Allah SWT sendiri yang memerintahkan langsung ibadah ini kepada Rasul-Nya. Tepatnya ketika Nabi melakukan Isra Mi’raj hingga sampai di Sidratul Muntaha.
Saat itu , Allah memerintahkan Rasulullah untuk melaksanakan shalat dengan perintah-Nya secara langsung. Sungguh karena nilai keagungan dari ibadah ini. Dan ini menjadikan bukti utama akan urgensi shalat dalam kehidupan manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Rabbnya.
Sebagaimana firman-Nya :
وما أمروا إلا ليعبدوا اﷲ مخلصين له ﭐلدين حنفا ويقيموا ﭐلصلو ة ويؤ تو اآلزكوة ﹲ وذلك ديد ﭐلقيمة﴾
“ Padahal mereka tiduk disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan demikian itulah agama yang lurus ,” (Qs. Al-Bayyinah : 5).
Ibadah shalat juga telah diwajibkan kepada umat-umat terdahulu, sebagaimana firman-Nya melelui lisan nabi Ibrahim, yang artinya ,”Ya Rabbku, jadikanlah aku dan nak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Rabb kami, perkenankanlah doaku ,” (Qs. Ibrahim : 40).
Sebagaimana allah berfirman melalui lisan Nabi Isa as, yang artinya ,” Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup “, (Qs. Maryam : 31).
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Kemudian ia membawaku ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba aku melihat dedauanannya yang laksana telinga gajah dan buah-buahnya seperti mutiara “.
Beliau melanjutkan, yang artinya ,” Maka taktala ia tertutup berkat perintah dari Allah , ia (Sidratul Muntaha) pun berubah dan tidak satupun makhluk Allah yang dapat menggambarkan keindahannya. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadaku dan Dia mewajibkan limapuluh shalat dalam sehari semalam kepadaku. Aku lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga kulewati Nabi Musa as kemudian ia (Musa) berkata kepadaku, yang artinya,” Apa yang diwajibkan Allah atas umatmu ?”.
Rasulullah menjawab, yang artinya ,” Dia mewajibkan limapuluh kali shalat (dalam sehari semalam)”.
Musa berkata, yang artinya ,”Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan kepada-Nya, karena umatmu tidak akan mampu melaksanakan hal yang demikian itu “.
Maka akupun (Rasulullah) kembali menghadap Allah, lalu Dia memberi keringanan kepadaku dengan lima kali shalat ...”.
Beliau bersabda, yang artinya ,” Dan aku terus kembali menghadap Allah dan turun kepada Nabi Musa as hingga Allah berfirman, (yang artinya) ,“ Wahai Muhammad, itulah shalat lima waktu sehari semalam. Setiap satu sahalt bernilai sepuluh kali shalat. Dengan demikian , pahalany sama dengan limapuluh kali shalat “, ( Hr Al Bukhari III,3674, dan Muslim I/145, 162).
Keagungan sahal juga tercermin dari hadits riwayat Mua’dz bin Jabal ,bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Pangkal semua perkara adalah Islam , tiangnya adalah shalat, dan puncak keluhurannya adalah jihad ,” (Hr At-tirmidzi X/101,2825, dimana Al Albani menshahihkan dalam Silsilah Ash Shahihah III/114).
Sebagaimana Makhul meriwayatkan dari Ummu Aiman, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja,maka ia terbebas dari tanggungan Allah dan Rasul-Nya,” (Hr Ahmad VI/421, Al Albani menshahihkan dalam Shahih Al Jami’ ,7339).
Sebagaiman diriwayatkan oleh Buraidah ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya,” Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat. Maka barang siapa yang meninggalkannya , sungguh ia telah kafir ,” (Hr Timidzi V/13, Nasa’i I/231, Al Albani menshahihkan dalam Shahih At Targhib I/137).
Sungguh, shalat akan menumbuhkan kententraman jiwa dan ketenangan batin, serta menghindarkan kelalaian yang dapat memalingkan seorang hamba dari risalah Allah.
Allahu a’lam
Sumber : ا لتدا و ي با لإ ستغفار، بالصدقة ، بالدعاء ، بالقرآن، بالصلا ة، بالصوم Hasan bin Ahmad Hamman
Ibadah shalat juga telah diwajibkan kepada umat-umat terdahulu, sebagaimana firman-Nya melelui lisan nabi Ibrahim, yang artinya ,”Ya Rabbku, jadikanlah aku dan nak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Rabb kami, perkenankanlah doaku ,” (Qs. Ibrahim : 40).
Sebagaimana allah berfirman melalui lisan Nabi Isa as, yang artinya ,” Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup “, (Qs. Maryam : 31).
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Kemudian ia membawaku ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba aku melihat dedauanannya yang laksana telinga gajah dan buah-buahnya seperti mutiara “.
Beliau melanjutkan, yang artinya ,” Maka taktala ia tertutup berkat perintah dari Allah , ia (Sidratul Muntaha) pun berubah dan tidak satupun makhluk Allah yang dapat menggambarkan keindahannya. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadaku dan Dia mewajibkan limapuluh shalat dalam sehari semalam kepadaku. Aku lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga kulewati Nabi Musa as kemudian ia (Musa) berkata kepadaku, yang artinya,” Apa yang diwajibkan Allah atas umatmu ?”.
Rasulullah menjawab, yang artinya ,” Dia mewajibkan limapuluh kali shalat (dalam sehari semalam)”.
Musa berkata, yang artinya ,”Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan kepada-Nya, karena umatmu tidak akan mampu melaksanakan hal yang demikian itu “.
Maka akupun (Rasulullah) kembali menghadap Allah, lalu Dia memberi keringanan kepadaku dengan lima kali shalat ...”.
Beliau bersabda, yang artinya ,” Dan aku terus kembali menghadap Allah dan turun kepada Nabi Musa as hingga Allah berfirman, (yang artinya) ,“ Wahai Muhammad, itulah shalat lima waktu sehari semalam. Setiap satu sahalt bernilai sepuluh kali shalat. Dengan demikian , pahalany sama dengan limapuluh kali shalat “, ( Hr Al Bukhari III,3674, dan Muslim I/145, 162).
Keagungan sahal juga tercermin dari hadits riwayat Mua’dz bin Jabal ,bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Pangkal semua perkara adalah Islam , tiangnya adalah shalat, dan puncak keluhurannya adalah jihad ,” (Hr At-tirmidzi X/101,2825, dimana Al Albani menshahihkan dalam Silsilah Ash Shahihah III/114).
Sebagaimana Makhul meriwayatkan dari Ummu Aiman, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja,maka ia terbebas dari tanggungan Allah dan Rasul-Nya,” (Hr Ahmad VI/421, Al Albani menshahihkan dalam Shahih Al Jami’ ,7339).
Sebagaiman diriwayatkan oleh Buraidah ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya,” Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat. Maka barang siapa yang meninggalkannya , sungguh ia telah kafir ,” (Hr Timidzi V/13, Nasa’i I/231, Al Albani menshahihkan dalam Shahih At Targhib I/137).
Sungguh, shalat akan menumbuhkan kententraman jiwa dan ketenangan batin, serta menghindarkan kelalaian yang dapat memalingkan seorang hamba dari risalah Allah.
Allahu a’lam
Sumber : ا لتدا و ي با لإ ستغفار، بالصدقة ، بالدعاء ، بالقرآن، بالصلا ة، بالصوم Hasan bin Ahmad Hamman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar