RIJAALUL FAJRI, hamba yang menghidupkan waktu pagi. Waktu pagi, menyimpan banyak keutamaan dan rahasia. Salah satunya adalah keutamaan zikir pagi yang dianjurkan untuk memperoleh banyak rahmat Allah SWT. “Dan sebarkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka pada waktu pagi dan petang untuk mengharapkan keridhaan-Nya” (Qs. Al-Kahfi: 28).
Waktu pagi juga waktu pergantian tugas malaikat malam dan siang. Rasulullah SAW menjelaskan dalam haditsnya bahwa waktu shubuh adalah masa di mana para malaikat malam naik ke langit digantikan dengan malaikat siang. Sungguh terasa indah jika saat-saat pergantian shift malaikat itu, kita sedang berada dalam kondisi taat kepada Allah Swt.
Saudaraku , marilah kita songsong kemualiaan waktu fajar dengan ketaqwaan. Sungguh indah bangun malam sebelum fajar, shalat malam, berdoa, tilawah Al-Qur'an, selanjutnya dilanjutkan dengan sholat sunnah sebelum subuh dan shalat subuh berjamaah di masjid.
Pagi adalah bagian dari waktu-waktu Allah yang terus berputar. Begitu banyak makna positif yang memberi spirit dan optimisme dalam hidup, yang datang m-nyertai pagi. Allah bahkan memuji waktu subuh, sebagaimana firman-Nya, yang artinya, “Dan demi Subuh apabila fajar-nya mulai menyingsing.” (QS At Takwir: 18), yang mungkin belum dapat kita singkap karena keterbatasan ilmu kita.
Beberapa hadist atau ucapan salafus solih yang sempat barangkali bisa menjadi penyemangat kita untuk memuliakan waktu fajar.
“Waktu fajar merupakan lembar kelahiran semua bentuk kebaikan”. Maka, perang jaman Nabi pun sering dilakukan pada waktu fajar .
“Waktu fajar adalah lambang kemenangan” . Jika ingin sukses, bangunlah dui waktu fajar dan jangan tidur lagi.
“Fajar adalah lambang kehidupan, lambang masa muda, tanda aktivitas, ciri kebenaran dan keadilan, dan waktu ini paling strategis karena hawa masih segar dan Allah membagi rizkiNya di waktu fajar”
“Sholat subuh merupakan tanda iman seseorang dan bebas dari sifat nifaq, karena waktu ini berat bagi orang yang belum terbiasa” .
Rasulullah SAW melarang tidur usai sholat subuh. Rasul pernah melihat Fatimah tidur setelah sholat subuh lalu segera dibangunkan.
“Sesungguhnya sholat yang paling berat atas orang munafik adalah sholat Isya dan subuh” (HR Bukhari Muslim)
Ibnul Qayyim, 'Waktu memiliki tiga makna dan dilandaskan pada tiga derajat. Di antara makna-makna itu adalah saat mampu dan benar, karena melihat cahaya karunia yang ditarik kebersihan harapan, atau karena ada perlindungan yang ditarik kebenaran ketakutan, atau karena kobaran rindu yang ditarik cinta.' (Madarijus Salikin)
Rasulullah saw yang selalu mengajak umatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan shalat sunnah dan shalat Shubuh berjamaah, bukan tanpa alasan. Di sana, di balik heningnya suasana pagi, ada banyak hikmah yg mendalam. Diantaranya; berlimpahnya pahala dari Allah, kesegaran udara subuh yang menyegarkan fisik, konsentrasi pikiran dan daya ingat yang kuat untuk menyambut datangnya hikmah dan ilmu-ilmu Allah SWT.
Konsentrasi dan kemampuan memahami di waktu subuh yang tenang, adalah suasana yang tidak pernah dilewatkan oleh para ulama. Mereka mendalami suatu ilmu, menggali dan merenungi hikmah dari banyak peristiwa yang mereka saksikan, sehingga benar-benar paham dan menguasai banyak ilmu.
Saudaraku, kunci keberkahan dimulai dari membiasakan diri mendirikan shalat Shubuh berjamaah di masjid. Dan bisa dibayangkan, jika setiap Muslim melakukan shalat Shubuh berjamaah di masjid dan mereka rajin melakukan zikir, keberkahan akan muncul. MArilah kita songsong keberkahan dan kemenangan di waktu pagi, dan hindarilah tidur di saat itu, karena sebenarnya kebiasaan itu hanya akan menjauhkan kita dari rezki Allah SWT.
Salah seorang murid Ibnu Jarir, Abu Bakar Asy Syajari mengisahkan, “Setelah selesai sarapan pagi, Ibnu Jarir Ath Thabari tidur sebentar dengan pakaian berlengan pendek. Setelah bangun, ia mengerjakan shalat Dhuhur. Lalu menulis hingga waktu Ashar tiba, kemudian keluar untuk shalat Ashar. Selanjutnya, ia duduk di majelis bersama orang-orang untuk mengajar sampai datang waktu maghrib. Setelah itu, mengajar fiqh serta pelajaran-pelajaran lain sampai masuk shalat Isya. Kemudian pulang ke rumah dan istirahat. Tengah malam ia bangun shalat malam dan menadalami ilmu-ilmunya.”
Kemuliaan pagi serta mudahnya akal menyerap ilmu di saat itu, pernah pula diingatkan Lukman Al Hakim kepada putranya, “Jangan sampai ayam jantan lebih cerdas daripada dirimu. Ia berkokok sebelum fajar, sementara kamu masih mendengkur tidur hingga matahari terbit.” (Tafsir AlQ urthubi)
Waktu-waktu shubuh di pagi hari adalah waktu yang oleh para ulama dianggap sebagai waktu terbaik untuk mendalami suatu ilmu. Suasana pagi yang tenang membuat konsentrasi dan kemampuan memahami meningkat.
Ibnu Jarir Ath Thabari, yang mampu menulis 40 halaman setiap hari selama 40 tahun, melakukan murajaah akan ilmu dan ide-ide yang akan dituangkan dalam tulisannya di awal-awal shubuh.
Fatimah ra, putri Rasulullah saw pernah bercerita, “Ayahku lewat di sampingku, sedang aku masih berbaring di waktu pagi. Lalu beliau menggerakkan badanku dengan kakinya dan berkata, “Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezki kepada hamba-Nya, antara terbi tfajar dengan terbit matahari.”" (HR Ahmad dan Baihaqi)
Aisyah ra berkata, “Rasulullah bersabda, “Berpagi-pagilah mencari rezeki karena sesungguhnya berpagi-pagi itu membawa berkah dan menghasilkan kemenangan.”
Lukman Al-Hakim pun mengingatkan anaknya tentang kemuliaan pagi dan mudahnya akal menyerap ilmu dengan mengatakan, “Jangan sampai ayam jantan lebih cerdas darimu. Ia berkokok sebelum fajar, sementara kamu masih mendengkur tidur hingga matahari terbit.”
Keberkahan subuh bukan hanya pada rezki. Rasulullah saw jika ingin mengirimkan tentaranya ke medan perang, dilepaskannya pada waktu pagi. Ketika berhijrah ke Madinah pun, beliau berangkat pada waktu pagi.
Shakhar, salah seorang sahabat beliau yang meriwayatkan hadits di atas, adalah seorang saudagar. Jika dia ingin mengirimkan barang-barang dagangannya, selalu dia lakukan pada pagi hari, dan itulah puncaknya Allah memberikan banyak kekayaan kepadanya.
Semoga kita selalu mendapat hidayah dari Allah SWT, untuk selalu memanfaat waktu fajar dengan ketaqwaan.
Sumber : Mukti Amini , Tarbawi Edisi 103 Th. 6/Muharram 1426 H/3 Maret 2005 M hal 11-14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar