Nikmat yang sungguh besar dari sebagian nikmat Allah kepada hamba-Nya adalah memberinya kemampuan untuk mensyukuri nikmat-Nya . Karena tidak mungkin seorang hamba dapat mensyukuri nikmat Allah, kecuali dengan nikmat-Nya juga.Dalam kondisi ini seorang hamba tidak lagi mempermasalahkan apakah dia mendapatkan musibah atau keberuntungan, semuanya dia anggap sebagai nikmat. Dan hamba tersebut , berkeyakinan bahwa tidak mungkin memuji dan bersyukur kepada Allah kecuali atas pertolongan dan karunia Allah jua.
Dalam Kitab Al-Syukr , karya Ibn Adi Dunya, dikatakan bahwa setiap nikmat mungkin dapat disyukuri, kecuali nikmat Allah. Karena setiap mensyukuri nikmat-Nya merupakan nikmat juga dari-Nya. Maka seorang hamba harus mensyukuri nikmat kedua untuk mensyukuri nikmat pertama. Demikian pula dengan mensyukuri nikmat ketiga, keempat dan seterusnya.
Betapa indahnya apa yang dikatakan Ibnul Qayyim, bahwa nikmat ada tiga
a. Nikmat yang iperoleh seorang hamba dan diketahuinya
b. Nikmat yang ditunggu dan diharapkan , dan
c. Nikmat yang ada tetapi tidak disadari.
Bersyukur mensyaratkan sebuah kesadaran tentang betapa luas rahmat Allah SWT bagi setiap hamba-Nya. Perlu perjuangan untuk memiliki pemahaman ini, masih banyak diantara kita belum / kurang pas menempatkan kalimat syukur. Lisan kita sering mengucapkan alhamdulillah, namun perbuatan kita masih jauh dari hakikat rasa syukur itu.
Kita masih diliputi kekhawatiran, marah , kecemasan, masih berkeluh kesah, menggerutu dan sebagainya.
Rasulullah bersabda, “ Siapa yang banyak memohon ampun kepada Allah, niscaya Allah akan membebaskan diri dari kedukaan, melapangkan diri dari berbagai kesempitan, dan memberikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka “ (Hr. Ahmad).
Tidak memikirkan kegagalan adalah dasar utama dalam meraih kesuksesan diri. Pupuklah keyakinan diri yang kuat, jangan sampai terguncang dengan gelombang keraguan. Keraguan yang berasa di dalam pikiran atau bawah sadar kita akan menghancurkan keuksesan.
Keyakinan diri untuk berhasil mencapai tujuan menjadi kunci yang penting.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) –Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. “, (Qs. Al-Talaq :3).
Ganjalan lainnya yang sering terjadi adalah hati dan lisan yang tidak seiring sejalan. Dalam berdoa , lisan kita selalu meminta A, tetapi hati kita condong pada B. Maka Allah akan lebih melihat apa yang ada dalam hatikita. Kita berdoa meminta keberlimpahan, ketika lisan berbicara, hati kita meragukan itu. Maka keraguan inilah yang didengar Allah. Allah lebih memperhatikan suara yang ada dalam lubuk hati kita. Salah satu adab berdoa adalah meyakini bahwa Allah pasti mengabulkan.
Nasihat sebagian ulama, untuk lebih memperkuat keyakinan dalam hati , maka kita harus bersih dari dosa dan maksiat. Hati yang bersih menjadi energi pendoronga bagi setiap doa yang terucap.
Sering kita mengalami, bahwa setelah berdoa , kita masih diliputi rasa cemas, takut dan gundah. Kekhawatiran doa tidak terkabul dsb. Kekhawatiran dan kecemasan inilah yang justru akan menetralisir doa-doa kita.
Bila kita telah menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah, mengapa mesti harus cemas?
Mengapa masih ada kecemasan , kegundahan ?
Bila masih ada, berarti kepasrahan kita belum sempurna. Kita masih belum yakin akan
kekuasaan dan kebesaran Allah. Keyakinan yang kurang sempurna inailah yang menghambat aliran keberlimpahan mengalir bebas pada diri kita.
Saudaraku , percayakan semua persoalan kita kepada Allah dan lihatlah keajaiban akan segera terjadi dalam hidup kita. Jangan percayakan persoalan anda kepada apapun dan siapapun , karena mereka hanyalah makhluk yang tidak memiliki daya upaya untuk menyelesaikan persoalan yang anda hadapi. Hanya kepada Allah-lah tempat kita bergantung.
Allah berfirman, yang artinya , “ Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu ; Jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu ? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang bertawakal. “, (Qs. Ali-‘Imran : 160).
Yakinlah, permasalahan apapun yang adan hadapi , akan beres dengan sendirinya dengan cara mendekat kepada-Nya. Berdoalah dan yakinlah , keajaiban akan terjadi pada diri kita.
Allahu a’lam.
Sumber : Abdullah Bin Shalih al-Fauzan, Kaifa Nakuuna Minasy Syaakiriin,Inilah rahasia bersyukur , Rusdin SR dan Ummu Alif.,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar