Mengeluh kepada Allah tidak bertentangan dengan sikap sabar, sebagaimana firman Allah dimana Nabi Ya’qup berkata , yang artinya , “ Sesungguhnya aku mengeluhkan keadaanku dan kesedihanku hanya kepada Allah , “ (Qs. Yusuf : 86).
Begitu pula dengan Nabi Ayyub as, yang disebutkan Allah dalam firman-Nya, bahwa Ayyub berkata ,yang artinya ,” Sesungguhny aku telah ditimpa penyakit dan Engkau (Allah) adalah Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang ,” (Qs Al-Anbiyaa ‘ :83).
Saudaraku, mengeluhkan penderitaan hanya kepada Allah SWT adalah bagian dari kesabaran. Dan bertentangan dengan eksabaran adalah mengeluhkan kepada selain Allah, sebagaimana sebagaian orang mengeluhkan kepada orang lain akan penderitaan dirinya.
Dalam hadits Abu Hurairah, disebutkan keutamaan menahan diri dari mengeluh kepada selain Allah. Dimana Rasulullah bersabda, yang artinya , “ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ,” Jika Aku menimpakan musibah kepada hamba-Ku yang mukmin, lalu ia tidak mengeluhkan Aku kepada para penjenguknya, maka Aku akan melepaskannya dari tawanan-Ku, kemudian Aku gantikan kepadanya daging yang lebih baik daripada dagingnya dan darah yang lebih baik daripada darahnya, kemudian ia akan memulai pekerjaan ,” (Hr Hakim-Baihaqi).1.
Adapun orang sakit yang memberitahukan penyakitnya tidak dengan cara mengeluh, akan tetapi henay menjawab pertanyaan orang lain yang bertanya tentang keadaanya, atau kepada dokter, maka ini boleh dan tidak bertentangan dengan sikap sabar. Sebagaimana Rasulullah berkata kepada Ibn Mas’ud ra,yang artinya ,” Sesungguhnya aku sakit demam panas sebagaimana demam panas dua laki-laki daripada kamu “.
Ketika Aisyiah ra berkata,’ Aduh, sakit kepalaku ‘. Rasulullah berkata, “Bahkan aku juga sakit kepala”.
Ibnu Qayyim , dalam ‘Uddatu Ash Shabirin, menyatakan bahwa adapun menceritakan kepada orang lain tentang perihal keadaan, dengan maksud meminta bantuan petunjuknya atau pertolongan agar kesulitannya hilang , maka itu tidak merusak sikap sabar ; seperti orang sakit yang memberitahukannya kepda dokter tentang keluhannya, orang teraniaya yang bercerita kepada orang yang diharapkannya dapat membelanya, dan orang yang tertimpa musibah yang menceritakan musibahnya kepda orang yang diharapkannya dapat membantunya.
Sebagaimana Rasulullah saw ketika menjenguk orang sakit, beliau menanyakan tentang keadaanya dan beliau berkata, “ Bagaimana perasaaanmu ?”. Ini merupan bentuk pertanyaan menanyakan kabar tentang keadaanya “. 2.
Ibnu Hajar dalam Fathu Al Baari , menyatakan bahwa adapun pemberitahuan orang yang sakit kepada teman atau dokternya tentang penyakitnya, maka semua sepakat bahwa hal itu tidak menjadi masalah.
Dalam tempat lain, Ibnu Qoyyim dalam ‘Uddatu Ash-Shabirin, menyatakan jika orang yang sakit tetap memuji Allah SWT, kemudian ia memberitahukan tentang penyakitnya, itu bukanlah keluhan. Namun jika ia menceritakan tentang penyakitnya dengan menggerutu dan marah, maka itulah keluhan.
Allahu a’lam
Sumber :Abdullah bin ali Ju’aitsin, hikmah bagi orang sakit
Catatan :
1. Dikeluarkan oleh al-Hakim (1/349), dan Al-Baihaqi (3/375). Berkata Al-Hakim, ‘Sahih berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Dan mereka berdua tidak mengeluarkannya, dan disetujui oleh Az-Zahabi. Berkata Al-‘Iraqi dalam Takhriju al-Ihyaa’ (2/209),”Sanadnya bagus’. Berkata Al-albaani , ‘hadits shahih’ (Shahih Al- Jami’, hadits no.4301). Hadits ini diperkuat dengan hadits mursal ‘Athaa bin Yasar’ menurut Malik dalam Al Muwattha’ (II/940) dan berkata Al Albani ‘sanad shahih mursal’ (ash Shahihah,I/490).
2. ‘Uddatu Ash-Shabirin.
1. Dikeluarkan oleh al-Hakim (1/349), dan Al-Baihaqi (3/375). Berkata Al-Hakim, ‘Sahih berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Dan mereka berdua tidak mengeluarkannya, dan disetujui oleh Az-Zahabi. Berkata Al-‘Iraqi dalam Takhriju al-Ihyaa’ (2/209),”Sanadnya bagus’. Berkata Al-albaani , ‘hadits shahih’ (Shahih Al- Jami’, hadits no.4301). Hadits ini diperkuat dengan hadits mursal ‘Athaa bin Yasar’ menurut Malik dalam Al Muwattha’ (II/940) dan berkata Al Albani ‘sanad shahih mursal’ (ash Shahihah,I/490).
2. ‘Uddatu Ash-Shabirin.
1 komentar:
alhamdulillah...
Posting Komentar