Firman Allah
صرا ط الذ ين انعمت عليهم ْ غير المغضو ب عليهم ولا الضا لين
“ (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai , dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat, “ Qs.Al-Fatihah : 7).
Allah juga menjelaskan orang orang yang mendapatkan kenikmatan ini,sebagaimana dalam firmannya, yang artinya ,” Siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu :para Nabi, para shiddiqin (orang-orang yang jujur), syuhada’ , dan shalihin (orang-orang salih). Dan mereka itulah teman sebaik-baiknya “, (Qs. An-Nisa’ : 69).
Para Rasul (Nabi) adalah mereka yang dipilih Allah dan diturunkan jalam yang lurus kepadanya agar menyeru kepada manusia untuk berjalan di jalan lurus itu.
Ash-shidiqin, adalah hamba-hamba yang membenarkan jalan para Rasul (Nabi)-Nya , jalan yang lurus , dengan tanpa ada rasa keraguan.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,” Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah,mereka itulah orang-orang yang benar ,” (Qs. Al-Hujurat : 15).
Asy-syuhada, adalah mereka yang rela mengorbankan dirinya demi jalan yang lurus.
Ash-Shalihin, adalah mereka yang kehidupannya mengikuti metode yang dibawa para Rasul yaitu jalan yang lurus.
Adapun hamba-hamba yang tersesat dari metode jalan yang lurus, adalah orang orang yang yang mendapatkan murka dari Allah dan orang-orang yang tersesat dari jalan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencapai metode yang benar dan belum berhasilmeraih jalan yang lurus.
Saudaraku,untuk mencapai jalan yang lurus menuntut dua langkah yang amat menentukan : yaitu ;
a. Lurusnya ilmu.
b. Lurusnya tujuan dan terbebasnya tujuan tersebut dari hawa nafsu.
Umumnya kebanyakan manusia sudah tersesat sejak langkah pertama karena sesatnya ilmu yang mereka miliki. Sehingga tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Meeka menyangka bahwa jalan yang mereka tempuh adalah jalan yang lurus, padahal tidak.
Sebagaimana Dia berfirman, yang artinya ,” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya ,” (Qs. Al- Kahfi : 104).
Adapaun kelompok yang dimurkai, adalah rang-orang yanag mengerti kebenaran dan telah menempuh jalan pertama, namun tujuan mereka tidak benar. Kelompok ini megetahu akan kebenaran, namun mereka menyimpang darikebenaran, karena buruk dan jahat niat yang mereka miliki.
Adapaun kelompok yang dimurkai, adalah rang-orang yanag mengerti kebenaran dan telah menempuh jalan pertama, namun tujuan mereka tidak benar. Kelompok ini megetahu akan kebenaran, namun mereka menyimpang darikebenaran, karena buruk dan jahat niat yang mereka miliki.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya,” Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat)kemurkaan ,” (Qs. Al-Baarah :90).
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” Katakanlah ,” Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah? “, (Qs. Al-Maidah : 60).
Sebuah khabar dari Rasulullah yang diriwayatkan oleh Adi bin Hatim, yang mengelompokkan manusia kedalam tiga kelompok , yaitu :
Sebuah khabar dari Rasulullah yang diriwayatkan oleh Adi bin Hatim, yang mengelompokkan manusia kedalam tiga kelompok , yaitu :
- Kelompok pertama, adalah orang-orang yang mendapatkan nikmat dari Allah dan semoga Allah menjadikan kita termasuk didalamnya. Yaitu orang-orang yang mengerti kebanaran dan mempunyai komitmen tinggi untuk menjalankannya sehingga ilmu dan niat yang mereka miliki dimanfaatkan untuk menyusuri jalan yang lurus.
- Kelompk kedua, al-Magdhubi ‘alaihim, merea adalah orang-orang yang mengerti kebenaran, namun membelot darinya, sehingga niat dan jalannya menjadi tersesat.
- Kelompok ketiga, adh-dhallin, yaitu orang-orang yang tersesat dari kebenaran, karena ilmu yang mereka miliki adalah tersesat.
Semoga Allah selalu memberikan nikmat-Nya sehingga kita bisa tetapkonsisten berjalan di jalan-Nya yang lurus.
Allahu a’lam
Sumber : Kaifa Takhsya’u fi Shalatika wa tadfa’u min Wasawisika , syaikh Mu’min Fathi al-Haddad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar