Bila seorang hamba telah terbelenggu dengan kekuatan energi negatif. Maka dia akan menjadi budaknya, emosi telah membelenggunya untuk melakukan apasaja tanpa melalui proses pemikiran panjang. Informasi sekitar yang masuk kedalam diri, terlepas dari filter fungsi otak sehingga mengalir tanpa melalui proses pemikiran. Hal ini akan berakibat pada bentuk dorongan keinginan memenuhi jiwanya , dimana akhirnya akan menjaelma menjadi penyakit hati.
Fungsi indera telinga kita mendengar berita bahwa salah satu tetangga membeli mobil baru. Indera mata segera membuktikan bagaimana cantiknya mobil baru itu, indera mata selanjutnya menginformasikan kepada indera perasaana (hati) bahwa mobil tersebut memang benar cantik.
Selanjutnya fungsi otak berpikir bila dia bisa , mengapa kita tidak. Serupa dengan fugsi hati, keinginan memiliki mobil tersebut semakin besar . Kenyataanini diperkuat dengan informasi indera lain, yang memberikan respon agar hamba terbut benar-benar bisa memiliki mobil seperti itu , dengan apapun caranya.
Penyakit hati yang timbul , akan mendorong segala upaya yang bisa dilakukan bahkan jalan yang haram pun dilakukan. Penyakit hati tak akan pernah merasa puas, dan makin lama menimbulkan bibit penyakit baru yaitu iri dan dengki.
Firman Allah, yang artinya ,” Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat “. (Qs Al-Hajj : 53).
Allah menjelaskan dalam ayat ini, bahwa melaui penyakit hati , seorang hamba akan selalu diperbudak oleh perbuatan-perbuatan yang menyimpang dan mempunyai watak yang kasar.
Firman Allah, yang artinya ,” Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka seksa yang pedih , disebabkan mereka berdusta ,” (Qs. Al-Baqarah : 10).
Saudaraku , kita harus terus berupaya membersihkan penyakit hati ini. Hati yang sudah tertutup, berarti ia telah melepaskan diri dari keberkahan sinaran cahaya Illahi , dan semakin menjauh.
Sesungguhnya keberhasilan seorang hamba tidak serta merta karena otak cerdas, dst. Namun lebih dari itu adalah kekuatan inner (pusat) dari kesadaran spiritual juga merupakan factor yang sangat penting.
Hati manusia yang semakin gelap, maka dalam dirinya justru semakin bangga dengan perliaku dosa yang dia lakukan. Sehingga setan berkata ,’satu lagi yang dapat kusesatkan, kelak ia akan menyesal dan mengutuk dirinya’.
Lalu bagaimana mengatasi kegelapan hati?
Bagaimana agar hati kita kuat dan tangguh, mempunyai jiwa yang bersinar terang?
Jawaban paling tepat adalah mendirikan shalat. Mendirikan shalat jelas berbeda dengan mengerjakan shalat.
Dengan shalat yang khusyu , dengan mengingat Allah , kita bisa membersihkan segala macam penyakit hati. Allah menciptakan manusia agar mereka selalu mengingat-Nya.
Firman Allah , yang artinya ,” Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta ,” (Qs. Taha : 124).
Sauadraku marilah kita menyadari kelemahan yang ada dalam diri kita. Bukti keimanan adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah, bertawakal kepada-Nya, percaya akan janji-Nya, ridha dengan ciptaan-Nya, berbaik sangka kepada-Nya.
Ketika kita semakin mendekat kepada Allah, ketenangan akan selalu menghampiri kita.
Ketenangan dan ketentraman hati, akan membersihkan penyakit hati.
Allahu a’lam.
Sumber : Hendra setiawan (Agar selalu ditolong Allah), Muh Makhdlori menyingkap mukjizat rahasia shalat dhuha).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar