatullah(Cinta kepada Allah), Mahabbah Fillah (Cinta karena
Allah) dan cinta kepada sesuatu yang membantu seseorang semakin taat
kepada Allah.”
Inilah kebersamaan khsusus
yang hanya dimiliki oleh hamba Allah yang shalih hamba yang dekat dengan-Nya. .
Dimana saat paling dekat antara hamba dengan Tuhan-nya adal saat
mendirikan shalat. Dengan shalat seorang hamba akan semakin
mudah untuk senantiasa taat kepada Tuhannya.
Umar bin Khaththab ra, pernah menulis
surat yang ditujukan kepada para pejabat waktu itu , yang isinya bahwa ‘ Urusan terpenting bagi kalian adalah shalat.
Barang siapa memelihara shalatnya berarti ia telah memelihara agamanya. Apabila
ia kehilangan shaltnya , maka ia lebih kehilangan akan hal-hal lainnya’.
Allahu a’lam
Sumber : Adz Dzill wa al-Inkisar lil
Aziz al Jabbar al-Khusyuk fi ash Shalat ash shalat ! ya ummati.. ; Imam
Zainuddin abil Faraj Abdur Rahman , http://quran.insanislam.com , Tafsir Al-Azhar ; Hamka, Khusyu’ ; Agus Mustofa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar