Yakinlah ada, sisi yang menarik, bahwa sebenarnya orang lain terpengaruh dengan kita, bukan hanya karena kedudukan atau kekayaan kita, tapi masih banyak faktor lain sehingga sampai pada kondisi dimana kita bisa mempengaruhi orang lain. Bahasa gampangnya, bagaimana sih cara mempengaruhi orang lain?
Membujuk adalah salah satu kemampuan paling penting yang diperlukan seseorang untuk membuat orang lain mengikuti kehendaknya. Kemampuan ini tak hanya dapat diterapkan di dunia kerja, tetapi juga di rumah, atau dalam kehidupan sosial lainnya.
Bagaimanapun juga pemahaman terhadap teknik mempengaruhi (influence tactics) orang lain menjadi satu hal penting untuk dipelajari.Ada beberapa tips untuk anda bagaimana menjadi orang yang berpengaruh (bisa mempengaruhi orang lain) di lingkungan kita :
1. pikirkan bahwa orang lain itu penting bagi kita.
Kita harus meyakinkan diri bahwa orang lain itu penting . Kita mencoba untuk melakukan ini, dan cepat atau lambat sikap kita akan diketahui orang lain. Tentu kita harus berupaya melakukan itu dengan penuh ketulusan , hindarkan sikap pura-pura, jauhi tipu muslihat. Jangan kita menyembunyikan kepura-puraan, karena itu akan menghancurkan ketulusan kita. Kita tidak akan pernah bisa membuat orang lain penting dihadapan kita, kalau diam-diam kita merasa bahwa dia bukan siapa-siapa bagi kita.
Dr JB Rhine (pakar dari Unibversitas Duke), melakukan penelitian sekitar dua puluh tahun lamanya tentang persoalan ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sesuatu yang bersifat "ekstra fisik" pada diri manusia. Manusia lebih dari sekedar mesin. Manusia merupakan kesatuan sistem yang rumit dari fisik yang deterministik .
Semakin tinggi penghargaan kita terhadap orang lain sebagai sesuatu yang unik sifatnya, merupakan sesuatu yang lebih orisional dan kreatif daripada hanya semata-mata hubungan antar materi ruang-waktu-massa , maka semakin tertarik pula kita kepada mereka sebagai individu. Sehingga kecenderungan kita untuk menghargai mereka akan semakin besar pula. Urusan antar pribadi kita meningkat ke tingkat yang lebih tinggi menjadi perhatian, pengertian dan persabahatan timbal balik. Jadi orang yang punya pengaruh paling besar terhadap orang lain adalah orang yang berkeyakinan bahwa orang lain itu penting.
2. memperhatikan orang lain
Seringkali antar sadar maupun tidak kita sadari, kita hanya memikirkan kenyataan bahwa kita hanya memperhatikan hal-hal yang penting (menguntungkan) bagi kita saja. Kita lebih fokus pada hal-hal yang penting menurut pandangan atau sudut pandang kita saja.
Apabila kita memberikan perhatian kepada orang lain, maka cepat atau lambat kita akan mendapatkan balasan dari orang itu dalam bentuk yang kita inginkan juga. Yakinlah , bahwa apabila seseorang memperhatikan diri kita, maka berarti dia menaruh perhatian bahkan penghargaan pada diri kita. Dan itu bisa diartikan dia mengakui bahwa diri kita penting. Dia memberikan dukungan moral kepada kita. Pada saat itulah kita menjadi lebih ramah, lebih terbuka untuk bekerja sama, bersedia bekerja lebih keras.
Para psikolog dari universitas Michigan mengadakan sebuah penelitian, dengan kesimpulan bahwa memberikan tekanan untuk meningkatkan produksi akan berhasil dalam batas-batas tertentu. Namun hasil yang lebih baik akan dicapai bila motivasi intern seorang pekerja diolah dengan pernyataan dirinya, tekadnya dan rasa harga dirinya. Seseorang akan bekerja lebih baik , bila diperlakukan secara pribadi.
Para ahli juga memberi kesimpulan bahwa 90% kenakalan anak-anak kecil hanyalah sebagai bentuk atau cara mereka untuk mendapatkan perhatian dari orang tua.
Begitu juga dengan para kriminolog, banyak kejahatan dilakukan oleh orang-orang yang tidak pernah terpenuhi keinginannya untuk diperhatikan. Penyebab utama persoalan rumah tangga adalah keluhan masalah perhatian.
3. Jangan merasa menjadi majikan bagi orang lain.
Kita adalah manusia dan kita mempunyai kebutuhan yang sama (sebanding) untuk merasa penting seperti yang dimiliki orang lain. Setiap orang perlu untuk merasa dirinya penting dan merasa bahwa orang lain menyadari segi pentingnya. Hakikat manusia itu sendiri adalah netral. Kita sendirilah yang menggunakannya untuk keuntungan atau kerugian. Seperti halnya kita menggunakan pisau, tergantung kita menggunakannya untuk kepentingan yang mengeuntungkan atau merugikan.
Sudah menjadi dasar tabiat manusia bahwa kita punya kecenderungan untuk menonjolkan diri kita kepada orang lain bahwa kita adalah penting. Secara sadar atau tidak , kita ingin memberikan kesan itu.
Kadang-kala kita merasa bahwa apa yang kita lakukan lebih besar atau lebih berbobot daripada orang lain yang bercerita bahwa yang dilakukannya itu adalah suatu perbuatan besar . Bila seseorang bercerita kepada kita tentang kisahnya yang bagus, maka kita mulai memikirkan bahwa ada kisah kita yang lebih bagus dari yang ia ceritakan.
Kita mempunyai watak dasar kecenderungan kesan bahwa betapa pentingnya diri kita sehingga kita berusaha membuat orang lain merasa kecil, dan membuat diri kita tampak lebih besar.
Kita juga cenderung mudah mengeluarkan kalimat-kalimat bernada permintaan bahkan perintah. Padahal substansinya sama, dan seharusnya kita bisa mengelolanya menjadi kalimat yang lebih bijak. Contoh : " ceritakan peristiwa itu kepada saya",
Bukankah akan lebih menarik bila kita katakan ," Menarik juga peristiwa itu, kalau saja saya bisa tahu lebih detail, saya akan dengarkan".
Allahu a'lam
Kita harus meyakinkan diri bahwa orang lain itu penting . Kita mencoba untuk melakukan ini, dan cepat atau lambat sikap kita akan diketahui orang lain. Tentu kita harus berupaya melakukan itu dengan penuh ketulusan , hindarkan sikap pura-pura, jauhi tipu muslihat. Jangan kita menyembunyikan kepura-puraan, karena itu akan menghancurkan ketulusan kita. Kita tidak akan pernah bisa membuat orang lain penting dihadapan kita, kalau diam-diam kita merasa bahwa dia bukan siapa-siapa bagi kita.
Dr JB Rhine (pakar dari Unibversitas Duke), melakukan penelitian sekitar dua puluh tahun lamanya tentang persoalan ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sesuatu yang bersifat "ekstra fisik" pada diri manusia. Manusia lebih dari sekedar mesin. Manusia merupakan kesatuan sistem yang rumit dari fisik yang deterministik .
Semakin tinggi penghargaan kita terhadap orang lain sebagai sesuatu yang unik sifatnya, merupakan sesuatu yang lebih orisional dan kreatif daripada hanya semata-mata hubungan antar materi ruang-waktu-massa , maka semakin tertarik pula kita kepada mereka sebagai individu. Sehingga kecenderungan kita untuk menghargai mereka akan semakin besar pula. Urusan antar pribadi kita meningkat ke tingkat yang lebih tinggi menjadi perhatian, pengertian dan persabahatan timbal balik. Jadi orang yang punya pengaruh paling besar terhadap orang lain adalah orang yang berkeyakinan bahwa orang lain itu penting.
2. memperhatikan orang lain
Seringkali antar sadar maupun tidak kita sadari, kita hanya memikirkan kenyataan bahwa kita hanya memperhatikan hal-hal yang penting (menguntungkan) bagi kita saja. Kita lebih fokus pada hal-hal yang penting menurut pandangan atau sudut pandang kita saja.
Apabila kita memberikan perhatian kepada orang lain, maka cepat atau lambat kita akan mendapatkan balasan dari orang itu dalam bentuk yang kita inginkan juga. Yakinlah , bahwa apabila seseorang memperhatikan diri kita, maka berarti dia menaruh perhatian bahkan penghargaan pada diri kita. Dan itu bisa diartikan dia mengakui bahwa diri kita penting. Dia memberikan dukungan moral kepada kita. Pada saat itulah kita menjadi lebih ramah, lebih terbuka untuk bekerja sama, bersedia bekerja lebih keras.
Para psikolog dari universitas Michigan mengadakan sebuah penelitian, dengan kesimpulan bahwa memberikan tekanan untuk meningkatkan produksi akan berhasil dalam batas-batas tertentu. Namun hasil yang lebih baik akan dicapai bila motivasi intern seorang pekerja diolah dengan pernyataan dirinya, tekadnya dan rasa harga dirinya. Seseorang akan bekerja lebih baik , bila diperlakukan secara pribadi.
Para ahli juga memberi kesimpulan bahwa 90% kenakalan anak-anak kecil hanyalah sebagai bentuk atau cara mereka untuk mendapatkan perhatian dari orang tua.
Begitu juga dengan para kriminolog, banyak kejahatan dilakukan oleh orang-orang yang tidak pernah terpenuhi keinginannya untuk diperhatikan. Penyebab utama persoalan rumah tangga adalah keluhan masalah perhatian.
3. Jangan merasa menjadi majikan bagi orang lain.
Kita adalah manusia dan kita mempunyai kebutuhan yang sama (sebanding) untuk merasa penting seperti yang dimiliki orang lain. Setiap orang perlu untuk merasa dirinya penting dan merasa bahwa orang lain menyadari segi pentingnya. Hakikat manusia itu sendiri adalah netral. Kita sendirilah yang menggunakannya untuk keuntungan atau kerugian. Seperti halnya kita menggunakan pisau, tergantung kita menggunakannya untuk kepentingan yang mengeuntungkan atau merugikan.
Sudah menjadi dasar tabiat manusia bahwa kita punya kecenderungan untuk menonjolkan diri kita kepada orang lain bahwa kita adalah penting. Secara sadar atau tidak , kita ingin memberikan kesan itu.
Kadang-kala kita merasa bahwa apa yang kita lakukan lebih besar atau lebih berbobot daripada orang lain yang bercerita bahwa yang dilakukannya itu adalah suatu perbuatan besar . Bila seseorang bercerita kepada kita tentang kisahnya yang bagus, maka kita mulai memikirkan bahwa ada kisah kita yang lebih bagus dari yang ia ceritakan.
Kita mempunyai watak dasar kecenderungan kesan bahwa betapa pentingnya diri kita sehingga kita berusaha membuat orang lain merasa kecil, dan membuat diri kita tampak lebih besar.
Kita juga cenderung mudah mengeluarkan kalimat-kalimat bernada permintaan bahkan perintah. Padahal substansinya sama, dan seharusnya kita bisa mengelolanya menjadi kalimat yang lebih bijak. Contoh : " ceritakan peristiwa itu kepada saya",
Bukankah akan lebih menarik bila kita katakan ," Menarik juga peristiwa itu, kalau saja saya bisa tahu lebih detail, saya akan dengarkan".
Allahu a'lam
Sumber : Les Giblin, Cara memiliki keyakinan dan kekuasaan, majalah Saksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar