Kebanyakan , doa-doa yang dikabulkan oleh Allah adalah karena kondisi yang terdesak dari orangyang berdoa. Mereka berdoa kepada Allah dengan kebajikan yang pernah dilakukan, sehingga Allah membalasnya.
Dilain pihak, dalam keseharian kita selalu dihadapkan pada kejadian-kejadian baru atau peristiwa-peristiwa yang belum pernah terjadi. Kadang kita menginginkan sesuatu , namun yang didapatkan justru lain.
Saudaraku, doa merupakan cerminan akhlak seorang hamba kepada Tuhan-nya. Ia hadir karena hati merindukan pertolongan-Nya, kasih sayang-Nya dan ampunan-Nya. Saat seorang hamba meratap , “ Ya Allah…”. Sesungguhnya hamba tersbut memanggil Allah . Dengan menyadari hali ini, sesungguhnya seorang hamba sedang berdialog langsung dengan Allah, Raja yang menguasi alam semesta beserta isinya.
Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah Mahahidup dan Mahamulia, Dia malu membiarkan orang berdoa sambil mengangkat kedua tangan dan menutup keduanya dengan tanpa hasil ,” (Hr Tirmidzi).
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
- Ibadah, seperti firman Allah: “ Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim”. (Qs. Yunus: 106).
- Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: “Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.” (Qs. al Anbiya: 15).
- Panggilan atau seruan. Allah berfiman: “ Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang.” (Qs. ar- Rum: 52)
- Meminta pertolongan. Allah berfirman: “ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar “ . (Qs. al Baqarah: 23).
- Permohonan. Seperti firman Allah: “ Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (Qs. al Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy menyatakan bahwa : ‘Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah permintaan) dan do'a ibadah.’ (*2)
Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
1. Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
- a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala)
- b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
- c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang biasa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta kepada orang lain, yang untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
2. Do'a Ibadah maksudnya,semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
Keutamaan Berdo’a
Begitu juga yang dilakukan oleh Nabi Adam sebelumnya, jaga oleh Nabi Ibrahim,
Nabi Yunus, Nabi Musa dan Nabi Muhammad.
Syarat-Syarat Terkabulnya Do’a
Supaya do'a dikabulkan oleh Allah, maka ada beberapa syarat yang harus diper-hatikan sebelum berdo'a. Di antara syarat-syarat tersebut itu adalah:
- Harus ikhlas dan yakin bahwa hanya Allah yang bisa mengabulkan permahonan, dan meyakini bahwa tidak ada yang bisa memberi manfaat dan mencegah kemudharatan kecuali Allah semata. Allah berfirman: “ Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi, Apakah disamping Allah ada Tuhan-Tuhan (yang lain yang berbuat seperti itu?). Amat sedikitlah kamu mengingat-Nya.” (Qs. an Naml: 62).
- Ditujukan hanya kepada Allah semata. Allah berfirman: “ Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah/berdo'a kepada seorangpun di dalamnya di samping Allah” . (Qs. al Jin: 18). Dan sebagaimana pesan Rasulullah kepada lbnu Abbas dalam hadits panjangnya ,“ Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah dan jika engkau minta tolong, minta tolonglah kepada Allah.” (* 8)
- Bertawassul kepada Allah dengan salah satu tawassul yang di benarkan, yaitu:
a) Bertawassul dengan Asmaa al-Husna (nama-nama Allah yang mulia) dan sifat-sifat-Nya. Sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam firman-Nya: “ Hanva milik Allah Asmaa al-Husna, maka bermohonlah kepada- Nya dengan menyebut Asmaa al-Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut) namaNya, nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” . (Qs. al A'raf: 180). Contoh bertawassul dengan Asmaa al-Husna: Ya AI-Hayyu (Yang Maha Hidup), Ya Al-Qayyum (Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya), dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan, perbaikilah semua urusanku, janganlah Engkau memasrahkanku kepada diriku sendiri sekejap matapun. (*9)
b) Bertawassul Dengan Amal Shalih. Sebagaimana firman Allah Orang-orang yang berdo'a: "Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Kami telah heriman, maka ampunilah segala dosa Kand dan peliharalah Kami dari siksa neraka” . (Ali Imran: 16). Seperti yang dilakukan oleh "Penghuni Gua" yang diceritakan oleh Rasulullah Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khattab berkata: "Saya mendengar Rasulullah bercerita: “ (Di masa) sebelum kalian ada tiga orang sedang berjalan-jaian, kemudian mereka menemukan sebuah gua yang dapat digunakan untuk berteduh dan neereka pun masuk, tiba-tiba ada batu yang besar dari atas bukit menggelinding dan menutupi pinto gua. Sehingga mereka tidak bisa keluar, salah seorang di antara mereka berkata: "Sungguh tidak ada yang bisa menyelamat-kan kaiian dari bahaya ini kecuali kalian berdo'a kepada Allah dengan menyebut amal shalih yang pernah diperbuat" Akhirnya setiap orang menyebut amal shalihnya. Yang pertama (menyebutkan) perbuatan baiknya kepada orang tuanya. Yang kedua (menyebutkan keadaannya yang) meninggalkan maksiat (zina) karena tnkut kepada Allah, padahal sudah berada di antara dua kaki perempuan. Yang ketiga (menyebutkan) amanahnya, yaitu dia menyerahkan gaji pembantunya yang sudah lama pergi meninggalkannya.” (*10)
c) Tawassul dengan do'a orang shalih yang hadir dan masih hidup. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas yang artinya: Bahwa seorang Arab Badui mendatangi Nabi dan beliau sedang khotbah jum'at. Ia mengadukan kekeringan yang terjadi, dan minta untuk dido'akan supaya turun hujan. Rasulullahpun mendo'akannya. Beliau belum turun dari mimbar kecuali air hujan mengalir di jenggotnya. (*11)
d) Begitu juga yang dilakukan oleh para sahabat, mereka bertawassul dengan do'anya al Abbas. Juga tawassulnya Muawiyah dengan do'anya al Aswad bin Yazid at Jurasy. - Berdo'a dalam kebaikan bukan untuk dosa dan memutuskan silaturrahim. Rasulullah bersabda: “Do'a seorang hamba akan dikabulkan selama tidak berdo'a untuk dosa dan memutuskan kerabat.” (*12)
- Husnuzhan (berbaik sangka) kepada Allah bahwa Dia akan mengabulkan do'a kita, kalaupun tak dikabulkan itu karena hikmah yang Allah lebih mengetahuinya. Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: "Berdo'alah kepada Allah sambil kamu meyakini bahwa Allah akan nengabulkannya.” (*13)
- Menghadirkan hati dalam berdo'a Berta berusaha memahami makna dari do'anya. Karena Rasulullah bersabda: “ Ketahuilah sesungguhnya Allah tidak akan menerima do'a dari hati yang lalai.” (*14)
- Memperbaiki makanan dengan berusaha memakan yang halal. Allah berfirman: “ Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.” (Qs. al-Maidah: 27). Dan diriwayatkan oleh Abi Hurairah, Rasulullah bersabda: “ Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan Allah memerinintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana Dia memerintahkan kepada para Rasul”. Allah berfirman: “ "Hai para Rasul makanlah segala sesuatu yang baik, dan lakukanlah pekerjaan yang baik", Dia juga berfirman: “"Hai orang.orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik dari yang telah Kami rizkikan kepadamu." Kemudian Rasalullah menceritakan seseorang yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut masai dan penuh debu, dia menengadahkan tangannya ke langit gambit berdo'a: ‘Wahai Tuhan, wahai Tuhan’, sedangkan makanannya haram, minutnannya haram, pakaiannya dari yang haram dan perutnya di kenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin permohonannya dikabulkan. (*15)
- Sebaiknya berdo'a dengan do'a-do'a yang ada dalam al Qur'an.
- Menghindari I'tida' (melampaui batas) dalam berdo'a. (Bentuk-bentuk I'tida' ) Allah berfirman : “ Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (baik pada cara meminta dan apa yang diminta).” (al A'raf: 55).
Sumber : hndra Setiawan, Cara Nabi menghadapi kesulitan hidup. Nurul Mukhlisin Asyraf , http://www.vbaitullah.or.id , majalah As-Sunnah 07/IV/1421H hal 52 - 57.
Maraji’
1. Disarikan dari Kitab Ad-Du'a, Mafhumuhu Wa ahkamuhu, Oleh Syeikh. Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd.
2. Bada'iul Fawaid oleh Ibnul Qayyim.
3. Majmu Fatawa Syeikh Islam Ibnu Taimiyah.
4. Mu'jamul Bida' oleh Zaid bin Shabry bin Abi Ulfah.
Pustaka
1. Badai' al-Fawaid III/2, oleh Ibnu al Qayyim.
2. Al-Qawaidul Hasan li Tafsiril Qur'an, hal: 154, oleh Ibnu Sa'di.
3. HSR. Tirmidzi, no: 2969, kitab at Tafsir; Abu Daud, no: 1479, kitab Shalat, bab ddu'a; Ibnu Majah, no: 3828, kitab Do'a Fadluddua. Dan dishahihkan oleh Syeikh al Albani alam Kitab al Jami', no:3407.
4. HR. al-Bukhari dalam kitab al-Adab at Mufrad, no: 712, bab Fadluddua.
5. HR. at Tirmidzi no: 3373 dan Ibnu Majah no: 3827, pada kitab Do'a, bab Fadlu ad-do'a, dan dihasankan , Syeikh al Albani di Shahih Adab al Mufrad 512.
6. HR.Ibnu Hibban no: 1939, kitab Ad-Do'a, bab man Ajaza Fiddua dan dishahlhkan oleh Syeikh al Albani di Shahih al Jami': 1044.
7. HR. Ibnu Majah (90) bab al Qadr, Tirmidzi (139) bab La Yaruddul al Qadr, Iliad-do'a dan dihasankan oleh al-Albani di Shahih Jami': 7687.
8. HR. Tirmidzi (2511) Sifatil Qiyamah, dan disahkan oleh Syeikh al Albani di shahih al Jami' 7957.
9. HR. al-Hakim dan dia menshahihkan dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Lihat Shahih at Targib wat Tarhib 1/273.
10. hadits Bukhari no:3465, Ahadits aubiya, bab Hadits Al-Ghar; Muslim no:2743, bab Qissah Ashabul Ghar, Riyadussalihin bab Niyat hadits no: 13.
11. HR. al Bukhari, no:933, kitab al Jum'ah, bab Istisqa' _l Jum'ah dan Muslim no:898, kitab al Istisqa', bab Ad Do'a _l istisqa'.
12. HR. al Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no:655 dan Muslim no:2735, kitab Adz-Dzikr wad- Dua, bab Istihbaab Hamdullah Ba'da al-Akli wa as Syarb.
13. HR. at Tirmidzi no:3479, kitab ad-Daa'wat dan dihasankan oleh Syeikh al-Albani di dalam Shahih al Jami' no: 245.
14. HR. al Hakim 1/494, at-Thaharani kitab ad-Do'a dan dihasankan bleb Syeikh al-Albani di dalam Shahih al Jami' 245.
15. HR. Muslim no:1015, ktab Az-Zakat, bab Qabuulu as Sadaqath min Kasbin Tayyib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar