Ketika sedang shalat, atau ketika sedang bekerja, seringkali pikiran kita terombang-ambing , meloncat dari satu hal ke hal lain. Kita menjadi sulit memfokuskan pikiran sehingga proses pekerjaan menjadi terhambat.
Konsentrasi merupakan faktor utama pendukung produktivitas, tanpa mempertahankan konsentrasi yang tinggi sulit mengharapkan hasil kerja yang memuaskan. Memang kesuksesan dalam banyak hal , membutuhkan perhatian yang terarah dan konsentrasi yang tinggi.
Kawan, musuh besar yang menghambat kita berkonsentrasi , sebenarnya adalah daya kemauan diri dan disiplin diri kita dengan apa yang sedang kita kerjakan. Selama kita masih menyerah dengan situasi , maka daya kemampuan kita juga akan melemah. Taktala daya kemauan kita melemah, maka pikiran ikut terombang-ambing oleh keadaan-keadaan sekeliling, bahkan pikiran liarpun mulai menyerang.
Ada beberapa tips untuk anda untuk melatih atau mempertahankan tingkat konsentari anda ketika dalam situasi mulai melemahnya konsentrasi.
Dibawah ini , ada beberpa teknik untuk melatih mempertahankan konsentrasi saat bekerja ;
- Five more
Teknik sederhana ini untuk men-stretch batas kita sendiri. Teknik ini dapat kita pergunakan misalnya pada saat kita sudah mulai jenuh, ingin berhenti atau pada saat pikiran mulai melayang kemana-mana. Cobalah untuk mengatakan pada diri sendiri, seperti : tambah lima lagi, misalnya tambah lima paragraf lagi, tambah lima belas menit lagi, lima hitungan lagi dst.
Intinya dalah kita mengatakan pada diri sendiri untuk bertahan beberapa saat lagi, sebelum kita menghentikan aktivitas pekerjaan kita. - Kaca mata kuda
Terus pertahankan fokus anda ke depan dan jangan terganggu oleh kondisi sekitarnya. Benar seperti kuda pedati, yang ditutup matanya supaya mereka tetap tidak terganggu konsentrasinya. Cara ini cukup efektif apabila kita bisa berjanji pada diri sendiri , untuk berupaya tetap fokus pada satu pekerjaan tertentu. Jangan sampai misalnya, kita lagi sbuk bikin materi presentasi untuk esok pagi, tiba-tiba teringat barang belanjaan.
Jika masih memungkinkan hal lain ditunda, selesaikan pekerjaan utama kita saat ini dan katakan bahwa setelah selesai proses pekerjaan utama baru kita mengurusi hal lain. - Karantatina
Dengan teknik ini , anda bisa berupaya mengatasi ataupun menghindari hal-hal uyang biasanya mengganggu atau menjadi sumber pengganggu konsentrasi anda. Misalnya , jika Telepon anda merupakan gangguan, maka non aktifkan sejenak atau meminta orang lain untuk mengangkatkan untuk anda untuk sementara waktu. Atau barangkali anda bisa menemukan tempat yang pas cocok untuk berkonsentrasi , sehingga anda bisa mengasingkan diri ke tempat itu sejenak , selanjutnya menyelesaikan pekerjaan. - Teknik sogokan,
Kawan, sebenaranya pikiran kita pun senang diberikan sogokan , atau iming-iming hadiah atau apapun namanya . Umumnya teknik ini kita gunakan sehari-hari dalam lingkungan keluarga kita, misalnya, ketika anak mulai malas belajar, maka kita menggunakan teknik ini untuk memacu semangat anak dengan berkata ,’ Kalau belajarnya rajin dan nilai ulangan bagu, nanti papa belikan sepatu baru’.
Kitapun dapan menggunakan teknik ini untuk pikiran kita sendiri, dengan mengatakan pada diri sendiri, anda bahwa jika saya menyelesaikan pekerjaan ini lebih cepat, maka saya akan punya lebih banyak waktu untuk menikmati istriahat. - Bel istirahat.
Kita tentu masih teringat jaman sekolah dulu, bel tanda istirahat adalah hal-hal yang ditunggu-tunggu ketika kita sudah mulai jenuh belajar di kelas. Bunyi bel seakan merupakan jawaban jitu ketika pikiran kita sudah penat. Anak-anak tentu gembira , berlarian keluar kelas , bebas , bebas istirahat maupun cari jajanan diluar. Ketika bel berbunyi lagi, semua bersiap untuk berkonsentrasi lagi di kelas masing-masing.
Begitu pula kita saat ini, kita juga membutuhkan bel istirahat dalam pekerjaan, karena sudah terlalu jenuh kita beraktivitas. Hanya saja jangan terlalu lama istirahatnya. - Ganti frekuensi.
Teknik ini juga sederhana, yakni membantu kita tetap berkonsentrasi dengan cara mengganti saluran yang lain, agar kita tidak terlalu jenuh dengan pekerjaan rutinitas. Seperti kita pindah chane tv agar tida bosen . Dengan demikian taktala ada kesempatan lagi , kita kembali ke chanel atau gelombang saliran utama pekerjaan kita.
Semoga bermanfaat
Allahu a'lam
Sumber : Anthony Di Martin, Bisnis Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar