Ilusi pikiran adalah salah satu penyebab dari ketidakbahagiaan seseorang. Kita harus berhati-hati dengan pikiran kita, karena pikiran bisa mengubah takdir. Untuk itu kita harus mulai menyeleksi pikiran-pikiran yang masuk maupun keluar. Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi dalam Al Khawathir, menyatakan bahwa pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilainya baik dan lebih menjamin masa depan diri dan keluarganya.
Dalam Quwwat al-tahakhum fi al-Dzat, Dr Ibrahim Elfiky, menyatakan bahwa hari ini anda tergantung pada pikiran yang datang saat ini . Esok anda ditentukan oleh kemana pikiran membawa anda.
Jack Canfield – Mark Victor Hansen dalam Allddin Factor, menyatakan bahwa setiap hari menusia menghadapi lebih dari 60.000 pikiran yang masuk. Dalam kondisi ini seleksi dan pengarahan pikiran sangat dibutuhkan. Mengingat berdasar penelitian Fak kedokteran Universitas San Francisco tahun 1986, bahwa 80% pikiran bersifat negatif. Kondisi ini rentan mempengaruhi perasaan, perilaku serta penyakit jiwa dan fisik. Jadi kita harus lebih berhati-hati dalam memilih pikiran di benak kita.
Saudaraku, bila kita tidak ingin meletakkan sesuatu yang berbahaya dalam tubuh kita, mengapa kita harus mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang berpengaruh negatif terhadap kesehatan jiwa dan raga.
Mengapa kita harus mengisi gizi pikiran kita dari keranjang sampah?
Karena kita tidak bisa membendung informasi yang masuk ke benak / pikiran kita . Kini sudah saatnya kita memilih , meyeleksi makanan pikiran yang masuk.
Untuk memwujudkan itu kita harus tawakal kepada Allah. Kita harus mulai memahami arti pikiran dan kekuatannya.
Pikiran adalah kekuatan.
Dalam Al-Qur’an telah membedakan anatara hamba yang berilmu dan tidak. Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,” katakanlah, “ Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?”, (Qs. Al- Zumar : 9).
Edmun Spencer menyatakan bahwa , pikiran yang membuat anda baik menjadi buruk,bahagia menjadi sengsara,kaya menjadi miskin.
Budha menyatakan bahwa kita adalah apa yang dipikirkan. Kita semua bangkit dari pikiran. Dengan pikiran kami membuat dunia.
Saudaraku, kehidupan adalah skenario yang kita ciptakan sendiri,kita sendiri yang mengintre-prestasikan hidup ini.
Dalam kehidupan dan perilaku kita berlaku adanya mindset. Disetiap ruang dan waktu kita tidak terlepas dari mindset. Midset adalah sekumpulan pikiran yang terjadi berkali-kali diberbagai tempat dan waktu yang diperkuat dengan keyakinan dan proyeksi sehingga menjadi kenyataan yang dapat dipastikan di suatu tempat dan waktu yang sama (Dr. Ibrahim Elfiky).
Saudaraku, berfikir negatif adalah candu yang merusak. Elanor Roosevelt , menyatakan bahwa manusia bisa saja berbuat salah namun yang tidak dibenarkan adalah mempertahankan sesuatu yang negatif dan mengulanginya sehingga menjadi kenyataan.
Pada tahun 1986 , Fakultas kedokteran di San Fransico mengadakan penelitian tentang hubungan pikiran dan tubuh dalam hal merebaknya penyakit, baik penyakit jiwa maupun pe-nyakit fisik. Hasil penelitian menegaskan bahwa lebih dari 95% penyebab munculnya penyakit bersumber dari akal.
Dimana Akal berpikir, lalu mengirimkan pesan ke tubuh. Selanjutnya tubuh merespon. Respon inilah yang mempengaruhi tubuh.
Pikiran negatif membuat sistem syaraf menjadi tegang. Sistem kekebalan tubuh pun merespon dengan mengerahkan pasukan untuk melindungi. Tarikan nafas menjadi pendek dan cepat, tekanan darah meningkat, suhu tubuh berubah dan kadar adrenalin bertambah. Akhirnya ketidakseimbangan tubuh pun terganggu. Pikiran negatif , membuat seseorang menjadi cemas, gelisah hingga frustasi.
Saudaraku, pikiran anda adalah alat. Anda bisa memilih pikiran-pikiran apa saja untuk melakukan sesuatu. Andalah satu-satunya orang yang dapat mengontrol pikiran anda sendiri. Bukan guru anda , bukan atasan anada, bukan orang tua anda. Dan bukan lingkungan anda. Karena hanya alat maka bagaimana menggunakan alat itu , inilah yang terpenting.
Saudaraku, mulai saat ini berdoalah dan serahkanlah seluruh permasalahan ini kepada Allah, Tuhan Yang Maha Mencipta. Jangan pernah meninggalkan satu permasalahanpun pada diri anda. Kita harus benar-benar menyerahkan seluruh masalah hidup kita kepada-Nya. Biarkanlah Allah yang bekerja untuk kita. Allah Maha Menyelesaikan setiap masalah.
Allahu a’lam
Sumber : Quwwat El Tafkir, Dr Ibrahim Elfiky, Gagal itu indah, Yusran Pora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar